Kajian Penelitian Terdahulu KERANGKA PEMIKIRAN

42

2.11 Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian yang terdahulu mengenai nilai ekonomi dari suatu kawasan konservasi sudah sering dilakukan sejalan konsep valuasi ekonomi yang terus berkembang. Akan tetapi, penelitian yang meneliti nilai ekonomi wisata eko ekoturisme masih jarang dilakukan. Pada kajian ini, penelitian yang akan dikaji adalah penelitian yang membatasi diri terhadap nilai ekonomi wisata dari kawasan konservasi. Penelitian yang dilakukan pada umumnya mengambil lokasi di kawasan konservasi yang berupa taman publik Dixon, et al, 1994, Kebun Raya Wijayanti, 2003 serta taman nasional Kamiharja, 2001 dan Prihatin, 2004. Konsep dasar dari semua penelitian yang dikaji adalah konsep kesediaan membayar atau willingness to pay dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan hipotetis, pendekatan biaya perjalanan dan pendekatan kontingensi. Penelitian Dixon 1994 mengkaji nilai moneter pemakaian jasa rekreasi dan keberadaan Taman Lumpinee,Bangkok, Thailand. Penelitian ini mengukur kesediaan membayar apabila pungutan masuk berubah dari nol sampai titik tertentu yang tujuannya untuk memperkirakan fungsi permintaan akan kunjungan ke Taman Lumpinee yang pada akhirnya akan mencerminkan nilai pemakaian dan keberadaan taman. Dari hasil penelitian diperoleh 3 ukuran nilai taman yaitu nilai surplus konsumen sebesar 13,2 juta Bath, nilai hipotetis pemakai taman 13,0 juta Bath dan nilai hipotetis sosial taman 116,6 juta Bath. Penelitian ini menyimpulkan dilihat dari besarnya 3 ukuran nilai taman, Taman Lumpinee merupakan sumber daya lingkungan yang berharga. Kelebihan dari penelitian ini adalah digunakannya 2 pendekatan sekaligus yaitu pendekatan biaya perjalanan dan 43 pendekatan penilaian hipotetis. Penggunaan dua pendekatan pada penelitian ini mampu memperlihatkan perbedaan nilai taman dilihat dari sisi surplus konsumen dan nilai hipotetis pemakai; selain itu, penggunaan pendekatan hipotetis juga menerangkan nilai sosial taman yang tidak dapat diukur melalui pendekatan biaya perjalanan. Adapun kelemahan penelitian ini adalah tidak teramatinya seluruh perilaku pasar karena daerah studi yang berupa zona mengasumsikan bahwa perilaku konsumen pada zona tertentu dianggap sama. Penelitian kedua, Kamiharja 2001 dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi menuju TNGP. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode biaya perjalanan zonal atau Zonal Travel Cost Method . Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi permintaan rekreasi menuju TNGP adalah variabel biaya perjalanan, tingkat pendidikan serta tingkat pendapatan per tahun. Kelebihan penelitian ini adalah diukurnya elastisitas variabel yang berpengaruh nyata pada taraf uji 5 terhadap permintaan rekreasi menuju TNGP sedangkan kelemahan penelitian ini adalah tidak teramatinya seluruh perilaku pasar karena pada ZTCM perilaku konsumen pada zona tertentu diasumsikan sama. Penelitian Wijayanti 2003 mengambil tempat di Kebun Raya Cibodas KRC. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk menduga fungsi permintaan rekreasi di KRC dengan menggunakan analisis regresi Poisson dan menduga nilai manfaat rekreasi di KRC berdasarkan surplus konsumen dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan. Dari hasil analisis regresi Poisson, diperoleh 10 variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan rekreasi di KRC yaitu 44 variabel biaya perjalanan, pendapatan per tahun, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jarak tempuh, daya tarik lokasi, waktu diskret, jumlah rombongan dan persepsi terhadap rekreasi serta lama mengetahui lokasi KRC. Adapun hasil analisis pendekatan biaya perjalanan memperlihatkan bahwa nilai surplus konsumen KRC adalah sebesar Rp. 12.995 dimana nilai tersebut masih dibawah tarif masuk KRC yang berlaku. Penelitian ini memiliki kelebihan karena mampu memperlihatkan nilai surplus konsumen bagi konsumen yang mampu mensubstitusikan waktu dengan pendapatan dibandingkan dengan konsumen yang tidak dapat mensubstitusikan waktu dengan pendapatan sedangkan kelemahan penelitian ini adalah terdapat kemungkinan bias ke atas dalam perhitungan surplus konsumen karena regresi Poisson yang tidak terpotong untruncated poisson regression . Penelitian terakhir yang dikaji adalah penelitian Prihatin 2004 yang membahas pengelolaan ekowisata Taman Nasional Gunung Halimun TNGH serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji manfaat dan dampak ekowisata TNGH secara ekonomi, menganalisis harga optimal tiket masuk TNGH serta menge stimasi faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi di TNGH dengan mengunakan metode penilaian kontingensi atau Contingent Valuation Method CVM. Berdasarkan hasil analisis CVM, diketahui bahwa nilai manfaat ekowisata TNGH adalah sebesar Rp. 3.849.050.000 per tahun dengan harga tiket optimal sebesar Rp. 15.000 dimanan nilainya lebih rendah dari harga tiket masuk yang berlaku sekarang; sedangkan faktor- faktor yang berpengaruh nyata pada frekuensi kunjungan ekowisata TNGH pada taraf uji 20 adalah jarak tempat tinggal, 45 kesediaan membayar, hari kunjungan dan jumlah rekreasi pengunjung dalam satu tahun terakhir. Kemampuan penelitian ini menunjukkan tingkat harga optimal menjadi kelebihan penelitian ini adapun kelemahan penelitian ini adalah tidak terdapatnya kajian manfaat dan dampak ekowisata di TNGH secara ekologi atau lingkungan menginga t bahwa ekowisata adalah wisata berwawasan lingkungan.

2.12 Kerangka Pemikiran Operasional