Penelitian terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.3 Penelitian terdahulu

Berdasarkan perspektif teori pasar yang efesien, harga aset akan tergantung pada variabel makroekonomi suatu negara, dan pendapatan tak terduga tergantung pada perubahan dari variabel tersebut Mamoon, 2007. Ini berarti jika perubahan variabel makroekonomi dari waktu ke waktu tidak terlalu signifikan, maka harga saham tidak akan menunjukkan perilaku tidak menentu dan penyebab utama volatilitas harga saham adalah guncangan tak terduga yang mempengaruhi variabel makroekonomi suatu negara. Namun hal berbeda dinyatakan oleh Dhankar 1991. Ia berpendapat bahwa harga saham tidak menyesuaikan diri dengan perubahan variabel makroekonomi suatu negara seperti jumlah uang beredar, nilai tukar terhadap dollar, tingkat inflasi, suku bunga, dan produksi sektor manufaktur. Akan tetapi, Officer 1973 menemukan bahwa variabilitas return saham sangat tinggi selama Great Depression dari tahun 1929 hingga 1939. Hal ini didukung oleh penemuan Schwert 1988 bahwa ketidakstabilan pasar saham meningkat setelah terjadinya krisis keuangan yang besar. Berdasarkan penelitian Suyatno dan Dedi 1998, kebijakan moneter kecuali tingkat suku bunga hanya mempengaruhi harga saham dalam jangka pendek. Jadi, yang hanya mempunyai hubungan jangka panjang dengan harga saham hanyalah tingkat suku bunga, inflasi, dan kinerja ekspor. Secara keseluruhan, kinerja makroekonomi dapat tercermin pada harga saham dalam jangka panjang. Pengujian tentang hubungan dinamik juga pernah dilakukan oleh Ripley 1973 dengan menggunakan analisis faktor factor analysis, Panton et.al. 1976 dengan menggunakan analisis klaster cluster analysis, Dwyer dan Hafer 1988 menggunakan uji akar unit unit root tests, Eun dan Shim 1989 dengan vektor otoregresif vector autoregressive, dan Jeon dan Chiang 1991 dengan menggunakan pendekatan univariate dan multivariate. Semua studi tersebut menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu adanya trend stokastik jangka panjang antara variabel makroekonomi dan variabel pasar modal. Analisis hubungan jangka panjang antar pasar modal pernah dilakukan oleh Kasa 1992 dengan mengambil empat pasar modal besar dunia, yaitu pasar modal Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, dan Kanada. Kasa menyimpulkan bahwa terdapat pergerakan stokastik jangka panjang yang sama antar kelima pasar saham tersebut. Sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara perilaku variabel-variabel pasar modal antar kelima negara tersebut. Pendapat ini tidak disetujui oleh Arshanapalli dan Doukas 1993, yang menyatakan bahwa selain Indeks Nikkei, pasar saham Perancis, Jerman, dan Inggris tidak memiliki hubungan dengan pasar saham Amerika Serikat sebelum stock market crash pada Oktober 1997. Setelah periode waktu tersebut, Arshanapalli dan Doukas menyetujui pendapat Kasa. Mamoon 2007 mengambil studi kasus di Pakistan dalam periode tahun 1990-an menemukan bahwa terdapat volatilitas pada harga saham dan volume perdagangan saham di bursa saham Karachi serta ketidakpastian tiga variabel ekonomi, antara lain indeks harga perdagangan besar, indeks produksi sektor industri, dan jumlah uang beredar di Pakistan selama periode tersebut. Kelima variabel yang digunakan oleh Mamoon terbukti memiliki volatilitas yang kuat. Akhirnya, Mamoon menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sistematik antara volatilitas harga saham dengan volatilitas makroekonomi baik riil maupun nominal.

2.4 Kerangka Pemikiran