b Biaya langsung Biaya langsung pada PTPN IV kebun Bah Jambi yaitu:
1 Biaya tanaman Yang termasuk dalam kategori biaya tanaman adalah:
− gaji, tunjangan dan biaya sosial, − pemeliharaan tanaman menghasilkan,
− pemupukan, − panen,
− pengangkutan, 2 Biaya pengolahan
Biaya pengolahan pada PTPN IV kebun Bah Jambi terdiri dari:
− gaji tunjangan dan biaya sosial, − biaya pengolahan,
− biaya pemeliharaan mesin dan instalasi, − biaya pengepakan,
− asuransi pabrik,
3. Teknik dan Prosedur Perencanaan Minyak Kelapa Sawit
Dalam perencanaan jumlah produksi minyak kelapa sawit pada PTPN IV Kebun Bah Jambi dipengaruhi oleh tingkat kematangan tandan
buah segar TBS yang diproduksi atau dipanen dari tanaman kelapa sawit, sistem panen, disiplin, dan keterampilan pemanen dan jenis varietas
tanaman kelapa sawit. Tingkat kematangan buah TBS mempunyai
Universitas Sumatera Utara
standar tertentu. Setiap TBS yang akan diolah di pabrik terlebih dahulu disortir atau dipilih dan memisahkan TBS sesuai dengan tingkat
kematangannya. Berdasarkan pengamatan peneliti, PTPN IV kebun Bah Jambi
melakukan perencanaan persediaan dengan cara sebagai berikut: a. Perencanaan anggaran
PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi membuat perencanaan persediaan dengan menghitung produksi rata-rata per-
hektar berdasarkan umur pohon kelapa sawit dengan luas areal yang ada. Sementara produksi per-hektar dapat dilihat dari perencanaan
periode-periode sebelumnya. Untuk menentukan kuantitas produksi minyak kelapa sawit dilakukan dengan mengalikan anggaran produksi
kelapa sawit dengan rendemen yang telah ditetapkan. Contohnya untuk bulan Januari tahun 2010 perusahaan menetapkan anggaran
produksi kelapa sawit sebesar 8.000.000 kg. Rendemen yang ditetapkan sebesar 24,15. Maka anggaran produksi minyak sawit
untuk bulan Januari tahun 2010 adalah sebesar 1.932.000 kg. Adapun anggaran produksi minyak kelapa sawit pada PTPN IV
dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Anggaran Produksi Minyak Kelapa Sawit
Tahun 2010
Bulan Jumlah Produksi Minyak
Kelapa Sawit Kg
Januari 1.932.000
Februari 2.039.468
Maret 2.346.414
April 2.297.631
Mei 2.490.348
Juni 2.548.791
Juli 2.931.327
Agustus 3.040.002
September 2.752.134
Oktober 2.797.295
November 2.709.630
Desember 2.637.180
Jumlah 30.522.219
Sumber: PTPN IV Bah Jambi Dasar penentuan kuantitas rencana produksi minyak kelapa
sawit dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut: • pengaruh musim panen kelapa sawit yang pada umumnya
mengalami musim panen puncak pada bulan Agustus. • pengalaman perusahaan pada periode-periode sebelumnya.
Penyusunan anggaran sangat berguna untuk proses pengolahan minyak kelapa sawit nantinya. Proses pengolahan pada PTPN IV
kebun Bah Jambi dapat diuraikan sebagai berikut: a Proses penimbangan buah dan sortasi
1 timbang bruto truk berisi buah dan brondolan dan dibawa ke loading ramp,
2 sortir buah di loading ramp,
Universitas Sumatera Utara
3 timbang kembali untuk mendapatkan berat bruto brondolan dan netto TBS,
4 brondolan dibongkar pada kompartemen loading ramp yang khusus,
5 truk ditimbang untuk mendapatkan netto brondolan. b Proses pengisian lori dan pemindahan ke rebusan
1 buah yang telah disortir, dimasukkan kedalam kompartemen yang telah ditentukan untuk buah restan,
besar, dan kecil, 2 buah selanjutnya dimasukkan kedalam lori dan untuk
keperluan perebusan, diidentifikasikan sesuai klasifikasi restan, besar dan kecil,
3 rangkaian lori sesuai klasifikasi diatas, dipindahkan ke belakang rebusan melalui transfer carrier
dan diinformasikan kepada petugas rebusan,
c Proses perebusan 1 buah yang telah dipersiapkan dibelakang rebusan,
dimasukkan kedalam rebusan, 2 siklus perebusan 100 menit, tekanan puncak III 3 kgcm².
d Proses pemisahan buah dari tandan buah 1 lori buah yang telah masak ditarik kedepan penebah dan
diangkat oleh hoisting crane ke auto feeder dengan
Universitas Sumatera Utara
interval 5 menit. Pada kapasitas 60 tonjam dioperasikan 2 unit,
2 auto feeder secara berkelanjutan mengumpan buah kedalam threser yang berputar 23 RPM untuk pemisahan
buah dari tandan, 3 berondolan dibawa ke stasiun kempa dengan conveyor
dan elevator, 4 tandan kosong diproses ke bunch crusher untuk
pemisahan lanjut brondolan, 5 dari bunch crusher, tandan kosong dibawa ke hopper
tankos dengan scrapper, untuk selanjutnya dibawa ke afdeling sebagai suplemen unsur hara.
e Proses pengadukan dan pengempaan 1 brondolan masuk kedalam digester untuk proses
pelumatan guna memisahkan daging buah dan biji, 2 isian digester digeser 90 dari volume ketel secara
berkelanjutan dengan masa retensi sekitar 25 menit pada temperatur minimum 95°C.
