B. Analisis dan Evaluasi
Melalui data-data dan keterangan yang telah diperoleh dari PTPN IV kebun Bah Jambi serta uraian teoritis dari bab-bab sebelumnya, maka peneliti
melakukan analisis perencanaan dan pengawasan persediaan minyak kelapa sawit pada PTPN IV kebun Bah Jambi. Adapun analisis yang menjadi fokus utama
terletak pada hal-hal sebagai berikut: 1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan menunjukkan suatu susunan pola hubungan antara bagian-bagian yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dalam perusahaan. Untuk dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab atasan terhadap
bawahan maka dibutuhkan struktur organisasi yang baik yang menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan, demikian juga sebaliknya. Pada
struktur organisasi di PTPN IV kebun Bah Jambi tergambar jelas pembagian tugas dan wewenang yang mengalir dari atas ke bawah yakni
dari manajer unit yang membawahi lima kepala dinas, yaitu kepala dinas tanaman rayon utara, kepala dinas tanaman rayon selatan, kepala dinas
pengolahan, kepala dinas teknik, dan kepala dinas tata usaha. Masing- masing kepala dinas membawahi asisten-asisten, demikian seterusnya
sampai pada petugas lapangan. Di dalam pelaksanaan operasi perusahaan, setiap bagian mempunyai tanggung jawab penuh atas pekerjaannya
masing-masing dan mengawasi pekerjaan bawahannya. Sehingga tidak memungkinkan satu orang menguasai kegiatan transaksi dari awal hingga
Universitas Sumatera Utara
akhir. Hal ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya manipulasi ataupun penyelewengan. Secara keseluruhan struktur organisasi disertai dengan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, dan menurut peneliti sudah baik.
2. Biaya-biaya yang Berhubungan dengan Persediaan Minyak Kelapa Sawit
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, persediaan pada PTPN IV kebun Bah Jambi dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu
persediaan bahan baku yang berupa tandan buah segar TBS dan persediaan bahan pembantu yaitu kayu api, minyak solar, pelumas, bahan-
bahan kimia, serta persediaan barang jadi berupa minyak kelapa sawit dan inti sawit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggolongan biaya yang diterapkan perusahaan tidak seperti dalam teori. Perusahaan melakukan
penggolongan biaya tersebut tidak menyajikan unsur-unsur biaya secara rinci sehingga ada unsur-unsur biaya yang tidak dapat diidentifikasi
dengan jelas. Uraian teoritis menyebutkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan-bahan menjadi barang
jadi yang terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan minyak kelapa sawit pada PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi
Universitas Sumatera Utara
dikelompokkan dalam biaya pengolahan. Adapun unsur-unsur biaya pengolahan dan jumlah biaya pengolahan PT Perkebunan Nusantara IV
Kebun Bah Jambi pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: - gaji, tunjangan dan biaya sosial staf pabrik
Rp. 1.025.634.559,- - gaji, tunjangan dan biaya sosial non staf
7.906.107.323,- - alat pengolahan dan seleksi
222.906.872,- - bahan kimiapelengkap lainnya
1.557.208.812,- - analisa
111.798.952,- - bahan bakarpelumas
1.557.062.413,- - penerangan dan air
1.094.040.649,- - kolam limbah
940.345.618,- - pemeliharaan bangunan pabrik
303.761.675,- - pemeliharaan mesin dan perlengkapan pabrik
9.875.113.656,- - Pengepakan
296.982.901,- - asuransi pabrik
130.850.603,- total biaya pengolahan
Rp 25.021.814.033,-
3. Teknik dan Prosedur Perencanaan Minyak Kelapa Sawit Proses perencanaan persediaan yang efektif dan efisien terjadi bila
biaya atas persediaan dapat ditekan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki pun digunakan secara efisien. Perencanaan persediaan bagi PTPN
IV kebun Bah Jambi sangat besar pengaruhnya terhadap kebijaksanaan
Universitas Sumatera Utara
mekanisme operasional perusahaan dalam mencapai efektivitas dan efisiensi usaha.
Perencanaan minyak kelapa sawit yang digunakan pada PTPN IV kebun Bah Jambi yaitu menggunakan metode anggaran. Melalui anggaran
inilah yang menjadi pedoman bagi perusahaan untuk memproduksi minyak kelapa sawit. Penetapan anggaran persediaan minyak kelapa sawit
dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut yaitu pengaruh musim panen kelapa sawit yang pada umumnya mengalami musim panen puncak
pada bulan Agustus dan juga berdasarkan pengalaman perusahaan pada periode-periode sebelumnya.
Perencanaan mutu produksi perusahaan pada dasarnya sudah tersusun baik. Hal ini dapat dilihat dari sasaran mutu pengolahan yang
ditetapkan perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit yang memiliki kualitas terbaik. Dari segi pengadaan sarana dan
prasarana pendukung yang dimiliki perusahaan juga sudah cukup baik khususnya dalam pemakaian dan pemeliharaan mesin produksi.
