2.50 Nilai Kondisi Ternak NKT

menunjukkan peningkatan secara berturut-turut 5; 9; dan 15 dibandingkan dengan sapi kontrol. Hal tersebut memperkuat pernyataan Peel Bauman 1987 dan Phipps 1989 bahwa injeksi bST meningkatkan sedikit denyut jantung khususnya pada dosis tinggi. Pernapasan adalah proses pengambilan sejumlah O 2 untuk metabolisme dan pengeluaran CO 2 hasil metabolisme, namun di samping itu juga digunakan untuk proses evaporasi, yaitu pengeluaran kelebihan produk panas tubuh. Produksi panas dalam tubuh terus berlangsung sebagai proses oksidasi fisiologis dari organ tubuh. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan sejumlah energi, dan dari proses tersebut juga diproduksi sejumlah kalor dalam bentuk panas. Sapi perah yang berada dalam keadaan tidak beraktivitas, dan tidak laktasi menghasilkan 400–500 kalorijam, pada saat laktasi produk panas dapat mencapai 2 kali lipat Soeharsono 1984. Hasil pengamatan menunjukkan frekuensi pernapasan berkisar antara 28,70 dan 30,46 kalimenit, dan masih termasuk dalam kisaran normal, yaitu 30,0 kalimenit pada kondisi ideal 18ºC McDowell 1972. Injeksi bST nyata meningkatkan frekuensi pernapasan 1,8 sampai 5,0 walau masih dalam kisaran normal. Hasil pengamatan yang dilaporkan Soderholm et al 1988 bahwa sapi yang mendapat injeksi bST 0; 10,3; 20,6; 41,2 mghari memiliki frekuensi pernapasan berturut-turut sebesar 41,1; 47,3; 41,7, dan 47,3 kalimenit namun secara statistik tidak berbeda. Injeksi bST harian dan selang 14 hari meningkatkan produksi susu, yang berarti telah terjadi peningkatan produk panas. Sebagai hewan homoeoterm, sapi akan mempertahankan keseimbangan panas sehingga kelebihan produk panas harus segera dikeluarkan agar keseimbangan panas dapat tetap dipertahankan dan dimanifestasikan pada suhu tubuh yang relatif konstan. Cara pengeluaran kelebihan panas dapat dilakukan melalui berbagai proses seperti radiasi, konveksi, konduksi dan evoporasi. Pengeluaran panas melalui evaporasi yaitu peningkatan pernapasan dipandang lebih efektif karena pada umumnya ternak tidak mempunyai kelenjar keringat dalam jumlah banyak Soeharsono 1984. Dalam pengamatan ini tampaknya peningkatan frekuensi pernapasan yang terjadi dapat mendukung proses homeostasis berjalan lancar. Peningkatan frekuensi pernapasan yang diperoleh dari hasil pengamatan