3 secara berkelanjutan digester memberi umpan ke kempa untuk proses pemisahan daging buah dan minyak kasar.
f Proses pengolahan minyak kelapa sawit 1 minyak kasar dari kempa dialirkan ke sand trap untuk
proses pengendapan pasir,
Universitas Sumatera Utara
2 minyak kasar yang telah diendapkan, dialirkan ke vibro sieve separator untuk proses pemisahan non oil solid
lainnya, 3 minyak kasar dialirkan ke crude oil tank dan dipanaskan
minimum 95°C, dan selanjutnya dipompakan ke continuous setling tank,
4 minyak kasar diendapkan dalam CST dengan masa retensi 4 jam pada temperatur 95°C memisahkan minyak
dan sludge. 5 minyak dari CST dialirkan ke oil tank, dan sludge
dialirkan ke sludge tank, 6 temperatur minyak dalam oil tank dipertahankan 95°C,
selanjutnya diolah di oil purifier untuk pemisahan air dan minyak, dan akhirnya dipompakan ke tanki timbun
melalui vacum drier, 7 sludge diolah melalui sludge separator dimana minyak
dipompakan ke CST dan sludge ke fat pit. 8 produksi CPO selanjutnya dikirim sesuai instruksi
bagian pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
b. Perencanaan Mutu Dalam kegiatan pengolahan minyak kelapa sawit, PTPN IV
kebun Bah Jambi memiliki sasaran mutu pengolahan sebagai berikut: 1 kapasitas olah minimum 90 dari kapasitas terpasang PKS
operasi 2 line, 2 sortasi terhadap seluruh TBS yang masuk,
3 mutu dan losis produksi selama proses pengolahan antara lain:
− kadar air minyak sawit maksimal 0,15; − kadar kotoran minyak sawit maksimal 0,02;
− kadar air inti sawit maksimal 8,50; − kadar kotoran inti sawit maksimal 8,50;
− losis minyak sawit maksimal 1,50; − losis inti sawit maksimal 0,55;
− kenaikan ALB minyak sawit maksimal 0,50. 4 persentase rendemen minimum 100 sesuai RKAP,
5 meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta penekanan biaya olah maksimum 95 dari RKAP.
Universitas Sumatera Utara
Guna menghindari kadar mutu minyak sawit yang rendah, PTPN IV kebun Bah Jambi dalam proses pengolahan minyak kelapa
sawitnya menetapkan prosedur operasi sebagai berikut: 1 Proses Pengolahan di PKS
- Semua TBS yang bermalam diproses sampai habis kemudian dimulai proses TBS yang segar.
- Pada saat pengolahan TBS segar di mulai, pabrik harus terus mengolah sampai semua TBS segar habis terolah.
- Pada saat pengolahan TBS segar selesai, kemudian TBS yang bermalam dan berondolan diolah.
- contoh CPO diambil dan dianalisa setengah jam sekali. - CPO dipisahkan berdasarkan kandungan ALB. CPO
dengan ALB 5,0 dan 5,0 dipisahkan dengan tangki timbun yang berbeda.
- Minyak produksi setelah vacuum drier harus diambil contoh dan dianalisa kandungan ALB setiap setengah
jam sekali oleh petugas laboratorium. - Selama penyimpanan di tangki timbun, minyak tidak
harus dipanasi kecuali untuk pengiriman, karena pemanasan yang berlebihan mempercepat naiknya ALB
pada minyak. Bagaimana pun suhu dari minyak sejak penyimpanan harus tidak boleh dibiarkan dibawah 400 C
untuk mencegah pengentalanpembekuan.
Universitas Sumatera Utara
- Semua minyak dengan ALB yang rendah tidak boleh disimpan terlalu lama di pabrik atau instalasi
penimbunan di pelabuhan, harus dikirim secepat mungkin.
- Seluruh mesininstalasi pabrik, harus tetap dalam keadaan bersih.
- Didalam proses, kegiatan pengenceran dengan menggunakan air harus mengikuti stándar yang telah
ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar kadar air di dalam CPO dapat dicapai sesuai stándar. Demikian juga dengan
stándar operasi dari vacuum dryer. 2 Prosedur Laboratorium
- Contoh minyak diperiksa dalam jumlah kecil 1-2 gram untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat dan
mengurangi penggunaan bahan kimia. - Penggunaan alat “pipet berukuran” akan memudahkan
menganalisa ALB minyak. - Analisa ALB minyak hendaknya dilaksanakan ditempat
yang tidak jauh dari pengambilan contoh. - Asisten Pengolahan mengawasi analisa ALB dari minyak
produksi dan mengambil tindakan yang diperlukan secepatnya, jika ALB tinggilebih besar standar.
Universitas Sumatera Utara
- Laporan harian persediaan minyak dengan ALB yang rendah 5,0 dilaporkan ke kantor Pusat Medan
Bagian Pengolahan dan Pemasaran.
4. Teknik dan Prosedur Pengawasan Minyak Kelapa Sawit