61
a. Kelompok Sosial Keagamaan
Faktor kelompok sosial keagamaan mempengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan pemilu, khususnya hal pemilu legislatif
2009. Tokoh kelompok sosial dalam hal ini organisasai NU Nahdlatul Ulama secara tidak langsung mempengaruhi anggota atau warga NU
dalam setiap pengambilan keputusan pemilu. Seperti yang diungkapkan Fajari 30 tahun sebagai anggota
ranting NU Kelurahan Limbangan Wetan. Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 2 April 2009, informan menyatakan bahwa:
“Tokoh NU yaitu kiai, ustadz, ustdzah mempengaruhi perilaku politik untuk memilih partai atau calon legislatif dalam pemilu.
Dalam setiap kesempatan acara keagamaan tokoh NU menghimbau untuk memilih partai politik yang orang-orangnya
dari agama Islam dan memperhatikan wong cilik
” wawancara tanggal 2 April 2009.
Tokoh NU dalam hal ini kiai atau ustadz dalam setiap kesempatan kegiatan-kegiatan NU menghimbau untuk memilih partai politik yang
orang-orangnya atau kadernya Islam dan memperhatikan rakyat kecil. Partai dengan identitas partainya wong cilik adalah PDI Perjuangan.
Organisasi atau kelompok sosial keagamaan yaitu NU di Kecamatan Brebes mempunyai anak partai politik atau diartikan sebagai partai politik
yang lahir dari NU. NU mempunyai cara pandang terhadap politik, yang dimaksud cara pandang NU terhadap politik adalah bagaimana NU
menanggapi tentang politik yang ada dalam tubuh NU dengan lahirnya
62 partai-partai Islam basis NU. Seperti yang diungkapkan oleh sekretaris
MWC NU Roidin, S.Pdi. bahwa: “NU sudah kembali ke khittah, NU tidak boleh ikut berpolitik.
Warga NU bisa memilih partai politik darimanapun. Secara organisasi NU bersikap netral, secara struktural NU tidak boleh
mendukung salah satu partai jadi biarkan orang NU bekerja lewat partai, berarti orangnya yang ikut politik bukan NUnya. Jadi
organisasi NU murni organisasi keagamaan hanya individunya
yang mengarah kepada politik” wawancara pada tanggal 4 April 2011.
Cara pandang NU terhadap politik bahwa NU sudah kembali kepada khittah 1926 di Situbondo. Warga organisasi sosial NU yang secara struktural
tidak boleh ikut berpolitik. Organisasi sosial NU harus secara murni sebagai organisasi keagamaan tidak berpihak pada partai politik manapun.
b. Cara Pandang Masyarakat terhadap PDI Perjuangan