83 menurun. Selain itu, strategi PAC PDI Perjuangan dalam pendekatan
terhadap kelompok pemilih hanya kepada massa mengambang dan massa mantap. Sedangkan massa lawan tidak dilakukan pendekatan. Massa lawan
dalam hal ini merupakan masyarakat budaya NU yang menentukan pilihan kepada partai selain PDI Perjuangan. PDI Perjuangan melepaskan
masyarakat budaya NU yang mendukung partai lain, hal ini mengurangi dukungan masyarakat pada pemilu legislatif 2009.
2. Faktor-faktor yang Mendukung Pemenangan PDI Perjuangan dalam Pemilu Legislatif 2009 di Lingkungan Masyarakat Berbudaya NU
Masyarakat Islam di Kecamatan Brebes rata-rata berbudaya NU karena mengikuti ajaran NU yang diaplikasikan dalam tradisi-tridi NU.
Pandangan masayarakat umum, masyarakat yang mengikuti ajaran NU perilku memilihnya, memilih partai yang berasal dari NU. Dari data KPU pada
pemilu legislatif 2009, PKB memperoleh dukungan suara 5.869 di Kecamatan Brebes. PDI Perjuangan menempati kedudukan teratas dengan perolehan 2
kursi dan jumlah suara keselurahan untuk partai 15.554 suara di Kecamatan Brebes. Selain upaya yang dilakukan PAC PDI Perjuangan dalam meraih
kemenangan, tentu adanya faktor yang mendukung. Faktor-faktor yang mendukung kemenangan PDI Perjuangan sebagai berikut.
a. Kelompok Sosial Keagamaan
Kelompok sosial keagamaan yang ada di masyarakat Kecamatan Brebes didominasi oleh organisasi sosial keagamaan Nahdlatul Ulama.
84 Masyarakat Kecamatan Brebes menganut ajaran Islam NU, sesuai dengan
ciri masyarakat NU yaitu masyarakat yang sangat tunduk kepada kiai atau tokoh agama. Masyarakat Kecamatan Brebes adalah masyarakat yang
berbudaya NU. Oleh karena itu pada pemilu legislatif 2009, tokoh NU dalam setiap kesempatan menghimbau kaum nahdiyin untuk memilih
partai yang selalu memperhatikan rakyat kecil yakni PDI Perjuangan. Hal ini masyarakat budaya NU termasuk dalam budaya politik parokial
dimana Tokoh NU yaitu kiai atau ustadz secara tidak langsung mempengaruhi keputusan dalam hal politik untuk memilih PDI
Perjuangan, yang kemudian dipatuhi oleh semua masyarakat NU. Cara pandang NU terhadap politik sesuai dengan khittah 1926 di
Situbondo, warga organisasi sosial NU yang secara struktural tidak boleh ikut berpolitik, tetapi masyarakat NU yang tidak terikat oleh struktural
diperbolehkan mengikuti partai politik. Jika masyarakat NU yang secara organisatoris mencalonkan diri sebagai anggota legislatif maupun anggota
eksekutif maka harus mengundurkan diri dari jabatan di organisasi NU. Karena organisasi NU murni organisasi keagamaan bukan organisasi
politik. Seorang organisatoris NU tidak diperbolehkan merangkap menjadi anggota legislatif dan eksekutif, dikhawatirkan akan mencampuradukan
organisasi keagamaan dengan politiknya. Sebagai organisasi keagamaan, NU tidak terikat dengan salah satu organisasi politik, tetapi masyarakat
85 NU memperoleh kebebasan untuk ikuti dalam organisasi politik manapun,
sebagaimana masyarakat NU boleh masuk klub olahraga manapun.
b. Cara Pandang Masyarakat terhadap PDI Perjuangan
Faktor yang mendukung pemenangan PDI Perjuangan pada pemilu legislatif 2009 di lingkungan masyarakat berbudaya NU Kecamatan
Brebes, karena cara pandang masyarakat terhadap PDI Perjuangan. Masyarakat dengan budaya NU di Kecamatan Brebes lebih memilih partai
yang nasionalis yaitu PDI Perjuangan. Masyarakat berpandangan bahwa negara Indonesia berlandaskan Pancasila, masyarakat masih mengenang
Bung Karno dengan identik gambar banteng gepeng ora gepeng tetep banteng dan menganggap PDI Perjuangan akan meneruskan perjuangan
Bung Karno, PDI Perjuangan dapat menerima masyarakat dari golongan manapun, kurangnya kepercayaan terhadap partai Islam yang lahir dari NU
karena elit politik NU hanya sibuk memikirkan kekuasaan dan berseteru sendiri sesama saudara. PDI Perjuangan mempunyai beberapa asas
diantaranya yaitu berlandaskan Pancasila. Hal ini sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia.
Pandangan masyarakat berbudaya NU di Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes, PDI Perjuangan dianggap dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Cara PDI Perjuangan menyelesaikan masalah di masyarakat budaya NU ini beragam
kegiatan dan bentuknya. Selain itu, masyarakat budaya NU menganggap
86 dari partai berbasis Islam kurang memperhatikan masyarakat setempat dan
partai Islam yang lahir dari NU menimbulkan kebimbangan masyarakat karena terpecah belah menuruti ideologi masing-masing elit politik NU.
Hampir tidak ada di antara konflik-konflik antar sesama tokoh NU yang bisa diselesaikan dengan happy ending. Konflik Gus Dur vs Alwi Shihab
dan Chairul Anam melahirkan sebuah parpol baru yakni Partai Kebangkitan Nasional Ulama PKNU yang dikomandani oleh Cak Anam,
dkk. Politisi NU mudah konflik dan mudah pecah. Kecewa sedikit mereka lalu mendirikan partai baru.
c. Figur Calon Legislatif 2009