Sistem Pelaporan dalam Mekanisme PPATK

2 Sumber keterangan dan laporan transaksi keuangan mencurigakan wajib dirahasiakan dalam persidangan di pengadilan. 3 PPATK, penyidik, penuntut umum atau hakim wajib merahasiakan identitas pelapor. 4 Pelapor dan saksi atas suatu tindak pidana pencucian uang wajib diberikan perlindungan khusus oleh negara. 5 Pelapor dan saksi tidak dapat dituntut baik secara pidana maupun perdata atas pelaporan atau kesaksian yang diberikannya. 117

L. Sistem Pelaporan dalam Mekanisme PPATK

Metode yang digunakan oleh para pencuci uang dapat dikatakan hampir tidak terbatas, sehingga kadang-kadang tidak mudah mengidentifikasikan transaksi keuangan mencurigakan. Dibutuhkan suatu Judgement atas dasar fakta- fakta yang kuat dan bukan hanya sekedar tidak adanya suatu informasi tertentu dari nasabah. Ketepatan judgement ditentukan oleh kelengkapan informasi nasabah dan transaksi yang dilakukan, pelatihan dan pengalaman dari karyawan dan atau pejabat PJK. 118 Pihak pelapor adalah setiap orang yang menurut UU PP-TPPU wajib menyampaikan laporan kepada PPATK, yaitu : 119 a. penyedia jasa keuangan: 1. bank; 117 N.H.T. Siahaan, Op., Cit, hal 58 118 Bismar Nasution, Op., Cit, hal 47 119 Pasal 17 ayat 1 UU PP-TPPU Universitas Sumatera Utara 2. perusahaan pembiayaan; 3. perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi; 4. dana pensiun lembaga keuangan; 5. perusahaan efek; 6. manajer investasi; 7. kustodian; 8. wali amanat; 9. perposan sebagai penyedia jasa giro; 10. pedagang valuta asing; 11. penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu; 12. penyelenggara e-money danatau e-wallet; 13. koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam; 14. pegadaian; 15. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau 16. penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang. b. penyedia barang danatau jasa lain: 1. perusahaan propertiagen properti; 2. pedagang kendaraan bermotor; 3. pedagang permata dan perhiasanlogam mulia; 4. pedagang barang seni dan antik; atau 5. balai lelang. Universitas Sumatera Utara Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 UU PP-TPPU huruf a wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi: a. Transaksi Keuangan Mencurigakan; b. Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1 satu hari kerja; danatau c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri . Penyampaian laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 huruf a dilakukan sesegera mungkin paling lama 3 tiga hari kerja setelah penyedia jasa keuangan mengetahui adanya unsur Transaksi Keuangan Mencurigakan. Penyampaian laporan Transaksi Keuangan Tunai dilakukan paling lama 14 empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal Transaksi dilakukan. Penyampaian laporan Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 huruf c dilakukan paling lama 14 empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal Transaksi dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan pokok yang harus diperhatikan oleh penyedia jasa keuangan untuk menganalisa suatu transaksi antara lain : 120 120 Pedoman Umum Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, http:www.bapepam.go.idoldragampedoman_pencucian_uang.pdf , hal 21. Universitas Sumatera Utara a. Apakah jumlah dan nominal dan frekuensi tramsaksi konsisten dengan kegiattan normal yang selama ini dilakukan oleh nasabah? b. Apakah transaksi yang dilakukan wajar dan sesuai dengan kegiatan usaha, aktifitas dan kebutuhan nasabah? c. Apakah pola yang dlakukan oleh nasabah tidak menyimpang dari pola transaksi umum untuk nasabah sejenis? d. Apakah transaksi yang dilakukan sifatnya internasional, apakah nasabah memiliki alasan yang kuat untuk menjalin usaha dengan pihak diluar negeri. e. Apakah nasabah melakukan transaksi dengan nasabah yang tergolong dalam nasabah beresiko tinggi high risk customer? PJK harus membuat pedoman intern sebagai acuan untuk mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan, karena timbulnya kecurigaan terhadap suatu transaksi sangat bergantung pada profil nasabah, bentuk layanan dan produk dari masing-masing PJK. Setiap PJK seyogyanya memantau kasus-kasus transaksi keuangan mencurigakan, karena dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan pengkinian ketentuan internal dan pedoman secara berkesinambungan. 