54
3. Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 4.
Mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja. 5.
Identifikasi tenaga kerja yang belum terdeteksi.penggunaan jasa asuransi untuk memindahkan risiko bahaya kerja.
6. Informasi dan pelatihan, meliputi orientasi bagi para pekerja yang baru
masuk, informasi regular dan pelatihan periodic bagi para pekerja yang lama, membuat simbol-simbol peringatan safety sign Keselamatan dan Kesehatan
Kerja K3, serta membuat dan memper jelas pelabelan suatu material maupun peralatan kerja.
Apabila cara pendekatan administratif tersebut dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan akan terhindar dari kerugian-kerugian yang
disebabkan oleh kecelakaan kerja atau dapat menurunkan angka kecelakaan kerja. Pengelolaan administratif yang baik pada perusahaan maka akan menjamin
ketersediaan peralatan maupun hal-hal yang diperlukan yang berhubungan dengan keselamatan pekerja.
2.1.7.5 Pendekatan Manajemen
Banyak kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manajemen yang tidak kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya pencegahan yang
dilakukan untuk menurunkan angka kecelakaan kerja pada industry atau perusahaan antara lain Ramli S, 2010:40:
1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3
pada perusahaan.
55
2. Mengembangkan organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 yang
efektif. 3.
Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3, khususnya untuk manajemen tingkat atas.
4. Memberikan pelatihan-pelatihan untuk karyawan atau tenaga kerja sebelum
diijinkan bekerja. 5.
Pemeriksaan kesehatan kepada tenaga kerja yang setidaknya dilakukan secara berkala.
6. Memberikan demonstrasi kepada karyawan tentang pentingnya pemakaian
Alat Pelindung Diri APD dan pentingnya keselamatan. 7.
Pelaksanaan housekeeping yang baik penatalaksanaan yang teratur dan baik. 8.
Pemberian sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturan-peraturan perusahaan.
Memberikan insentif kepada pekerja jika kecelakaan kerja dapat dikurangi sehingga dana yang dianggarkan oleh perusahaan untuk biaya dampak akibat
kecelakaan dapat dialihkan untuk kesejahteraan pekerja.
56
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.4. Kerangka Teori
Sumber:
1
Tulus Winarsunu, 2008;
2
Soehatman Ramli, 2010;
3
Ismet Somad, 2013;
4
Tarwaka, 2008;
5
Suma’mur, 2009;
6
Ridwan Harianto, 2010;
7
I Made B, 2009;
8
Notoatmojo S, 2007.
Unsafe condition
2
Unsafe action
4
Potensi Kecelakaan kerja
4
Faktor lingkungan: 1.
Lingkungan fisik
6
1.1 Pencahayaan
8
1.2 Kebisingan
6
1.3 Suhutemperatur
6
1.4 Getaran
5
1.5 Iklim
5
2. Lingkungan biologis
6
3. Lingkungan kimia
6
Faktor personal: 1.
Kemampuan kognitif
1
2. Status kesehatan
1
3. Pengalaman kerja
1
4. Karakteristik
kepribadian
1
Faktor manajemen: 1.
Disain peralatan
1
2. Standar dan prosedur
kerja
7
3. Penyediaan alat
pelindung diri APD
4
4. Beban kerja
5
Pengendalian kecelakaan kerja: 1.
Pendekatan energi
2
1.1 Pengendalian pada sumber
bahaya
2
1.2 Pengendalian pada jalan
energi
2
1.3 Pengendalian pada penerima
2
2. Pendekatan manusia
2
2.1 Prosedur kerja aman
2
2.2 Pengawasan dan inspeksi K3
2
2.3 Safety culture dengan ABg
sistem
3
3. Pendekatan teknis
2
4. Pendekatan administratif
2
5. Pendekatan manajemen
2
Kecelakaan kerja
4
Kerugian Langsung
direct costs: 1.
Biaya pengobatan dan kompensasi
2
2. Kerusakan sarana
produksi
2
3. Upah tenaga
kerja
1
Tidak langsung indirect costs:
1. Kerugian jam
kerja
2
2. Kerugian
produksi
2
3. Kerugian sosial
2
4. Biaya
penyelidikan
4
5. Citra dan
kepercayaan konsumen
2
Perbaikan Proses Kerja
4
Tidak dikendalikan Dikendalikan
Kecelakaan kerja menurun
4
Proses Kerja
4