Tugas dan Wewenang PPATK

memperkirakan aktivitas normal serta profil calon nasabah sehingga dapat mengidentifikasi apakah transaksi yang dilakukan oleh nasabah merupakan transaksi yang normal atau tidak sesuai dengan profil nasabah. Di Indonesia kita memiliki PPATK sebagai financial intelligence unit yang administrative model yang merupakan lembaga independen yang bertanggung jawab kepada Presiden 79 Suatu financial intelligence unit biasanya melakukan beberapa tugas dan wewenang, yaitu tugas pengaturan sebagai regulator, melakukan kerjasama dalam rangka penegakan hukum, bekerjasama dengan sektor keuangan, menganalisis laporan yang masuk, melakukan pengamanan terhadap seluruh data dan aset yang ada, melakukan kerjasama internasional dan fungsi administrasi umum. Sebagai suatu financial intelligent unit PPATK juga melaksanakan fungsi yang demikian. . Model administratif ini lebih banyak berfungsi sebagai perantara antara masyarakat atau industri jasa keuangan dengan institusi penegak hukum. Laporan yang masuk dianalisis dahulu oleh lembaga ini kemudian dilaporkan institusi penegak hukum, yaitu Kepolisian dan Kejaksaan.

3. Tugas dan Wewenang PPATK

PPATK mempunyai tugas mencegah dan memberantas tindak pidana Pencucian Uang. 80 79 Undang-undang No 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, Pasal 18 Sejak diundangkannya Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, fungsi, tugas dan kewenangan PPATK diperluas. PPATK saat ini bertugas mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Kewenangan PPATK juga 80 Pasal 39 UU No. 8 Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara diperluas, antara lain dengan ditambahkan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi Keuangan yang terindikasi tindak pidana pencucian uang. Kewenangan PPATK diatur dalam pasal 39 sampai dengan Pasal 46 Undang-Undang 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang UU PP-TPPU, sedangkan fungsi PPATK diatur pada pasal Pasal 40 yang berbunyi sebagai berikut : 81 a. Pencegahan dan pemberantasan tidak pidana pencucian uang, b. Pengelolaan data dan informasi yang diperoleh PPATK, c. Pengawasan terhadap kepatuhan pihak pelapor. Dan, d. Analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang danatau tindak pidana lain. Selain itu, dalam melaksanakan fungsinya, PPATK mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh PPATK, b. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh Penyedia Jasa Keuangan, c. Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan, d. Memberikan bantuan dan nasihat kepada instansi yang berwenang tentang informasi yang diperoleh PPATK sesuai dengan ketentuan Undang-Undang 81 Andry Mahyar, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pusat Pelaporan Dan Nalisis Transaksi Keuangan PPATK Dalam Mencegah Dan Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang Money Laundering”, Medan, Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2011, Hal. 64. Universitas Sumatera Utara e. Membuat pedoman dan Publikasi kepada penyedia jasa keuangan tentang kewajibannya yang ditentukannya dalam undang-undang ini atau dengan peraturan perundang-undangan lainnya, dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan, f. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pencucian uang, g. Melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada kepolisian dan kejaksaan, h. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala 6 enam bulan sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa Keuangan, i. Memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan sepanjang pemberian informasi itu tidak bertentangan dengan undang-undang ini. 82 Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 Ayat 1 UU PP-TPPU tersebut, PPATK mempunyai wewenang sebagaimana yang diuraikan dibawah ini: 1. meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah danatau lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan informasi, termasuk dari instansi pemerintah danatau lembaga swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu; 82 Undang-Undang No. 25 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, Pasal 26 Universitas Sumatera Utara 2. menetapkan pedoman identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan; 3. mengoordinasikan upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang dengan instansi terkait; 4. memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang; 5. mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi dan forum internasional yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang; 6. menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan antipencucian uang; dan 7. menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. 2. Penyampaian data dan informasi oleh instansi pemerintah danatau lembaga swasta kepada PPATK sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaian data dan informasi oleh instansi pemerintah danatau lembaga swasta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a diatur dengan Peraturan Pemerintah. 83 Pasal 42 UU No. 8 Tahun 2010 menjelaskan dalam melaksanakan fungsi pengelolaan data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 angka 2, PPATK berwenang menyelenggarakan sistem informasi. 