Tabel 9 Bobot tubuh, pertambahan bobot tubuh, konsumsi bahan kering dan efisiensi produksi susu, dan nilai kondisi ternak sapi yang diinjeksi bST dan ditambah konsentrat selama 84 hari 12 minggu pengamatan
bST Kontrol K
o
Harian K
1
14 Harian K
14
P F Peubah
P
1
P
2
P
1
P
2
P
1
P
2
bST Pkn
Int
Bobot tubuh awal
kg 462,5 ± 71,59
457,8 ± 31,38 440,5 ± 39,08
448,5 ± 59,27 430,0 ± 33,66
448,0 ± 63,00 ns
ns -
Bobot tubuh akhir
kg 475 ± 77, 27
447 ± 18,96 462 ± 46,28
434 ± 39,20 446 ± 40,04
494,7 ± 59,48 ns
ns -
Pertambahan bobot tubuh
kg + 12,25 ± 7.80
-10,75 ± 18.96 +21,75 ± 17.42
-15 ± 30.80 +16 ± 6.97
+36 ± 6.36 ns
ns Rataan bobot
tubuh kg 469,33 ± 68,12
455,67± 29,90 456,42 ± 49,33
435,25 ± 43,48 447,17 ± 37,88
491,22 ± 50,77 ns
ns -
Konsumsi bahan
kering kg 17,80
a
± 0,09 19,72
b
± 0,03 17,81
a
± 0,07 19,94
b
± 0,39 17,86
a
± 0,03 19,71
b
± 0,01 ns
- Efisiensi
produksi susu
15,60 ± 3,03 14,31 ± 1,06
17,35 ± 1,82 15,36 ± 3,86
17,96 ± 5,27 12,08 ± 2,91
ns ns
- Nilai kondisi
ternak 2,71 ± 0,20
2,65 ± 0,14 2,75 ± 0,20
2,69 ± 0,12 2,60 ± 0,20
2,94 ± 0,19 ns
ns -
Keterangan: tanda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5. ns : tidak berbeda nyata. P
1
adalah pakan standar yang biasa diberikan di BPPTP Cikole. P
2
adalah pakan standar ditambah 25 konsentrat 2 kg konsentrat yang digunakan pada pakan standar
59
Pada level pakan Balai, sapi kontrol dan sapi yang mendapat injeksi bST harian menunjukkan peningkatan bobot tubuh, sedangkan pada sapi yang mendapat
injeksi bST selang 14 hari terjadi penurunan bobot tubuh. Pada level pakan Balai ditambah 25 konsentrat, sapi kontrol dan sapi yang mendapat injeksi bST harian
mengalami penurunan bobot tubuh, sedangkan pada sapi yang mendapat injeksi selang 14 hari terjadi peningkatan bobot tubuh .
Penambahan konsentrat sebesar 25 pada pakan Balai nyata menyebabkan peningkatan konsumsi bahan kering antarkombinasi perlakuan. Rataan konsumsi bahan
kering sapi yang mendapat pakan Balai ditambah 25 konsentrat adalah sebesar 19,73 kg, sedangkan sapi yang mendapat pakan Balai saja adalah sebesar 17,82 kg. Terdapat
selisih konsumsi bahan kering sebesar 1,97 kg 11,05. Injeksi bST tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Rataan
konsumsi bahan kering pakan Balai, pakan Balai ditambah 25 konsentrat dan perlakuan kontrol, injeksi bST harian, dan injeksi bST selang
14 hari secara berturut-turut adalah 17,83; 19,80 dan 18,76; 18,88; 18,79 kg disajikan dalam Gambar 26.
K K
1
K
14
P
1
P
2
a b
K P
1
K P
2
c
K
1
P
1
K
1
P
2
K
14
P
1
K
14
P
2
16.5 17.0
17.5 18.0
18.5 19.0
19.5 20.0
Kons ums
i Bah a
n Kerin g
k g
Gambar 26 Rataan konsumsi bahan kering efek utama pakan a, bST b, dan kombinasi perlakuan c, selama 84 hari 12 minggu pengamatan.
Injeksi bST harian dan selang 14 hari atau pakan ternyata tidak berpengaruh pada efisiensi produksi susu. Rataan efisiensi produksi susu pakan Balai, pakan Balai
ditambah 25 konsentrat dan perlakuan kontrol, injeksi bST harian, dan injeksi bST
selang 14 hari secara berturut-turut adalah 16,97; 13,40 dan 14,96; 16,40; 15,02 disajikan dalam Gambar 27.
P
1
P
2
a
K K
1
b
K
14
K P
1
K P
2
c
K
1
P
1
K
1
P
2
K
14
P
1
K
14
P
2
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Efisiensi Produksi
Susu
Gambar 27 Rataan efisiensi produksi susu EPS efek utama pakan a, bST b, dan kombinasi perlakuan c, selama 84 hari 12 minggu pengamatan.
Angka efisiensi produksi susu dari sapi uji yang mendapat injeksi bST harian lebih tinggi dari sapi kontrol, yaitu sebesar 9,4 sedangkan sapi yang mendapat injeksi
bST selang 14 hari menunjukkan lebih rendah 1 dari sapi kontrol. Pemberian pakan Balai ditambah 25 konsentrat memiliki angka efisiensi produksi susu yang lebih
rendah 18,68 dibandingkan dengan sapi yang mendapat pakan Balai saja. Perhitungan efisiensi produksi susu melibatkan beberapa peubah, khususnya
produksi susu yang telah distandarkan pada 4 FCM, konsumsi bahan kering pakan dan bobot tubuh. Angka efisiensi produksi susu sapi uji yang mendapat injeksi bST
harian cenderung lebih tinggi dari sapi yang mendapat injeksi bST selang 14 hari, namun tidak nyata secara statistik P0.05. Sapi yang mendapat injeksi bST selang 14
hari tampak memiliki angka efisiensi produksi susu yang sama dengan sapi kontrol, sedangkan sapi yang mendapat pakan Balai dapat meningkatkan efisiensi produksi susu,
namun peningkatannya tidak nyata. Peningkatan angka efisiensi produksi susu pada injeksi bST harian menunjukkan peran bST sebagai agen galaktopoietik.
Nilai kondisi ternak NKT menunjukkan tidak berbeda antarperlakuan. Nilai kondisi ternak, sapi yang mendapat pakan Balai, sapi yang mendapat pakan Balai
ditambah 25 konsentrat dan sapi kontrol, sapi yang mendapat injeksi bST harian, dan sapi yang mendapat injeksi bST selang 14 hari, secara berturut-turut adalah sebesar
2,69; 2,76 dan 2,68; 2,72; 2,77. Hasil penelitian menunjukkan ada kecenderungan bahwa pada sapi yang diinjeksi bST selang
14 hari lebih tinggi dibanding sapi yang diinjeksi bST harian atau sapi kontrol. Sapi yang diberi pakan Balai ditambah 25 konsentrat memiliki nilai kondisi ternak yang
lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang diberi pakan Balai saja. Rataan nilai kondisi ternak antarperlakuan disajikan dalam Gambar 28.
c
P
1
P
2
a
K K
1
b
K
14
K P
1
K P
2
K
1
P
1
K
1
P
2
K
14
P
1
K
14
P
2
2.40 2.50
2.60 2.70
2.80 2.90
N ilai Kondisi
Ternak
Gambar 28 Rataan nilai kondisi ternak NKT efek utama pakan a, bST b, dan kombinasi perlakuan c, selama 84 hari 12 minggu pengamatan.