4. Teknik dan Prosedur Pengawasan Persediaan Minyak Kelapa Sawit Tujuan perusahaan akan dapat dicapai apabila sistem pengawasan
dilaksanakan secara tepat dan didukung oleh tenaga ahli yang terampil. Untuk memudahkan analisis dan evaluasi, peneliti akan mengelompokkan
teknik dan prosedur pengawasan persediaan minyak kelapa sawit kedalam beberapa sub pembahasan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Pengawasan Fisik Persediaan Pengawasan fisik persediaan minyak kelapa sawit pada PTPN
IV kebun Bah Jambi menurut peneliti sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya tangki timbun yang memiliki kapasitas yang
cukup dan dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang dapat melindungi persediaan minyak kelapa sawit dari masalah kebakaran.
Tangki timbun ini juga dilengkapi dengan instalasi pemanas untuk menjaga kondisi minyak kelapa sawit CPO jika berada dalam
temperatur yang rendah. Selain itu tangki timbun juga menggunakan meterwill untuk memudahkan perhitungan kandungan tangki timbun.
Hal lain yang dilakukan dalam pengawasan fisik persediaan yaitu adanya stock opname yang dilakukan pada setiap akhir bulan secara
rutin akan dapat menghindari kemungkinan penyelewengan terhadap persediaan minyak kelapa sawit.
b. Pengawasan Mutu Pengawasan mutu yang dilakukan perusahaan menurut peneliti
sudah cukup baik, dimana pengawasan persediaan dimulai dari pemanenan bahan baku, pengolahan hingga penyimpanan.
Pengawasan ini dilakukan berdasarkan sasaran mutu yang telah ditetapkan perusahaan.
Pengawasan mutu untuk minyak kelapa sawit yang telah diproduksi, dilakukan melalui pengujian secara sampel. Setiap jam
Universitas Sumatera Utara
selama pengolahan berlangsung, contohnya diambil dan kemudian dikumpulkan untuk dianalisa.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan perusahaan dalam melakukan analisa sampel yaitu sebagai berikut:
a Memonitor kandungan minyak didalam underflow clarifier Untuk memonitor kandungan minyak didalam underflow
clarifier dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Lokasi, dari ujung pipa sludge pada tangki klarifier.
- Jumlah dan frekuensi, 200 ml sludge diambil setiap 2 jam dari setiap tangki klarifikasi. Bilas tempat pengambilan
contoh dan botol plastik secara menyeluruh sebelum contoh diambil.
- Contoh yang diambil disimpan terpisah untuk setiap tangki klarifikasi.
- Pada akhir shift, contoh dari setiap tangki klarifikasi dikumpulkan menjadi contoh harian untuk masing-masing
shift. b Kandungan minyak di dalam sludge centrifuge
Analisa sampel ini dilakukan untuk memonitor hasil akhir dari kehilangan minyak. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
sebagai berikut: - Lokasi, keluaran sludge dari sludge centrifuge.
Universitas Sumatera Utara
- Jumlah dan frekuensi, 200 ml dari contoh sludge dari setiap sludge centrifuge setiap 2 jam. Bilas tempat pengambilan
contoh dan botol plastik sebelum contoh diambil. - Contoh diambil dan dipisahkan dari setiap sentrifuge.
- Pada akhir shift, contoh dari setiap tangki klarifikasi dikumpulkan menjadi contoh harian untuk masing-masing
shift. c Kadar kotoran dan air yang terkandung didalam minyak
sebelum dan sesudah purifier Adapun cara untuk menguji kadar kotoran dan air yang
terkandung didalam minyak sebelum dan sesudah purifier adalah: - Contoh diambil dan dipisahkan dari setiap purifier.
- Pada akhir shift, contoh dari setiap purifier dikumpulkan menjadi contoh harian untuk masing-masing shift.
d ALB, kadar air dan kotoran pada minyak produksi Pengambilan contoh dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Lokasi, setelah mesin vacuum drier. - Jumlah dan frekuensi, 200 ml contoh minyak diambil dari
masing-masing vacuum drier setiap 2 jam dan disimpan pada botol plastik bersih yang tertutup.
- Contoh diambil dan dipisahkan dari setiap vacuum drier.
Universitas Sumatera Utara
- Pada akhir shift, contoh dari setiap vacuum drier dikumpulkan menjadi contoh harian untuk masing-masing
shift. Setelah sampel diuji dan dianalisa maka hasil sampel akan
dibandingkan dengan standar mutu yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan adanya laboratorium yang dimiliki untuk
menganalisa hasil pengolahan, memungkinkan mutu minyak kelapa sawit CPO terjamin masih berada dalam standar yang ditetapkan.
