98
5.2 Faktor – Faktor Yang Nyata Mempengaruhi Kunjungan Ekoturisme
ke Kebun Raya Bogor
Berdasarkan hasil uji T dengan tarf uji 15 seperti terlihat pada tabel dibawah ditemukan 6 variabel yang berpengaruh nyata terhadap fungsi kunjungan
ekoturisme ke Kebun Raya Bogor.
Tabel 30. Statistik Uji T Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Ekoturisme ke Kebun Raya Bogor
Variabel Sig. T
Tanda Koefisien
Status Pernikahan Marital 0,039
+ Frekuensi Rekreasitahun Freq
0,000 +
Daya Tarik KRB Attrac 0,000
+ Wakty tempuh menuju lokasi alternatif
0,059 -
Vbiaya perjalanan menuju lokasi alternatif 0,134
+ Karakteristik kunjungan Char
0,144 +
Status Pernikahan Marital
Variabel ini menunjukkan status pernikahan responden. Mengingat variabel ini bersifat kualitatif maka dibuat dummy-nya, dimana nilai dummy untuk
status menikah = 1 sedangkan untuk status tidak menikah = 0. Hasil analisis regresi yang menunjukkan variabel marital berpengaruh
nyata pada taraf uji 15 berarti bahwa terdapat perbedaan frekuensi kunjungan bagi mereka yang menikah dibandingkan dengan yang tidak. Koefisien variabel
marital yang bertanda positif berarti bahwa mereka yang menikah akan lebih
99 sering berkunjung ke KRB dibandingkan dengan mereka yang tidak menikah, hal
tersebut dapat dijelaskan mengingat KRB adalah objek ekowisata keluarga.
Frekuensi Rekreasi per Tahun Freq
Hasil analisis regresi menunjukkan variabel kedua ini berpengaruh nyata pada taraf uji 15 dengan koefisien bertanda positif. Hasil analisis tersebut berarti
bahwa frekuensi rekreasi per tahun berpengaruh positif terhadap frekuensi kunjungan ekoturisme ke KRB, dimana peningkatan frekuensi rekreasi per tahun
akan turut meningkatkan frekuensi kunjungan ekoturisme ke KRB. Pengaruh positif variabel ini dapat dijelaskan mengingat bahwa peningkatan frekuensi
rekreasi akan secara otomatis meningkatkan peluang kunjungan ekoturisme ke KRB
Daya Tarik KRB Attrac
Variabel terakhir dalam model yang nyata pada taraf uji 15 adalah daya tarik KRB. Responden yang berkunjung ke KRB lebih dari dua kali dalam
setahun dinilai memiliki ketertarikan terhadap KRB dan oleh karena itu diberi nilai dummy = 1 sedangkan mereka yang berkunjung ke KRB = 2 kali dalam
setahun dinilai kurang memiliki ketertarikan terhadap KRB sehingga diberi nilai dummy
= 0. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel ini nyata pada taraf
uji 15 yang berarti bahwa ada perbedaan frekuensi kunjungan ekoturisme ke KRB bagi mereka yang memiliki ketertarikan terhadap KRB dibandingkan
dengan mereka yang tidak. Koefisien variabel yang bertanda positif berarti bahwa
100 mereka yang memiliki ketertarikan terhadap KRB mempunyai kecenderungan
frekuensi kunjungan yang lebih besar dibandingkan mereka yang ketertarikannya rendah. Pengaruh dari variabel ini dapat diterangkan dengan sangat jelas yaitu
bahwa peluang KRB menjadi objek wisata eko pilihan pertama pengunjung akan lebih besar apabila mereka memiliki ketertarikan yang besar terhadap KRB,
selanjutnya penempatan KRB sebagai objek wisata eko pilihan pertama pengunjung akan meningkatkan frekuensi kunjungan ke KRB daripada objek
wisata eko lainnya.
Waktu tempuh menuju lokasi alternatif Ta
Waktu tempuh menuju objek wisata eko alternatif adalah variabel yang merefleksikan besaran jarak km yang harus ditempuh pengunjung menuju objek
wisata eko alternatif dimana objek wisata eko alternatif tersebut adalah objek wisata eko yang menjadi preferensi pengunjung selain KRB. Hasil analisis regresi
untuk variabel ini menunjukkan bahwa waktu tempuh menuju objek wisata eko alternatif berpengaruh negatif yang berarti bahwa peningkatan waktu tempuh
menuju objek wisata eko alternatif akan menurunkan frekuensi kunjungan ke KRB.
Hasil analisis variabel waktu tempuh menuju objek wisata eko alternatif tentulah tidak sesuai dengan teori yang umum berlaku, dimana peningkatan waktu
tempuh menuju objek wisata eko alternatif seharusnya meningkatkan frekue nsi kunjungan ke KRB. Akan tetapi, tentu ada alasan dibalik penyimpangan tersebut.
Pengunjung KRB yang memiliki waktu tempuh lama menuju objek ekowisata alternatif tentulah menempatkan objek ekowisata alternatif tersebut sebagai
101 pilihan pertama mereka karena mereka bersedia mengeluarkan sumber daya waktu
yang demikian besar. Oleh karena itu jelaslah bahwa penempatan objek ekowisata alternatif sebagai pilihan pertama responden tentu mengurangi frekuensi
kunjungan mereka ke KRB.
Biaya perjalanan menuju objek wisata eko alternatif Ca
Biaya perjalanan menuju objek wisata eko alternatif merujuk pada semua biaya yang dikeluarkan pengunjung selama di perjalanan dan di dalam objek
ekowisata alternatif. Biaya perjalanan tersebut mencakup biaya transportasi dari dan ke objek wisata, dokumentasi, konsumsi, parkir dan pengeluaran lainnya
namun tidak mencakup tiket masuk. Berdasarkan hasil analisis, variabel ini berpengaruh positif pada taraf uji
15 yang berarti bahwa peningkatan biaya perjalanan menuju objek wisata eko alternatif akan meningkatkan frekuensi kunjungan ekoturisme ke KRB. Hal
tersebut sesuai dengan teori ekonomi dimana konsumen akan cenderung memilih produk atau jasa dengan biaya serendah–rendahnya untuk mencapai kepuasan
maksimal.
Karakteristik Kunjungan Char
Variabel ini menunjukkan sifat dari kunjungan yang dilakukan oleh responden apakah bersifat rutin atau tidak rutin. Perbedaan sifat kunjungan ini
disebabkan ada beberapa tujuan kunjungan birdwatching dan olahraga yang mengharuskan kunjungan bersifat rutin. Dikarenakan variabel karakteristik
102 kunjungan bersifat kualitatif maka perlu dibuat dummy-nya dimana nilai dummy
untuk kunjungan yang bersifat rutin = 1 dan yang bersifat tidak rutin = 0. Variabel karakteristik kunjungan nyata pada taraf uji 15 berarti bahwa
terdapat perbedaan frekuensi kunjungan bagi responden yang berkunjung secara rutin dengan yang tidak. Koefisien variabel yang bertanda positif berarti bahwa
responden yang berkunjung secara rutin akan memiliki frekuensi kunjungan ke ekotur isme ke KRB yang lebih besar daripada mereka yang tidak berkunjung
secara rutin.
103
VI. KESIMPULAN DAN SARAN