4. Sifat Fisika
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan
adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak
ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air. Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk
anhydrous bebas air, atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat
mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat
diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 °C.
F. Aluminium
1. Deskripsi
Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik unsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98. Di dalam udara bebas
aluminium mudah teroksidasi membentuk lapisan tipis oksida Al
2
O
3
yang tahan terhadap korosi. Aluminium juga bersifat amfoter yaitu mampu
bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Anton, 1992.
Batas kritis kejenuhan Al di tanah masam Oksisol dan Ultisol bervariasi antar spesies yaitu 70 untuk padi, 55 untuk kacang uci, 29 untuk
jagung, 28 untuk kacang tanah, 15 untuk kedelai dan 5 untuk kacang hijau Arief, 1990. Pada gandum konsentrasi Al 50 ppm telah menghambat
pertumbuhan akar Rincon dan Gonzales, 1992, pada kedelai konsentrasi Al pada 8 ppm telah menghambat pertumbuhan akar kultivar rentan
Sapra et al., 1982.
2. Toksisitas Aluminium terhadap Tanaman
Gejala awal yang tampak pada tanaman yang keracunan Al adalah sistem perakaran yang tidak berkembang dengan baik Haynes dan Mokolobate,
2001., Zhang et al., 2007. Bentuk Al yang toksik bagi tanaman adalah Al
3+,
AlOH
2+
dan AlOH
2 +
. Beberapa penelitian menunjukkan terjadinya penghambatan pembelahan sel, perpanjangan sel yang menyebabkan
pertumbuhan akar tidak sempurna sehingga berakibat pada gangguan penyerapan hara Mossor-Pietraszewska, 2001.
Pengaruh Al terhadap permeabilitas membran akar dapat terlihat hanya dalam waktu beberapa menit atau beberapa jam setelah pemaparan Al. Hal
ini disebabkan karena kemampuan Al untuk mengikat gugus karboksil dan gugus fosfat pada dinding sel dan membran sel Gunse et al., 1997.
Pada konsentrasi mikromolar kation aluminium Al
3+
merupakan toksik bagi beberapa tanaman pada. Berbagai spesies tanaman telah mengembangkan
mekanisme yang memungkinkan untuk tumbuh pada tanah-tanah masam