Analisis nilai IC HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2 Hasil analisis peredaman radikal bebas oleh ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol dari Sargassum polycystum C. Agardh Jenis Ekstrak Konsentrasi Larutan Uji ppm Peredaman Ekstrak n-heksan 0 Blanko - 40 5,16 60 6,07 80 8,60 100 9,24 Ekstrak etil asetat 0 Blanko - 40 5,14 60 5,81 80 6,12 100 7,58 Ekstrak etanol 0 Blanko - 40 5,07 60 13,69 80 14,40 100 14,75 Pada Tabel 4.2 diatas terlihat bahwa semakin meningkat konsentrasi maka akan semakin meningkat aktivitas peredaman DPPH karena semakin banyak DPPH yang berpasangan dengan atom hidrogen dari ekstrak sehingga serapan DPPH menurun.

4.7 Analisis nilai IC

50 Inhibitory Concentration sampel uji Nilai IC 50 diperoleh berdasarkan persamaan regresi linier yang didapatkan dengan cara memplot konsentrasi larutan uji dan persen peredaman DPPH sebagai parameter aktivitas antioksidan, dimana konsentrasi larutan uji ppm sebagai absis dan nilai persen peredaman sebagai ordinat. Hasil persamaan regresi linier yang diperoleh untuk ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, ekstrak etanol dari Sargassum polycystum C. Agardh dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil persamaan regresi linier yang diperoleh dari ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol dari Sargassum polycystum C. Agardh. Larutan Uji persamaan regresi Ekstrak n-heksan Y = 0,0937X + 0,5668 Ekstrak etilasetat Y = 0,0712X+ 0,9428 Ekstrak etanol Y = 0,1635 X + 0,426 Hasil analisis nilai IC 50 yang diperoleh berdasarkan perhitungan persamaan regresi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Nilai IC 50 ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol dari Sargassum polycystum C. Agardh Sampel IC 50 ppm Ekstrak n-heksan 527,57 ppm Ekstrak etil asetat 689,01 ppm Ekstrak etanol 303,20 ppm Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat Sargassum polycystum C. Agardh memiliki aktivitas antioksidan yang paling lemah dibandingkan dengan ekstrak n-heksan dan ekstrak etanol, serta ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dibandingan vitamin C sebagai kontrol positif. Dalam hal ini vitamin C bertindak sebagai antioksidan kuat.Dimana nilai IC 50 dari Vitamin C adalah 26,16 ppm Tessa, 2011. Secara keseluruhan aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol dari Sargassum polycystum C. Agardh masih di bawah aktivitas antioksidan vitamin C, hal ini karena ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol dari Sargassum polycystum C. Agardh bukan merupakan senyawa murni, tetapi masih Universitas Sumatera Utara mengandung senyawa-senyawa lain yang kemungkinan tidak mempunyai aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan Sargassum polycystum C. Agardh ditentukan oleh adanya senyawa klorofil a dan c, triterpenoid, vitamin A, vitamin C, fukosantin dan beta karoten Aslan, 1991. Vitamin C pada Sargassum polycystum C. Agardh sudah mengalami kerusakan, selama proses pengolahan Sargassum polycystum C. Agardh sehingga mengurangi aktivitas antioksidan dari Sargassum polycystum C. Agardh. Vitamin C dalam keadaan kering cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, Vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara oksidasi terutama bila terkena panas. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil Almatsier, 2001. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia diperoleh kadar air 8,65, kadar sari yang larut dalam air 8,55, kadar sari yang larut dalam etanol 2,32, kadar abu total 8,42, dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,46 . 2. Hasil skrining fitokimia diperoleh bahwa rumput laut Sargassum polycystum C. Agardh mengandung senyawa kimia golongan steroidtriterpenoid. 3. Hasil pemeriksaan aktivitas antioksidan dengan menggunakan spektrofotometer Visibel pada panjang gelombang 516 nm diperoleh nilai IC 50 dari masing-masing ekstrak n-heksan, etilasetat, dan etanol sebesar 527,57 ppm, 689,01 ppm, dan 303,20 ppm.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan isolasi terhadap senyawa yang berkhasiat sebagai antioksidan pada masing-masing ekstrak. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum) Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica juncea L.) Organik

3 72 68

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana Etilasetat dan Etanol Dari Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.Agardh.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis

8 127 76

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksan Etilasetat dan Metanol Selada Air (Nasturtium officinale W.T.Aiton)

10 107 94

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.A. Agardh) Menggunakan Metode Betakaroten Asam Linoleat

8 85 103

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Biologi Ekstrak Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

3 63 76

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

7 53 83

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

2 28 83

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 14

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-heksan Etilasetat dan Etanol Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G.Price)

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian tumbuhan - Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.A. Agardh) Menggunakan Metode Betakaroten Asam Linoleat

0 0 12