Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan pada anggota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan organisasi
memperoleh, memelihara, dan mempekerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan
organisasi. Jika para anggota organisasi diliputi oleh rasa tidak puas atas imbalan yang diterimanya, dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat negatif.
Artinya jika ketidakpuasan tersebut tidak terselesaikan dengan baik merupakan hal yang wajar apabila para anggota organisasi menyatakan keinginan untuk
memperoleh imbalan yang bukan saja jumlahnya besar, tetapi juga lebih adil. Dikatakan wajar sebab ada kaitannya dengan berbagai segi kehidupan kekaryaan
para anggota organisasi seperti prestasi kerja Abdurrahmat, 2006.
2.1.4.6 Beban kerja
Agus berpendapat beban kerja merupakan kegiatan tambahan yaitu kegiatan yang bukan merupakan penjabaran fungsi tugas pokok dan kegiatan
organisasi, tetapi perlu dilaksanakan juga karena sebab-sebab tertentu Agus, 1992. Everly dan Girdano dalam Munandar 2001:45 menyatakan bahwa beban
kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja berpengaruh terhadap kinerja
seseorang dalam melakukan pekerjaaannya. Pekerja yang mempunyai beban kerja berlebih akan menurunkan kualitas hasil kerja dan memungkinkan adanya
inefisiensi waktu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja
kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas-
tugas terlalu banyak atau sedikit. Beban kerja kualitatif adalah jika pekerja merasa tidak mampu melaksanakan tugas atau tugas tidak menggunakan keterampilan
atau potensi dari pekerja Tulus Winarsunu, 2008: 84. Pierce 2001: 35 menyatakan beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan
kurang senangnya pekerja terhadap pekerjaannya hingga akhirnya berubah menjadi kelelahan kerja. Beban kerja juga berdampak terhadap fisik dan psikis
pekerja, sehingga mengganggu produktivitas kerja dan akhirnya akan berdampak buruk bagi kinerjanya. Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan oleh pekerja,
berarti semakin berat beban kerja yang disandangnya dan semakin tidak optimal hasil yang didapatkannya.
2.1.4.7 Persepsi
Menurut Robbins, persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi
lingkungan mereka. Menurut Miftah Thoha, persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya,
baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya
yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Persepsi membantu individu dalam memilih, mengatur,
menyimpan, dan menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti Ivancevich, et al, 2007: 116.
2.1.4.8 Sikap