perusahaan pelayanan publik listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain. Komponen terbesar dari indeks ini adalah industri manufaktur yang
diestimasi dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Komponen pelengkapnya adalah Capacity Utilization yang bertujuan untuk
menghitung tingkat penggunaan modal negara yang digunakan selama proses produksi Muthohharoh, 2010.
2.1.8 Jumlah Uang Beredar JUB
Definisi jumlah uang beredar dalam arti sempit narrow money adalah jumlah seluruh uang kartal yang dipegang anggota masyarakat dan
demand deposit yang dimiliki oleh perseorangan pada bank-bank umum
M
1
= kartal + DD. Sedangkan uang dalam arti luas broad money mengikut sertakan aset-aset lain yang dapat dengan mudah dikonversi
menjadi uang tunai, yaitu deposito berjangka M
2
= M
1
+ TD.
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Teori Pengharapan Rasional
Pada dekade 1950-an dan 1960-an, para ekonom memandang harapan hanya sebagai bentuk dari pengalaman masa lalu saja
pengharapan adaptif. Pengharapan adaptif adaptive expectations menyatakan bahwa perubahan harapan akan terjadi secara perlahan
sepanjang waktu seiring dengan perubahan data masa lalu Miskhin, 2008.
Seiring berjalannya waktu, pengharapan adaptif dianggap tidak sesuai lagi karena hanya menggunakan informasi dari data masa lalu pada
suatu variabel tertentu untuk membentuk harapan atas variabel tersebut. Oleh karena itu, John Muth mengembangkan teori pengharapan rasional
rational expectations. Teori pengharapan rasional menyatakan bahwa pengharapan akan sama dengan proyeksi yang optimal tebakan terbaik
mengenai masa depan dengan menggunakan semua informasi yang tersedia Miskhin, 2008.
Terdapat dua alasan mengapa pengharapan dapat menjadi tidak rasional. Pertama, untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan
membutuhkan banyak usaha atau biaya. Kedua, adanya kemungkinan informasi yang didapatkan tidak relevan dan akurat.
2.2.2 Hipotesis Pasar Efisien
Hipotesis pasar efisien efficient market hypothesis didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga dari sekuritas di pasar keuangan
sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia. Hipotesis pasar efisien menganggap pengharapan atas harga depan sama dengan proyeksi
optimal dengan menggunakan semua informasi yang tersedia. Berdasarkan hipotesis ini, harga saham mencerminkan semua
informasi yang tersedia secara publik dalam pasar yang efisien. Harga saham akan bereaksi terhadap pengumuman atau berita jika informasi
yang diumumkan tersebut baru dan tidak diperkirakan sebelumnya Miskhin, 2008.
2.2.3 Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang dapat dijelaskan dalam persamaan kuantitas sebagai berikut :
M x V = P x Y
2.5 dimana M merupakan kuantitas uang, V merupakan perputaran uang
pendapatan income velocity of money, P menyatakan harga satu unit output, dan Y menyatakan jumlah output.
Berdasarkan persamaan 2.5, teori kuantitas menunjukkan bahwa tingkat harga adalah proposional terhadap jumlah uang beredar. Karena
tingkat harga adalah persentase dalam tingkat harga, teori tingkat harga juga merupakan teori tingkat inflasi. Persamaan 2.5 ditulis dalam bentuk
persentase sebagai berikut : dalam M + dalam V = dalam P + dalam Y 2.6
Pertama, perubahan persentase dalam jumlah uang M berada di bawah pengawasan Bank Sentral. Kedua, perubahan persentase dalam
perputaran V mencerminkan pergeseran dalam permintaan uang ; diasumsikan bahwa perputaran adalah konstan, sehingga perubahan
persentase dalam perputaran adalah nol. Ketiga, perubahan persentase dalam tingkat harga P adalah tingkat inflasi. Keempat, perubahan
persentase dalam jumlah produksi Y bergantung pada pertumbuhan faktor- faktor produksi dan kemajuan teknologi, yang diasumsikan sudah baku.
Jadi, teori kuantitas uang menyatakan bahwa Bank Sentral, yang mengawasi jumlah uang beredar, memiliki kendali tertinggi atas tingkat
inflasi. Jika Bank Sentral mempertahankan jumlah uang beredar tetap stabil, tingkat harga akan stabil. Jika Bank Sentral meningkatkan jumlah
uang beredar dengan cepat, tingkat harga akan meningkat dengan cepat Mankiw, 2003. Hal ini sesuai dengan pendapat Milton Friedman yang
menyatakan bahwa inflasi selalu dan senantiasa merupakan fenomena moneter.
2.2.4 Teori Umum Pasar