83 Andry Mahyar, Op. Cit., Hal. 65. Universitas Sumatera Utara Pasal 43 UU No. 8 Tahun 2010 mengatur kewenangan PPATK sebagai berikut : Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 angka 3, PPATK berwenang: 1. menetapkan ketentuan dan pedoman tata cara pelaporan bagi Pihak Pelapor; 2. menetapkan kategori Pengguna Jasa yang berpotensi melakukan tindak pidana pencucian uang; 3. melakukan audit kepatuhan atau audit khusus; 4. menyampaikan informasi dari hasil audit kepada lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Pihak Pelapor; 5. memberikan peringatan kepada Pihak Pelapor yang melanggar kewajiban pelaporan; 6. merekomendasikan kepada lembaga yang berwenang mencabut izin usaha Pihak Pelapor; dan 7. menetapkan ketentuan pelaksanaan prinsip mengenali Pengguna Jasa bagi Pihak Pelapor yang tidak memiliki Lembaga Pengawas dan Pengatur. Pasal 44 UU No. 8 Tahun 2010 mengatur kewenangan PPATK sebagai berikut : 1 Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 angka 4, PPATK dapat: 1. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor; 2. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait; Universitas Sumatera Utara 3. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK; 4. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan permintaan dari instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri; 5. meneruskan informasi danatau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri; 6. menerima laporan danatau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana pencucian uang; 7. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana pencucian uang; 8. merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik danatau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; 9. meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana; 10. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang; 11. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan 12. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik. Universitas Sumatera Utara 2 Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 angka 9 harus segera menindaklanjuti setelah menerima permintaan dari PPATK. Pasal 44 UU No. 8 Tahun 2010 menegaskan bahwa dalam melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam UU No. 8 Tahun 2010, terhadap PPATK tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan dan kode etik yang mengatur kerahasiaan. Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang memberikan perluasan terhadap fungsi dan kewenangan PPATK. 84 Perluasan peran dan kewenangan PPATK dalam Undang – Undang No 8 tahun 2010 dibanding Undang-Undang yang lama adalah merupakan langkah yang diambil untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian uang yang dapat mengancam stabilitas perekonomian dan integritas system keuangan. Pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang memerlukan landasan hukum yang kuat untuk menjamin kepastian hukum, efektifitas Perluasan kewenangan PPATK tersebut, antara lain adalah dengan ditambahkannya kewenangan PPATK untuk melakukan penghentian sementara transaksi keuangan yang mencurigakan selama 5 hari dan dapat diperpanjang selama 15 hari sebagaimana yang diuraikan pada Pasal 65 dan Pasal 66 Undang -Undang No 8 tahun 2010, disamping melakukan pemeriksaan terhadap laporan dan informasi transaksi keuangan yang terindikasi tindak pidana pencucian uang. 84 Adrian Sutedi, Op., Cit, hal 293. Universitas Sumatera Utara penegakan hukum, serta penelusuran dan pengambilan harta kekayaan hasil tindak pidana. 85 Pemeriksaan dan Penghentian Sementara Transaksi Secara umum pemeriksaan adalah proses perbandingan antara kondisi dan kriteria. Kondisi yang dimaksudkan disini adalah kenyataan yang ada atau keadaan sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Sedangkan kriteria adalah tolak ukur, yaitu hal yang seharusnya terjadi atau hal yang seharusnya melekat pada objek yang diperiksa. a. PPATK melakukan pemeriksaan Transaksi Keuangan Mencurigakan terkait adanya indikasi TPPU atau tindak pidana lain Pasal 64. b. Dalam hal ditemukan adanya indikasi TPPU atau tindak pidana lain, PPATK menyerahkan hasil analisis kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan Pasal 64. c. Penyidikan oleh penyidik berkoordinasi dengan PPATK. d. PPATK dapat meminta PJK menghentikan sementara seluruh atau sebagian transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana, rekening penampung harta kekayaan berasal dari tindak pidana, menggunakan dokumen palsu; e. Penyedia Jasa Keuangan membuat berita acara penghentian sementara; f. Paling lama 5 hari sejak pembuatan berita acara, PPATK dapat memperpanjang 15 hari kerja; 85 Ibid Universitas Sumatera Utara g. Apabila dalam waktu 20 hari tidak ada pihak yang mengajukan keberatan, PPATK menyerahkan penanganan kepada penyidik; h. Dalam hal pelaku Tindak Pidana tidak ditemukan dalam 30 hari penyidik dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan negeri untuk memutuskan harta kekayaan tersebut sebagai aset negaradikembalikan kepada yang berhak. 86

4. Peran PPATK sebagai Financial Inteligence Unit di Indonesia