Sistem Respirasi Pemeriksaan Fisik

cenderung untuk menghambat kerja jantung dengan menurunkan daya kontraksi dari otot jantung, kecepatan kontraksi, dan kecepatan konduksi impuls di dalam jantung. Setelah perubahan-perubahan itu, arus darah melalui arteri koroner berkurang. Rangsangan simpatis meningkatkan aktivitas jantung, kecepatan konduksi impuls, dan arus darah koroner Frandson 1992. Rangsangan parasimpatis memungkinkan jantung beristirahat lebih lama pada saat tubuh secara relatif tidak aktif. Namun stimulasi simpatis meningkatkan aktifitas jantung untuk mensuplai banyak darah untuk otot-otot bergaris lintang, hati, dan otak karena peningkatan aktifitas fisik atau ketika seekor hewan sedang mengalami stres Frandson 1992.

2.3.3. Sistem Respirasi

Pernafasan bertujuan untuk mempertahankan konsentrasi O 2 , CO 2 dan ion hidrogen dalam cairan tubuh, sehingga fungsi jaringan dapat terus berlangsung. Pengaturan fungsi pernafasan diperlukan untuk mempertahankan keadaan tersebut. Fungsi pernafasan diatur oleh medulla oblongata dan pons yang merupakan pusat pernafasan. Di dalam substansi retikularis medulla oblongata terdapat pengaturan inspirasi dan ekspirasi yang mengatur irama dasar pernafasan. Sedangkan pusat pneumotaksik dan pusat apneumotaksik yang mempengaruhi kecepatan dan irama pernafasan terdapat di dalam pons Frandson 1992. Pernafasan terjadi melalui dua proses, yakni pernafasan luar eksterna dan pernafasan dalam interna. Pernafasan luar merupakan absorbsi O 2 dan pembuangan CO 2 dari tubuh secara keseluruhan, sedangkan pernafasan dalam merupakan pertukaran gas antara sel-sel dan medium cair Frandson 1992. Udara atau gas yang masuk inspirasi dan udara yang keluar ekspirasi pada saluran pernafaan disebut juga volume tidal. Respiratory rate adalah jumlah inspirasi dan ekspirasi yang dilakukan dalam setiap menitnya. Volume tidal dan respiratory rate frekuensi pernafasan akan menghasilkan volume pernafasan per menit minute volume. Pernafasan yang lebih dangkal akan menurunkan volume tidal dan pernafasan yang dalam akan meningkatkan volume tidal Frandson 1992; Ganong 2002. Masuk dan keluarnya udara dari atmosfer ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh peristiwa mekanik pernafasan inspirasi dan ekspirasi. Pada masa inspirasi paru-paru akan mengembang, sedangkan pada masa ekspirasi paru- paru akan menguncup. Pernafasan dapat dilakukan dengan sengaja dan reflektoris spontan. Pernafasan spontan ditimbulkan oleh rangsangan yang ritmis neuromotoris yang menginervasi otot-otot pernafasan. Rangsangan ini secara keseluruhan tergantung kepada impuls-impuls syaraf otak. Pernafasan berhenti bila medulla spinalis dipotong melintang di atas nervus phrenicus Frandson 1992; Ganong 2002. Pernafasan yang dalam dan cepat disebabkan oleh stimulasi pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi pulmoner dan pertukaran gas melintasi membran respirasi. Hal ini diatur secara neurogenik dan humorokimia yang melibatkan input saraf kolateral dari korteks motor otak, umpan balik dari otot dan proprioreseptor persendian seperti pada waktu latihan fisik, dan faktor humorokimia dari CO 2 darah, dan konsentrasi ion H + Frandson 1992; Ganong 2002. Pernafasan terjadi secara pendek dan cepat bila hewan terkejut, takut atau kepanasan. Frekuensi pernafasan merupakan salah satu indikator yang tepat bagi status kesehatan hewan ternak. Frekuensi pernafasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran tubuh, umur hewan, aktifitas fisik, kegelisahan, suhu lingkungan, kebuntingan, adanya gangguan pada saluran pencernaan, kondisi kesehatan hewan, dan posisi hewan Kelly 1984. Pernafasan akan dipercepat bila hewan terkejut, setelah banyak bergerak atau dalam keadaan demam. Penyakit pada paru-paru, penyakit jantung, obstruksi pada jalan hawa sebelah atas dan keadaan dimana pernafasan menyebabkan kesakitan misalnya pleuritis, peritonitis dan pada anemia juga menyebabkan percepatan pernafasan. Sedangkan pernafasan yang diperlambat jarang terjadi. Pada beberapa penyakit otak, stenosis jalan hawa sebelah atas dan pada uremia kadang-kadang menyebabkan perlambatan pernafasan. Frekuensi nafas sapi dewasa normal adalah 10–30 kali per menit, sedangkan anak sapi dalam masa pertumbuhan memiliki frekuensi nafas normal 15–40 kali per menit Kelly 1984. Parameter yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan sistem pernafasan adalah kecepatan pernafasan inspirasimenit, tipe pernafasan, ritme atau irama dan dalamnya pernafasan intensitas Ganong 2002.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Hewan Percobaan yang dikelola Unit Pelayanan Teknis Hewan Laboratorium UPT Helab Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Juni hingga Oktober 2007. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Hewan Coba Hewan percobaan yang digunakan untuk penelitian ini adalah dua ekor induk sapi betina jenis Friesian Holstein FH pada periode awal kering kandang dan berada pada laktasi 2-3. Selama penelitian, induk sapi dipelihara dan dijaga status kesehatannya. Pakan diberikan dua kali sehari berupa hijauan, konsentrat, dan ampas tahu pada pagi dan sore hari serta pemberian air minum secara ad libitum . Sebelum diberi perlakuan, induk sapi diberi obat cacing dan multivitamin.

3.2.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah kapas, syringe, termometer, pengukur waktu, dan stetoskop. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah vaksin E. coli polivalen, immunomodulator, obat cacing, multivitamin, dan alkohol 70. 3.3. Desain Penelitian 3.3.1. Pemberian Vaksin Escherichia coli Pemberian vaksin dilakukan pada kedua ekor sapi. Vaksin yang diberikan adalah vaksin E. coli polivalen dengan kandungan sel bakteri enterotoksigenik E. coli K 99 , F 41 dan K 99 , F 41 serogroup O 9 , 101 , verotoksigenik E. coli serogroup O 157 , formalin 0.02 dan alhidrogel 1.5. Pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada 8, 6 dan 4 minggu sebelum induk sapi diperkirakan partus. Vaksinasi diberikan secara injeksi intra muskular dengan dosis 5 mlekor.