6.85 Nilai Kondisi Ternak NKT

Tabel 9 Bobot tubuh, pertambahan bobot tubuh, konsumsi bahan kering dan efisiensi produksi susu, dan nilai kondisi ternak sapi yang diinjeksi bST dan ditambah konsentrat selama 84 hari 12 minggu pengamatan bST Kontrol K o Harian K 1 14 Harian K 14 P F Peubah P 1 P 2 P 1 P 2 P 1 P 2 bST Pkn Int Bobot tubuh awal kg 462,5 ± 71,59 457,8 ± 31,38 440,5 ± 39,08 448,5 ± 59,27 430,0 ± 33,66 448,0 ± 63,00 ns ns - Bobot tubuh akhir kg 475 ± 77, 27 447 ± 18,96 462 ± 46,28 434 ± 39,20 446 ± 40,04 494,7 ± 59,48 ns ns - Pertambahan bobot tubuh kg + 12,25 ± 7.80 -10,75 ± 18.96 +21,75 ± 17.42 -15 ± 30.80 +16 ± 6.97 +36 ± 6.36 ns ns Rataan bobot tubuh kg 469,33 ± 68,12 455,67± 29,90 456,42 ± 49,33 435,25 ± 43,48 447,17 ± 37,88 491,22 ± 50,77 ns ns - Konsumsi bahan kering kg 17,80 a ± 0,09 19,72 b ± 0,03 17,81 a ± 0,07 19,94 b ± 0,39 17,86 a ± 0,03 19,71 b ± 0,01 ns - Efisiensi produksi susu 15,60 ± 3,03 14,31 ± 1,06 17,35 ± 1,82 15,36 ± 3,86 17,96 ± 5,27 12,08 ± 2,91 ns ns - Nilai kondisi ternak 2,71 ± 0,20 2,65 ± 0,14 2,75 ± 0,20 2,69 ± 0,12 2,60 ± 0,20 2,94 ± 0,19 ns ns - Keterangan: tanda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5. ns : tidak berbeda nyata. P 1 adalah pakan standar yang biasa diberikan di BPPTP Cikole. P 2 adalah pakan standar ditambah 25 konsentrat 2 kg konsentrat yang digunakan pada pakan standar 59 Pada level pakan Balai, sapi kontrol dan sapi yang mendapat injeksi bST harian menunjukkan peningkatan bobot tubuh, sedangkan pada sapi yang mendapat injeksi bST selang 14 hari terjadi penurunan bobot tubuh. Pada level pakan Balai ditambah 25 konsentrat, sapi kontrol dan sapi yang mendapat injeksi bST harian mengalami penurunan bobot tubuh, sedangkan pada sapi yang mendapat injeksi selang 14 hari terjadi peningkatan bobot tubuh . Penambahan konsentrat sebesar 25 pada pakan Balai nyata menyebabkan peningkatan konsumsi bahan kering antarkombinasi perlakuan. Rataan konsumsi bahan kering sapi yang mendapat pakan Balai ditambah 25 konsentrat adalah sebesar 19,73 kg, sedangkan sapi yang mendapat pakan Balai saja adalah sebesar 17,82 kg. Terdapat selisih konsumsi bahan kering sebesar 1,97 kg 11,05. Injeksi bST tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Rataan konsumsi bahan kering pakan Balai, pakan Balai ditambah 25 konsentrat dan perlakuan kontrol, injeksi bST harian, dan injeksi bST selang 14 hari secara berturut-turut adalah 17,83; 19,80 dan 18,76; 18,88; 18,79 kg disajikan dalam Gambar 26. K K 1 K 14 P 1 P 2 a b K P 1 K P 2 c K 1 P 1 K 1 P 2 K 14 P 1 K 14 P 2

16.5 17.0

17.5 18.0

18.5 19.0

19.5 20.0

Kons ums i Bah a n Kerin g k g Gambar 26 Rataan konsumsi bahan kering efek utama pakan a, bST b, dan kombinasi perlakuan c, selama 84 hari 12 minggu pengamatan. Injeksi bST harian dan selang 14 hari atau pakan ternyata tidak berpengaruh pada efisiensi produksi susu. Rataan efisiensi produksi susu pakan Balai, pakan Balai ditambah 25 konsentrat dan perlakuan kontrol, injeksi bST harian, dan injeksi bST selang 14 hari secara berturut-turut adalah 16,97; 13,40 dan 14,96; 16,40; 15,02 disajikan dalam Gambar 27. P 1 P 2 a K K 1 b K 14 K P 1 K P 2 c K 1 P 1 K 1 P 2 K 14 P 1 K 14 P 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Efisiensi Produksi Susu Gambar 27 Rataan efisiensi produksi susu EPS efek utama pakan a, bST b, dan kombinasi perlakuan c, selama 84 hari 12 minggu pengamatan. Angka efisiensi produksi susu dari sapi uji yang mendapat injeksi bST harian lebih tinggi dari sapi kontrol, yaitu sebesar 9,4 sedangkan sapi yang mendapat injeksi bST selang 14 hari menunjukkan lebih rendah 1 dari sapi kontrol. Pemberian pakan Balai ditambah 25 konsentrat memiliki angka efisiensi produksi susu yang lebih rendah 18,68 dibandingkan dengan sapi yang mendapat pakan Balai saja. Perhitungan efisiensi produksi susu melibatkan beberapa peubah, khususnya produksi susu yang telah distandarkan pada 4 FCM, konsumsi bahan kering pakan dan bobot tubuh. Angka efisiensi produksi susu sapi uji yang mendapat injeksi bST harian cenderung lebih tinggi dari sapi yang mendapat injeksi bST selang 14 hari, namun tidak nyata secara statistik P0.05. Sapi yang mendapat injeksi bST selang 14 hari tampak memiliki angka efisiensi produksi susu yang sama dengan sapi kontrol, sedangkan sapi yang mendapat pakan Balai dapat meningkatkan efisiensi produksi susu, namun peningkatannya tidak nyata. Peningkatan angka efisiensi produksi susu pada injeksi bST harian menunjukkan peran bST sebagai agen galaktopoietik. Nilai kondisi ternak NKT menunjukkan tidak berbeda antarperlakuan. Nilai kondisi ternak, sapi yang mendapat pakan Balai, sapi yang mendapat pakan Balai ditambah 25 konsentrat dan sapi kontrol, sapi yang mendapat injeksi bST harian, dan sapi yang mendapat injeksi bST selang 14 hari, secara berturut-turut adalah sebesar 2,69; 2,76 dan 2,68; 2,72; 2,77. Hasil penelitian menunjukkan ada kecenderungan bahwa pada sapi yang diinjeksi bST selang 14 hari lebih tinggi dibanding sapi yang diinjeksi bST harian atau sapi kontrol. Sapi yang diberi pakan Balai ditambah 25 konsentrat memiliki nilai kondisi ternak yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang diberi pakan Balai saja. Rataan nilai kondisi ternak antarperlakuan disajikan dalam Gambar 28. c P 1 P 2 a K K 1 b K 14 K P 1 K P 2 K 1 P 1 K 1 P 2 K 14 P 1 K 14 P 2

2.40 2.50

2.60 2.70

2.80 2.90

N ilai Kondisi Ternak Gambar 28 Rataan nilai kondisi ternak NKT efek utama pakan a, bST b, dan kombinasi perlakuan c, selama 84 hari 12 minggu pengamatan.