17.0 18.0 19.0 20.0 Nilai Kondisi Ternak NKT

14 hari lebih tinggi dibanding sapi yang diinjeksi bST harian atau sapi kontrol. Sapi yang diberi pakan Balai ditambah 25 konsentrat memiliki nilai kondisi ternak yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang diberi pakan Balai saja. Rataan nilai kondisi ternak antarperlakuan disajikan dalam Gambar 28. c P 1 P 2 a K K 1 b K 14 K P 1 K P 2 K 1 P 1 K 1 P 2 K 14 P 1 K 14 P 2

2.40 2.50

2.60 2.70

2.80 2.90

N ilai Kondisi Ternak Gambar 28 Rataan nilai kondisi ternak NKT efek utama pakan a, bST b, dan kombinasi perlakuan c, selama 84 hari 12 minggu pengamatan. . PEMBAHASAN Fungsi utama jantung adalah memompakan darah ke seluruh tubuh. Pada hewan laktasi, peranan kardiovaskular dan aliran darah sangat penting, khususnya pengaliran darah yang menuju ke kelenjar susu untuk memasok kebutuhan nutrien yang diperlukan untuk sintesis susu dan membawa hasil metabolisme. Denyut jantung merupakan manifestasi dari kerja jantung dalam memompakan darah sehingga terdapat hubungan positif antara denyut jantung dengan aliran darah. Dalam keadaan normal, denyut jantung sapi perah berkisar antara 60 dan 70 kalimenit Frandson 1996. Sebagai gambaran pada sapi yang berbobot tubuh 500 kg, dengan denyut jantung 70 kalimenit, curah jantung dalam sehari kira-kira 71 000 L Akers 2002. Kelenjar susu yang sedang laktasi menggunakan hampir 10 dari curah jantung, dan akan meningkat pada akhir kebuntingan dan awal laktasi. Rasio antara aliran darah dengan produksi susu adalah 500:1 sehingga bila produksi susu 35 kg, dibutuhkan aliran darah ke kelenjar susu sebanyak 17 500 L Prosser Mepham 1989. Hasil pengamatan menunjukkan injeksi bST harian dan selang 14 hari nyata meningkatkan denyut jantung secara berturut-turut 4,6, dan 6,7 dibandingkan kontrol. Angka peningkatan denyut jantung masih dalam kisaran normal walau secara statistik berbeda nyata. Peningkatan denyut jantung mengindikasikan peningkatan aliran darah. Dalam rangka penyesuaian metabolisme sebagai salah satu peran ST adalah mempengaruhi atau meningkatkan kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Peningkatan produksi susu akan meningkatkan rasio antara aliran darah dengan produksi susu. Seperti yang dilaporkan peneliti terdahulu bahwa injeksi bST meningkatkan aliran darah menuju kelenjar susu untuk memasok kebutuhan nutrien dan prekursor Prosser Mepham 1989. Prinsip utama peningkatan sintesis susu adalah peningkatan aktivitas sel sel epitel kelenjar susu yang didukung oleh peningkatan laju darah yang membawa substrat dan prekursor yang dibutuhkan. Hasil pengamatan menunjukkan frekuensi denyut jantung pada sapi yang disuntik bST mengalami peningkatan walau masih dalam kisaran normal. Rataan denyut jantung hasil pengamatan ternyata lebih rendah dibandingkan dengan yang dilaporkan Soderholm et al 1986 bahwa sapi yang diinjeksi bST dengan dosis 10,3; 20,6; dan 41,2 mghari menunjukkan peningkatan secara berturut-turut 5; 9; dan 15 dibandingkan dengan sapi kontrol. Hal tersebut memperkuat pernyataan Peel Bauman 1987 dan Phipps 1989 bahwa injeksi bST meningkatkan sedikit denyut jantung khususnya pada dosis tinggi. Pernapasan adalah proses pengambilan sejumlah O 2 untuk metabolisme dan pengeluaran CO 2 hasil metabolisme, namun di samping itu juga digunakan untuk proses evaporasi, yaitu pengeluaran kelebihan produk panas tubuh. Produksi panas dalam tubuh terus berlangsung sebagai proses oksidasi fisiologis dari organ tubuh. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan sejumlah energi, dan dari proses tersebut juga diproduksi sejumlah kalor dalam bentuk panas. Sapi perah yang berada dalam keadaan tidak beraktivitas, dan tidak laktasi menghasilkan 400–500 kalorijam, pada saat laktasi produk panas dapat mencapai 2 kali lipat Soeharsono 1984. Hasil pengamatan menunjukkan frekuensi pernapasan berkisar antara 28,70 dan 30,46 kalimenit, dan masih termasuk dalam kisaran normal, yaitu 30,0 kalimenit pada kondisi ideal 18ºC McDowell 1972. Injeksi bST nyata meningkatkan frekuensi pernapasan 1,8 sampai 5,0 walau masih dalam kisaran normal. Hasil pengamatan yang dilaporkan Soderholm et al 1988 bahwa sapi yang mendapat injeksi bST 0; 10,3; 20,6; 41,2 mghari memiliki frekuensi pernapasan berturut-turut sebesar 41,1; 47,3; 41,7, dan 47,3 kalimenit namun secara statistik tidak berbeda. Injeksi bST harian dan selang 14 hari meningkatkan produksi susu, yang berarti telah terjadi peningkatan produk panas. Sebagai hewan homoeoterm, sapi akan mempertahankan keseimbangan panas sehingga kelebihan produk panas harus segera dikeluarkan agar keseimbangan panas dapat tetap dipertahankan dan dimanifestasikan pada suhu tubuh yang relatif konstan. Cara pengeluaran kelebihan panas dapat dilakukan melalui berbagai proses seperti radiasi, konveksi, konduksi dan evoporasi. Pengeluaran panas melalui evaporasi yaitu peningkatan pernapasan dipandang lebih efektif karena pada umumnya ternak tidak mempunyai kelenjar keringat dalam jumlah banyak Soeharsono 1984. Dalam pengamatan ini tampaknya peningkatan frekuensi pernapasan yang terjadi dapat mendukung proses homeostasis berjalan lancar. Peningkatan frekuensi pernapasan yang diperoleh dari hasil pengamatan