Adanya tangki timbun yang anti karat juga tidak akan mengurangi mutu minyak kelapa sawit yang disimpan.
c. Pengawasan Anggaran Pengawasan anggaran yang dilakukan PT Perkebunan
Nusantara IV Kebun Bah Jambi terhadap produksi minyak kelapa sawit dilakukan dengan cara membandingkan anggaran dengan
realisasinya. Dalam hal ini peneliti melihat masih terdapat penyimpangan antara anggaran produksi minyak kelapa sawit
dengan realisasinya. Penyimpangan realisasi produksi minyak kelapa sawit dengan
anggarannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Selisih Anggaran dengan Realisasi Minyak Kelapa Sawit
Bulan Anggaran kg
Realisasi kg Selisih kg
Januari 1.932.000
1.542.450 389.550
Februari 2.039.468
1.647.187 392.281
Maret 2.346.414
2.388.990 42.576
April 2.297.631
2.352.953 55.322
Mei 2.490.348
2.294.465 195.883
Juni 2.548.791
2.854.115 305.324
Juli 2.931.327
3.123.939 192.612
Agustus 3.040.002
2.748.767 291.235
September 2.752.134
2.841.559 89.425
Oktober 2.797.295
2.649.173 148.122
November 2.709.630
2.755.552 45.922
Desember 2.637.180
2.548.446 88.734
Jumlah 30.522.220
29.747.596 774.624
Sumber: PTPN IV kebun Bah Jambi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi memproduksi minyak
kelapa sawit sebanyak 29.747.596 kg. Realisasi produksi minyak kelapa sawit ini masih berada dibawah anggaran yang telah
ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 30.522.220 kg. Selisih sebesar 774.624 kg atau 2,54 merupakan penyimpangan yang merugikan
unfavorable bagi perusahaan. Pada tahun 2010 PT Perkebunan
Universitas Sumatera Utara
Nusantara IV Kebun Bah Jambi menetapkan rendemen minyak kelapa sawit sebesar 24,15. Rendemen minyak kelapa sawit
merupakan persentase minyak kelapa sawit yang dihasilkan terhadap jumlah produksi kelapa sawitTBS yang diolah. Data yang diperoleh
menunjukkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi menghasilkan rendemen minyak kelapa sawit sebesar 24,24
untuk tahun 2010. Ini menunjukkan bahwa rendemen yang dihasilkan 0,09 diatas anggaran yang ditetapkan. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa penyimpangan produksi minyak kelapa sawit sebesar 774.624 kg disebabkan oleh kuantitas TBS yang dihasilkan
dibawah dari anggaran yang telah ditetapkan. Untuk tahun 2010 perusahaan hanya mampu memproduksi kelapa sawit untuk diolah
sebesar 122.699.120 kg, sementara anggaran yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 126.386.000 kg.
Penyebab tidak tercapainya jumlah produksi tandan buah segar TBS dikarenakan musim panen dan umur tanaman yang cenderung
berfluktuasi sepanjang tahun. Hal inilah yang menyebabkan anggaran produksi TBS yang ditetapkan tidak dapat terealisasi dan
berdampak terhadap jumlah minyak kelapa sawit yang dihasilkan. Sebagai perbandingan, pada tahun 2009 PT Perkebunan
Nusantara IV Kebun Bah Jambi memproduksi minyak kelapa sawit sebanyak 30.719.251 kg, dimana pada tahun tersebut anggaran
produksi minyak kelapa sawit yang ditetapkan yaitu sebesar
Universitas Sumatera Utara
30.440.000 kg. Ini menunjukkan pada tahun 2009 terjadi penyimpangan diatas anggaran favorable sebesar 279.251 kg. Dari
perbandingan data produksi tahun 2009 dan 2010 tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 produksi minyak kelapa sawit
cenderung menurun.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah peneliti memaparkan perencanaan dan pengawasan persediaan minyak kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Bah Jambi secara
teoritis pada bab II dan memberikan analisis serta evaluasi pada bab IV, maka pada bagian akhir skripsi ini penulis akan menarik kesimpulan dan memberikan
saran berdasarkan bab-bab sebelumnya.
A. Kesimpulan
1. Strukur organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi berbentuk garis yang terdiri dari karyawan pimpinan dan karyawan
pelaksana. 2. Perencanaan persediaan minyak kelapa sawit dilakukan melalui
perencanaan anggaran dan perencanaan mutu. 3. Anggaran produksi yang ditetapkan oleh PTPN IV kebun Bah Jambi sudah
cukup efektif, walaupun terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan unfavorable pada tahun 2010 antara anggaran produksi minyak kelapa
sawit dengan realisasinya sebesar 2,54 , namun jumlah tersebut tidak cukup material bagi perusahaan.
4. Pengawasan persediaan minyak kelapa sawit yang dilaksanakan PTPN IV kebun Bah Jambi adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara