jual-beli saham. Pasar sekunder ini terdiri atas bursa efek organized securities exchange
dan pasar melalui kaunter over the counter market . Pada bursa efek, kekuatan penawaran dan permintaan akan efek tertentu
dipertemukan. Semua transaksi yang dilakukan di lantai bursa atas dasar proses lelang, dengan tujuan untuk memenuhi semua pesanan pembelian
pada harga terendah dan memenuhi semua pesanan penjualan pada harga tertinggi, sehingga baik pembeli maupun penjual mendapat hasil sebaik
mungkin.
2.1.3 Bursa efek
Undang-Undang No. 8 Tahun 1998 menjelaskan bahwa bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak- pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Menurut
Putra 2009, bursa efek merupakan sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara
langsung atau melalui wakil-wakilnya.
2.1.4 Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Manfaat
yang dapat diperoleh dengan memiliki saham di sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :
1 Deviden, adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham,
2 Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya,
3 Manfaat non-financial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
Saham dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu saham biasa common stock dan preferen preferred stock. Saham biasa merupakan
saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perusahaan
memperoleh keuntungan. Saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau bagian kekayaan
perusahaan terlebih dahulu dibandingkan saham biasa jika perusahaan tersebut likuidasi, disamping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan
usulan pencalonan direksi atau komisaris Setiawan, 2004.
2.1.5 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan salah satu indikator pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Indeks ini
pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 Wikipedia, 2010. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG mencakup pergerakan harga
seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI.
Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan ini menggunakan formula perhitungan sebagai berikut :
IHSG = 100
× ×
d
N Q
P 2.1
dimana P adalah harga saham di pasar, Q adalah bobot saham atau jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI, N
d
adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia BEI Wikipedia, 2010. Nilai dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan
modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru,
HMETD right issue, partialcompany listing, waran dan obligasi konversi serta delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau
saham bonus, nilai dasar tidak disesuaikan karena nilai pasar tidak terpengaruh.
Formula perhitungan tersebut merupakan perhitungan sederhana. Di dalam perhitungan tersebut diasumsikan semua saham memiliki peran
yang sama dalam mempengaruhi pasar. Formula perhitungan IHSG yang lebih kompleks memasukkan unsur bobot timbangan. Besar kecilnya
pengaruh saham terhadap situasi pasar menjadi dasar pemberian bobot. Pengaruh ini ditentukan oleh besar kecilnya jumlah saham yang
didaftarkan di bursa efek Widoatmodjo, 2007.
Bila menggunakan jumlah saham yang beredar pada waktu dasar sebagai pembobotan, berarti menggunakan rumus umum yang
dikemukakan oleh Etienne Laspeyres. Rumus umum Laspeyres adalah : IHSG =
100 ×
× ×
o o
o t
K H
K H
2.2 dimana H
t
adalah harga saham pada waktu yang berlaku, H
o
adalah harga saham pada waktu dasar, dan K
o
adalah jumlah saham yang beredar pada waktu dasar.
Namun jika menggunakan jumlah saham yang diterbitkan pada waktu yang berlaku sebagai bobot, berarti menggunakan rumus umum
yang dikemukakan oleh Hermann Paasche. Rumus umum Paasche adalah : IHSG =
100 ×
× ×
t o
t t
K H
K H
2.3 dimana H
t
adalah harga saham pada waktu yang berlaku, H
o
adalah harga saham pada waktu dasar, dan K
t
adalah jumlah saham yang beredar pada waktu yang berlaku.
Irving Fisher dan Drobisch mencari jalan tengah dari kedua rumus umum ini. Irving Fisher mencari jalan tengah dengan mengalikan IHSG
menurut Laspeyres dengan IHSG menurut Paasche, kemudian diambil akarnya. Sementara itu, Drobisch menjumlahkan IHSG menurut Laspeyres
dengan IHSG menurut Paasche, kemudian dibagi dua Widoatmodjo, 2007.
2.1.6 Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB