Hubungan antara Ketersediaan Sarana dengan Keterlambatan Hubungan antara Dukungan Pimpinan dengan Keterlambatan

4.2.2.3 Hubungan antara Ketersediaan Sarana dengan Keterlambatan

Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi DBD Pengujian hubungan ketersediaan sarana dengan keterlambatan pelaksanaan penyelidikan epidemiologi DBD menggunakan uji chi square. Hasil uji dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Tabulasi Silang antara Ketersediaan Sarana dengan Keterlambatan Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi DBD Ketersediaan Sarana Keterlambataan Pelaksanaan PE DBD Jumlah p value Terlambat Tidak Terlambat n N N 1,000 Tidak lengkap 2 40,0 3 60,0 5 100,0 Lengkap 16 50,0 16 50,0 32 100,0 Jumlah 18 48,6 19 51,4 37 100,0 Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa puskesmas yang sarananya tidak lengkap yang terlambat dalam pelaksanaan PE DBD hanya 2 responden 40,0, sedangkan puskesmas yang sarananya lengkap yang tidak terlambat dalam pelaksanaan PE DBD sebanyak 16 responden 50,0. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji fisher’s dengan taraf kepercayaan 95, diperoleh p value=1,000 p value0,05, sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan sarana dengan keterlambatan pelaksanaan PE DBD.

4.2.2.4 Hubungan antara Dukungan Pimpinan dengan Keterlambatan

Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi DBD Pengujian hubungan dukungan pimpinan dengan keterlambatan pelaksanaan penyelidikan epidemiologi DBD menggunakan uji chi square. Hasil uji dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Tabulasi Silang antara Dukungan Pimpinan dengan Keterlambatan Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi DBD Dukungan Pimpinan Keterlambataan Pelaksanaan PE DBD Jumlah p value Terlambat Tidak Terlambat n N N 1,000 Tidak baik 1 50,0 1 50,0 2 100,0 Baik 17 48,6 18 51,4 35 100,0 Jumlah 18 48,6 13 51,4 37 100,0 Berdasarkan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki dukungan pimpinan yang tidak baik yang terlambat dalam pelaksanaan PE DBD hanya 1 responden 50,0, sedangkan responden yang memiliki dukungan pimpinan yang baik yang tidak terlambat dalam pelaksanaan PE DBD sebanyak 18 responden 51,4. . Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji fisher’s dengan taraf kepercayaan 95, diperoleh p value=1,000 p value0,05, sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan sarana dengan keterlambatan pelaksanaan PE DBD.

4.2.2.5 Hubungan antara Imbalan dengan Keterlambatan Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Kinerja Petugas Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kota Pematang Siantar Tahun 2013

2 58 153

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Kepadatan Jentik Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Antara Desa Endemis Dan Non Endemis Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2000

0 32 97

Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009

0 28 88

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan dan Ketepatan Waktu Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang Tahun 2013.

0 4 16

FUNGSI MANAJEMEN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG.

0 3 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

1 1 13

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keterlambatan Petugas Dalam Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) Puskesmas di Kota Semarang tahun 2010.

0 1 1

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KAB. JENEPONTO ipi165800

0 0 6