Kemudian dengan Akibat 1 pada Bab III, dengan bantuan Software Mathematica 6.0 Lampiran 4 dan Lampiran 5, dapat ditentukan nilai ekuilibrium
variabel-variabel sistem dinamik yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik
Variabel j = 1
j = 2 N
j
35.06 64.94
w
j
7.96 10
4
7.96 10
4
K
j
5.62 10
6
1.04 10
7
k
j
= s
j
7.45 10
4
2.07 10
5
c
j
9.10 10
4
1.11 10
5
F
j
3.99 10
6
7.39 10
6
y
j
9.55 10
4
1.24 10
5
U
j
3.33 10
4
3.33 10
4
r 0.21
0.21 Z
6.67 10
5
K 1.60 10
7
Dari Tabel 2 dapat dapat disimpulkan bahwa pada saat ekuilibrium, 35.06 penduduk memilih tinggal di daerah ke-1, 64.94 tinggal di daerah ke-2, tingkat
upah di daerah ke-1 sama dengan tingkat upah di daerah ke-2, total cadangan modal, tingkat produksi, pendapatan per kapita dan tingkat konsumsi daerah ke-1
lebih kecil dari pada daerah ke-2, hal ini menunjukkan bahwa walaupun daerah ke-1 lebih nyaman, namun karena tingkat kecenderungan mengkonsumsi
komoditasnya lebih tinggi tingkat kecenderungan meraih kekayaannya rendah, maka tingkat ekonominya dan jumlah penduduknya menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan daerah ke-2 yang tingkat kenyamanannya lebih rendah.
4.1 Efek Perubahan Tingkat Kecenderungan Mengkonsumsi Komoditas
Untuk melihat dampak yang terjadi apabila daerah ke-j mengurangi tingkat kecenderungannya untuk mengkonsumsi komoditas,
2
dan
1
masing-masing dikurangi 3.33, sedangkan parameter yang lain tetap seperti pada Tabel 1.
Persentase peningkatanpenurunan nilai variabel dihitung dengan prosedur berikut
1 10
10
100
j j
j j
x A
x A
x x
A 4.1
dengan
1 j
x A
adalah nilai ekuilibrium variabel
j
x
dengan paremeter
1
A dan
10 j
x A
adalah nilai ekuilibrium variabel
j
x
dengan paremeter
10
A . Persamaan 4.1 akan digunakan untuk mengevaluasi persentase dampak perubahan
parameter yang lain. Simbol
j
x digunakan untuk menyatakan bahwa parameter
j
x
ditingkatkan, sedangkan tanda
j
x digunakan untuk menyatakan bahwa
parameter
j
x
diturunkan. Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabel- variabel
sistem dinamik
akibat menurunnya
tingkat kecenderungan
mengkonsumsi komoditas disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Persentase perubahan nilai ekuilibrium variabel sistem dinamik akibat
perubahan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas
1 2
Perubahan variabel j = 1
j = 2 j = 1
j = 2 N
j
61.17 -33.03
-80.29 43.35
w
j
-15.54 -15.54
32.08 32.08
K
j
21.64 -49.46
-68.66 127.92
k
j
= s
j
-5.62 -9.59
27.77 29.09
c
j
-12.34 -9.58
27.77 22.59
F
j
36.13 -43.43
-73.97 89.33
y
j
-12.02 -9.59
27.77 23.24
U
j
-9.59 -9.59
27.77 27.77
r 11.91
-16.93 Z
-13.13 26.10
K -24.53
59.00
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa penurunan tingkat kecenderungan untuk mengkonsumsi komoditas di daerah ke-1 sebesar 3.33 menyebabkan naiknya
tingkat suku bunga sebesar 11.91, berpindahnya 33.03 penduduk daerah ke-2 menuju daerah ke-1, meningkatnya tingkat produksi daerah ke-1, berkurangnya
tingkat upah, pendapatan per kapita dan konsumsi kedua daerah pada saat ekuilibrium dicapai. Sebaliknya penurunan tingkat kecenderungan mengkonsumsi
komoditas di daerah ke-2 sebesar 3.33 menyebabkan berkurangnya tingkat suku bunga sebesar 16.93, peningkatan tingkat upah, pendapatan per kapita dan
konsumsi kedua daerah, berpindahnya 80.28 penduduk daerah ke-1 menuju daerah ke-2, meningkatnya tingkat produksi dan cadangan modal daerah ke-2
pada saat ekuilibrium. Grafik hubungan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas daerah
ke-j
j
dengan jumlah penduduk daerah ke-j N
j
, dan tingkat suku bunga r, disajikan masing-masing dalam Gambar 5 dan Gambar 6.
0.50 0.52
0.54 0.56
1 20
40 60
80 100
N1
0.35 0.36
0.37 0.38
0.39 2
20 40
60 80
N2
Gambar 5 Hubungan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas daerah ke-j
j
dengan jumlah penduduk daerah ke-j N
j
.
0.45 0.50
0.55 0.60
1 0.1
0.2 0.3
0.4 r
0.30 0.32
0.34 0.36
0.38 2
0.05 0.10
0.15 0.20
0.25 0.30
0.35 r
Gambar 6 Hubungan tingkat kecenderungan mengkonsumsi komoditas daerah ke-j
j
dengan suku bunga r. Dari Gambar 5 terlihat bahwa jumlah penduduk di setiap daerah berbanding
terbalik dengan tingkat kecenderungan daerah tersebut dalam mengkonsumsi komoditas. Gambar 6 menyatakan bahwa pengurangan kecenderungan
mengkonsumsi komoditas di daerah ke-1 akan menaikkan tingkat suku bunga, sebaliknya pengurangan kecenderungan mengkonsumsi komoditas di daerah ke-2
justru akan menurunkan tingkat suku bunga.
4.2 Efek Perubahan Tingkat Kenyamanan Daerah