62 partai-partai Islam basis NU. Seperti yang diungkapkan oleh sekretaris
MWC NU Roidin, S.Pdi. bahwa: “NU sudah kembali ke khittah, NU tidak boleh ikut berpolitik.
Warga NU bisa memilih partai politik darimanapun. Secara organisasi NU bersikap netral, secara struktural NU tidak boleh
mendukung salah satu partai jadi biarkan orang NU bekerja lewat partai, berarti orangnya yang ikut politik bukan NUnya. Jadi
organisasi NU murni organisasi keagamaan hanya individunya
yang mengarah kepada politik” wawancara pada tanggal 4 April 2011.
Cara pandang NU terhadap politik bahwa NU sudah kembali kepada khittah 1926 di Situbondo. Warga organisasi sosial NU yang secara struktural
tidak boleh ikut berpolitik. Organisasi sosial NU harus secara murni sebagai organisasi keagamaan tidak berpihak pada partai politik manapun.
b. Cara Pandang Masyarakat terhadap PDI Perjuangan
PDI Perjuangan memperoleh 2 kursi pada pemilu legislatif 2009 di lingkungan masyarakat berbudaya NU Kecamatan Brebes yang dipengaruhi
oleh cara pandang masyarakat terhadap partai politik. Seperti yang diungkapkan Tafsir 47 tahun sebagai warga NU non struktural bahwa:
“Saya lebih memilih partai yang nasionalis karena Indonesia berasaskan Pancasila bukan basis agama saja dan saya sangat
mengagumi Pak Karno. Masyarakat sini itu pokonya gepeng ora gepeng tetep banteng
” wawancara tanggal 3 April 2011. Selain Tafsir, Jamaludin, S.Pdi. 34 tahun ketua ranting NU desa
Kaligangsa menyatakan bahwa: “Secara garis besar memang realitanya kembali pada nasionalis,
walapun kadang orang gembar-gemborkan orang pengin secara agamis paling tidak karena di partai nasionalis banyak orang yang agama,
63 tidak menggunakan embe-embel agama tapi dengan bahasa nasionalis
menampung aspirasi darimanapun. Masyarakat bawah pun bisa ditampung semua seperti PDI Perjuangan partainya wong cilik. Partai
yang lahir dari NU yaitu PKB sekarang sudah bentrok sendiri. Ada pembentukan partai lagi, jadi buat apa memilih partai yang ribut
sen
diri” wawancara 4 April 2011. Masyarakat
berbudaya NU
di Kecamatan
Brebes lebih
mengedepankan partai nasionalis yaitu PDI Perjuangan dari pada partai basis agamis. Masyarakat memilih partai basis nasionalis karena Indonesia
berlandaskan Pancasila bukan agama, masyarakat masih mengenang Bung Karno, partai nasionalis dipandang dapat menerima masyarakat dari golongan
manapun, dan partai yang lahir dari NU sudah dipandang buruk. Partai nasionalis yaitu PDI Perjuangan dipandang oleh masyarakat
Kecamatan Brebes dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat setempat. Cara PDI Perjuangan menyelesaikan
masalah di masyarakat beragam kegiatan dan bentuknya. Seperti yang diungkapkan oleh ketua PAC PDI Perjuangan bahwa kader-kader PDI
Perjuangan mengadakan bakti sosial di lingkungan masyarakat berbudaya NU dan peneliti melakukan wawancara kepada warga NU yaitu Suwanto, S.Ag.
45 tahun, beliau mengatakan bahwa: “Membantu masalah secara pribadi tidak, tapi secara umum ya, PDI
Perjuangan membantu sumbangan masjid 5 juta, madrasah 5 juta di desa Wangan Dalem. Jujur saja, dari calon partai Islam kurang
memperhatikan masalah-masalah yang ada disekitar. Wong diundang un
tuk diminta bantuan saja tidak mau datang” wawancara tanggal 5 April 2011.
64 Cara penyelesaian masalah oleh PDI Perjuangan seperti yang
diungkapkan oleh Siti Kapsah 40 tahun sebagai warga NU secara non struktural yaitu:
“Bantuan yang dilakukan kader PDI Perjuangan baru-baru ini ya, sumbangan masjid dekat rumah saya. Terus waktu ada acara maulid
nabi S.A.W PDI Perjuangan menyediakan diesel. Saya tahu karena kebetulan saya ikut dalam panitia acara maulid nabi S.A.W
” wawancara tanggal 3 April 2011.
PDI Perjuangan banyak memberikan penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Penyelesaian masalah yang dilakukan oleh
PDI Perjuanagn merupakan bagian dari pada bakti sosial partai, seperti sumbangan masjid, madrasah, dan lain-lain.
c. Figur Calon Legislatif 2009