4.2.2.5 Hubungan antara Imbalan dengan Keterlambatan Pelaksanaan
Penyelidikan Epidemiologi DBD
Pengujian hubungan imbalan dengan keterlambatan pelaksanaan penyelidikan epidemiologi DBD menggunakan uji chi square. Hasil uji dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Imbalan dengan Keterlambatan Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi DBD
Imbalan Keterlambataan Pelaksanaan PE
DBD
Jumlah p value
CC RP
Terlambat Tidak Terlambat
n n
N 0,004
0,463 3,1
Kurang
15 71,4
6 28,6
21 100,0
Cukup
3 18,8
13 81,3
16 100,0
Jumlah 18
48,6 19
51,4 37
100,0
Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan memiliki imbalan yang kurang yang terlambat dalam pelaksanaan PE DBD sebanyak 15
responden 71,4, sedangkan responden yang mengatakan memiliki imbalan yang cukup yang tidak terlambat dalam pelaksanaan PE DBD sebanyak 13 responden
81,3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji
fisher’s dengan taraf kepercayaan 95, diperoleh p value=0,004 p value0,05 dengan Contingency
Coefficient CC sebesar 0,463, sehingga dapat diketahui bahwa antara imbalan dengan keterlambatan pelaksanaan PE DBD mempunyai tingkat keeratan hubungan yang cukup
kuat. Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Prevalensi RP didapatkan nilai RP sebesar 3,1 artinya petugas yang merasa imbalannya kurang mempunyai risiko 3,1 kali lebih
besar untuk terlambat dalam melaksanakan PE DBD daripada petugas yang merasa imbalannya cukup.
4.2.2.6 Hubungan antara Beban Kerja dengan Keterlambatan Pelaksanaan
Penyelidikan Epidemiologi DBD
Pengujian hubungan beban kerja dengan keterlambatan pelaksanaan penyelidikan epidemiologi DBD menggunakan uji chi square. Hasil uji dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.16 Tabulasi Silang Beban Kerja dengan Keterlambatan Pelaksanaan
Penyelidikan Epidemiologi DBD
Beban Kerja
Keterlambataan Pelaksanaan PE DBD
Jumlah p value
CC Terlambat
Tidak Terlambat
n n
N 0,003
0,455
Berat
18 62,1
11 37,9
29 100,0
Ringan 0,0
8 100,0
8 100,0
Jumlah 18
48,6 19
51,4 37
100,0
Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki beban kerja berat yang terlambat dalam pelaksanaan PE DBD sebanyak 18 responden 62,1,
sedangkan responden yang memiliki beban kerja ringan yang tidak terlambat dalam pelaksanaan PE DBD sebanyak 8 responden 100,0.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji fisher’s dengan taraf
kepercayaan 95, diperoleh p value=0,003 p value0,05 dengan Contingency Coefficient CC sebesar 0,455, sehingga dapat diketahui bahwa antara beban
kerja dengan keterlambatan pelaksanaan PE DBD mempunyai tingkat keeratan hubungan yang cukup kuat.
4.2.2.7 Hubungan antara Persepsi dengan Keterlambatan Pelaksanaan