121 Setiap PJK wajib memiliki program pendidikan dan pelatihan yang memadai dan berkesinambungan sehingga seluruh karyawan memahami: a. Ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. b. Prosedur dan kebijakan dalam rangka mencegah dan mendeteksi pencucian uang termasuk prinsip mengenal nasabah. 121 Ibid Universitas Sumatera Utara c. Cara mengindentifikasi transaksi keuangan mencurigakan, tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan yang Dilakukan Secara Tunai. Terdapat beberapa contoh yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan dan kondisi yang sering digunakan dalam rangka pencucian uang. Apabila tidak diperoleh penjelasan yang memuaskan maka transaksi-transaksi di bawah ini harus dipandang sebagai transaksi keuangan mencurigakan : 1. Setoran tunai yang cukup besar dalam satu transaksi atau kumpulan dari transaksi, khususnya apabila: a. Transaksi dari kegiatan usaha yang biasa dilakukan oleh nasabah tidak tunai tetapi dalam bentuk lain seperti cek, bank draft, letter of credit, bills of exchange atau instrumen lain. b. Setoran ke dalam suatu rekening semata-mata agar nasabah dapat melakukan transaksi bank draft, transfer atau instrumen pasar uang yang dapat diperjualbelikan. 2. Nasabah atau kuasanya berupaya menghindari untuk berhubungan secara langsung dengan PJK. 3. Penggunaan nominee accounts, trustee accounts dan client accounts yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan tidak konsisten dengan kegiatan usaha nasabah. 4. Penggunaan banyak rekening dengan alasan yang tidak jelas. Universitas Sumatera Utara 5. Penyetoran dalam nominal kecil dengan frekuensi yang cukup tinggi, dan kemudian dilakukan penarikan secara sekaligus. 6. Sering melakukan pemindahan dana antar rekening pada negarawilayah yang berbeda. 7. Adanya jumlah yang hampir sama antara dana yang ditarik dengan yang disetor secara tunai pada hari yang sama atau hari sebelumnya. 8. Penarikan dalam jumlah besar terhadap rekening yang tidak aktif. 9. Penarikan dalam jumlah besar terhadap rekening yang baru menerima dana yang tidak diduga dan tidak biasa dari luar negeri. 10. Nasabah yang memperlihatkan kehati-hatian yang berlebihan terutama terhadap kerahasiaan identitas atau kegiatan usahanya, atau nasabah yang menunda-nunda untuk memberikan informasi dan dokumen pendukung mengenai identitasnya. 11. Nasabah yang berasal dari atau yang mempunyai rekening di negara yang dikenal sebagai tempat pencucian uang atau negara yang kerahasiaan banknya sangat ketat. 12. Adanya transfer dana ke dalam suatu rekening dengan frekuensi yang sangat tinggi dan secara tiba-tiba padahal sebelumnya rekening tersebut tergolong tidak aktif. 13. Pembayaran atas pembelian saham yang dilakukan melalui transfer dari rekening atas nama pihak lain. Berdasarkan Undang-undang No. 15 Tahun 2002 setiap PJK wajib melaporkan transaksi keuangan mencurigakan kepada PPATK disertai dengan Universitas Sumatera Utara penjelasan dan alasan yang menyebabkan transaksi dicurigai, identitas pihak yang melakukan transaksi, serta keterangan atau keadaan yang melatarbelakangi dan menyebabkan transaksi tersebut dicurigai. PPATK akan mengeluarkan ketentuan mengenai bentuk, jenis dan tata cara penyampaian laporan transaksi keuangan mencurigakan suspicious transaction report akan ditetapkan kemudian oleh PPATK. 1. Setiap PJK wajib: a. Memiliki prosedur pelaporan yang jelas dan menjamin bahwa proses dari semua transaksi keuangan mencurigakan telah berjalan sesuai dengan prosedurnya dan ditangani oleh pejabat yang berwenang. b. Melakukan sosialisasi sehingga setiap karyawan mengetahui siapa pejabat yang berwenang menangani laporan transaksi keuangan mencurigakan. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPATK SEBAGAI FINANCIAL INTELIGENCE UNIT DALAM PEMBERANTASAN PRAKTIK PENCUCIAN UANG DALAM SISTEM PERBANKAN INDONESIA

C. Peran PPATK dalam Sistem Perbankan Indonesia