epikotil. Batang kedelai tersebut bewarna ungu dan hijau Andrianto dan Indarto , 2004.
Pada tanaman kedelai dikenal dua tipe pertumbuhan batang yaitu determinit dan indeterminit. Batang pada tanaman kedelai ada yang bercabang dan ada
pula yang tidak bercabang, tergantung dari karakter varietas kedelai, tetapi umumnya cabang pada tanaman kedelai berjumlah antara 1
– 5 cabang Adisarwanto, 2008.
Gambar 1. Kecambah Kedelai
Sumber : Mukaramah, 2012
3. Daun
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan
dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga trifoliate leaves yang tumbuh setelah masa pertumbuhan. Daun kedelai hampir seluruhnya
trifoliat menjari tiga dan jarang sekali mempunyai empat atau lima jari daun. Bentuk daun kedelai bervariasi, yakni antara oval dan lanceolate,
tetapi untuk praktisnya di istilahkan dengan berdaun lebar broad leaf dan
berdaun sempit narrow leaf. Di Indonesia kedelai berdaun sempit lebih banyak di tanam oleh petani dibandingkan dengan kedelai berdaun lebar.
Keunggulan tanaman kedelai berdaun sempit adalah sinar matahari akan lebih mudah menerobos di antara kanopi daun sehingga memacu
pembentukan bunga Adisarwanto, 2008.
4. Bunga
Bunga kedelai termasuk sempurna karena pada setiap bunga memiliki alat reproduksi jantan dan betina. Penyerbukan bunga terjadi pada saat bunga
masih tertutup sehingga kemungkinan penyerbukan silang sangat kecil, yaitu hanya 0,1, warna bunga kedelai ada yang ungu dan putih. Bunga
pada tanaman kedelai muncultumbuh pada ketiak daun, yakni setelah buku kedua, tetapi terkadang bunga dapat pula terbentuk pada cabang tanaman
yang mempunyai daun. Potensi jumlah bunga yang terbentuk bervariasi, tergantung dari varietas kedelai, tetapi umumnya berkisar antara 40
– 200 bunga pertanaman. Hanya saja, umumnya di tengah masa pertumbuhannya,
tanaman kedelai kerap kali mengalami kerontokan bunga hal ini masih di kategorikan wajar bila kerontokan yang terjadi berada pada kisaran
20 – 40 Adisarwanto, 2008.
5. Polong
Buah atau polong kedelai berbentuk pipih dan lebar yang panjangnya 5 cm, warnah polong kedelai bervariasi, bergantung pada varietasnya. Ada yang
berwarnah cokelat muda, cokelat, cokelat kehitaman, putih dan kuning kecokelatan warna jerami. Disamping itu permukaan polong mempunyai
struktur bulu yang beragam, warna bulu polong juga bervariasi, bergantung pada varietasnya. Ada yang berwarna cokelat, abu
–abu, cokelat tua, cokelat kuning, dan putih. Polong kedelai bersusun bersegmen
–segmen yang berisi biji. Jumlah biji dalam polong bervariasi antara 1
–4 buah, bergantung pada panjang polong. Pada polong yang berukuran panjang, jumlah bijinya lebih
banyak jika dibandingkan dengan polong yang pendek Cahyono, 2007.
6. Biji
Bentuk biji kedelai tidak sama tergantung kultivar, ada yang berbentuk bulat, agak gepeng, atau bulat telur. Namun sebagian, besar biji kedelai
berbentuk bulat telur. Ukuran dan warna biji kedelai juga tidak sama, tetapi sebagian besar berwarna kuning dengan ukuran biji kedelai yang dapat
digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu biji kecil 10 g100 biji, berbiji sedang 10
–12gram100 biji, dan berbiji besar 13–18 gram100 biji Adisarwanto, 2008.
Biji kedelai berkeping dua terbungkus kulit biji testa. Embrio terletak
diantara keping biji. Pada kulit biji terdapat hilum pusar yang bewarna cokelat , hitam atau putih dan ujung pusar terdapat mikropil yang berupa
lubang kecil yang terbentuk pada saat pembentukan biji Lamina,1989.
Gambar 2. Struktur Benih Kedelai
Sumber : Ipan, 2013
C. Perkecambahan Biji
Biji kedelai yang kering akan berkecambah apabila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai termasuk dalam epigeous yaitu keping biji
muncul diatas tanah. Dua faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu faktor internal dari dalam dan faktor eksternal dari luar atau lingkungan.
Faktor internal meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, absorbansi
daya serap biji terhadap air, dan ada tidaknya zat penghambat. Faktor eksternal
meliputi suhu, oksigen, dan air. Setelah biji menyerap air imbibisi, biji membesar sehingga kulit biji pecah. Secara umum, proses
perkecambahan terjadi secara kimiawi. Dengan masuknya air ke dalam biji, enzim akan bekerja dengan aktif. Jika embrio terkena air, embrio menjadi
aktif dan melepaskan hormon giberelin. Hormon ini memacu aleuron untuk membuat mensintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan
antara lain: enzim amilase, maltase, dan enzim pemecah protein Purnobasuki, 2011.
D. Deskripsi Varietas
Berbagai benih varietas kedelai diberikan perlakuan pemuliaan
menggunakan tanaman tertua atau sumber plasma nutfah yang berasal dari Brazil dan Argentina. Varietas hasil pemuliaan yang dilepas salah satunya
adalah Anjasmoro. Varietas Anjasmoro merupakan varietas unggul berbiji besar yang sering digunakan Ginting, 2008.
Dilepas tahun : 22 Oktober 2001
SK Mentan : 537KptsTP.240102001
Nomor galur : Mansuria 395-49-4
Asal : Seleksi massa dari populasi galur murni Mansuria
Daya hasil : 2,03
–2,25 tha Warna hipokotil
: Ungu Warna bulu
:Putih Warna bunga
:Ungu Warna kulit biji
:Kuning Warna hilum
: Kuning kecoklatan Bentuk daun
:Oval Ukuran daun
: Lebar Tipe tumbuh
: Determinit Umur berbunga
:35,7 –39,4 hari
Umur polong masak : 82,5
–92,5 hari Tinggi tanaman
: 64 - 68 cm Ketahanan terhaap penyakit : Moderat terhadap karat daun
E. Asam Sitrat
1. Deskripsi
Asam sitrat merupakan salah satu jenis organik yang telah banyak digunakan dan terbentuk secara alami didalam buah-buahan seperti jeruk,
nanas, buah lainnya. Asam sitrat diproduksi dalam bentuk kristal dan memiliki kreteria yang tidak berwarna, berasa asam, tidak berbau dan lebih
cepat larut dalam air panas Winarno, 1997. Asam sitrat juga memiliki kemampuan menurunkan derajat keasaman pH.
Disamping itu, asam sitrat dapat ditemukan dengan mudah dipasaran dan memiliki harga yang murah. Berdasarkan hasil penelitian Tersiska et al.,
2006, senyawa asam sitrat dapat menghasilkan total antosianin yang lebih tinggi sebesar 27,7 mg100g dibandingkan dengan senyawa asam asetat
sebesar 26,4 mg100g dengan konsentrasi yang sama yaitu 0,75.
2. Struktur Kimia
Asam sitrat mempunyai rumus kimia C
6
H
8
O
7
. Nama IUPAC-nya adalah 2- hidroksi-1,2,3-propana tri karboksilat. Keasaman asam sitrat didapatkan dari
tiga gugus karboksil COOH yang melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan
dalam larutan penyangga buffer untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam dengan pengkelatan,
sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.
Gambar 3. Struktur kimia asam sitrat Sumber : Winarno, 1997
3. Sifat Kimia
Menurut Endarwati 2015, Asam sitrat memiliki sifat kimia sebagai berikut:
1. Mampu mengikat ion-ion logam sehingga dapat digunakan sebagai
pengawet dan penghilang kesadahan dalam air. 2.
Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil-COOH yang dapat melepas proton dalam larutan.
3. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau berupa
kristal monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekulnya.
4. Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan
bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat dalam air dingin.
5. Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk anhidrat
dengan pemanasan pada suhu 70-75°C. 6.
Jika dipanaskan di atas suhu 175°C akan terurai terdekomposisi dengan melepaskan karbon dioksidaCO2 dan airH2O.