Pengemasan Atmosfir Termodifikasi PENGEMASAN

dan sifat kemasan yang digunakan. Faktor penting dalam pemilihan film pengemas adalah permeabilitas bahan pengemas karena umur simpan produk hortikultura terutama dikendalikan oleh suhu, kelembaban nisbi, serta konsentrasi O 2 dan CO 2 lingkungannya. Sifat film kemasan yang sesuai untuk penyimpanan buah-buahan adalah yang lebih permeabel terhadap CO 2 sehingga laju akumulasi CO 2 hasil respirasi lebih sedikit dari laju penyusutan O 2 Hall et al., 1989. Polietilen merupakan volume terbesar dari plastik tipis berlapis tunggal single film yang digunakan dalam industri pengemasan fleksibel. Polietilen dengan kepadatan rendah dibuat dengan tekanan dan suhu tinggi merupakan plastik tipis yang murah dengan kekuatan tegangan yang sedang dan terang, dan merupakan penahan air yang baik tetapi jelek terhadap oksigen. Keuntungan yang terbesar adalah kemampuannya untuk ditutup sehingga memberi tutup yang rapat terhadap cairan. Polietilen dengan kepadatan tinggi suhu dan tekanan rendah memberi perlindungan yang baik terhadap air dan meningkatkan stabilitas terhadap panas. Sedangkan polipropilen lebih kaku, kuat dan ringan daripada polietilen dengan daya tembus uap air yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Plastik tipis yang tidak mengkilap mempunyai daya tahan yang cukup rendah terhadap suhu, tetapi bukan penahan gas yang baik Buckle et al ., 1987.

2. Pengemasan Atmosfir Termodifikasi

Dewasa ini penyimpanan tidak hanya berfungsi sebagai sebagai cadangan pangan, tetapi juga berfungsi untuk menjaga mutu agar makanan tetap layak dan sehat untuk dikonsumsi. Kondisi penyimpanan yang kurang baik selain menurunkan nilai ekonomi bahan pangan juga dapat menyebabkan adanya pencemaran yang mengancam kesehatan manusia Syarief dan Hariyadi dalam Hasbi, 1995. Penyimpanan dengan sistem atmosfir termodifikasi adalah suatu teknik mempertahankan kualitas produk dalam lingkungan komposisi udara yang termodifikasi dari komposisi udara normal dan tejadi pengaruh yang simultan antara respirasi alami dan penggunaan kemasan yang semipermiabel Hasan dan Pantastico, 1990. Penyimpanan dengan atmosfir termodifikasi dapat diciptakan secara pasif ataupun pasif. Dalam atmosfir temodofikasi pasif, kesetimbangan antara O 2 dan CO 2 didapat melalui pertukaran udara di dalam kemasan melalui film plastik. Jadi kesetimbangan yang diinginkan tidak diatur oleh suatu alat tertentu di luar kemasan yang digunakan. Pada atmosfir termodifikasi aktif, udara di dalam kemasan pada awalnya dikontrol dengan cara menarik semua udara dari dalam kemasan untuk kemudian diisi kembali dengan udara yang sudah diatur konsentrasinya menggunakan suatu alat, sehingga kesetimbangan langsung tercapai Zagory dan Kader, 1988. Penyimpanan dengan atmosfer termodifikasi bila dikombinasikan dengan pendinginan, dengan nyata menghambat kegiatan respirasi, dan dapat menunda pelunakan, penguningan, perubahan warna, perubahan-perubahan mutu, dan proses pembongkaran lainnya dengan mempertahankan atmosfir yang mengandung lebih banyak CO 2 dengan lebih sedikit O 2 daripada dalam udara biasa Do dan Salunke dalam Pantastico, 1986. Pengemasan atmosfir termodifikasi bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dengan menciptakan kondisi atmosfir yang cocok untuk suatu bahan tertentu. Kondisi optimum atmosfir terkendali untuk produk segar biasanya tercapai pada konsentrasi O 2 yang lebih rendah dan konsentrasi CO 2 lebih tinggi daripada atmosfir lingkungan. Untuk mencapai hal tersebut maka pengemas dibuat dari plastik yang mempunyai permeabilitas tertentu terhadap O 2 maupun CO 2 Mannapperuma et al., 1989. Menurut Geeson, et al. 1985, perubahan konsentrasi O 2 dan CO 2 tersebut dalam suatu saat akan mencapai suatu keadaan kesetimbangan, dimana pada saat itu terjadi sedikit sekali atau bahkan tidak ada perubahan konsentrasi O 2 dan CO 2 . Konsentrasi gas yang berhubungan dengan kegiatan respirasi di dalam kemasan tergantung pada permeabilitas plastik, berat bahan, laju respirasi, volume bebas dalam kemasan, dan suhu penyimpanan Deily dan Rizvi, 1981. Hasil penetapan dan perhitungan koefisien permeabilitas film memperlihatkan kecenderungan meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Koefisien permeabilitas film kemasan hasil perhitungan dan penetapan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Koefisien permeabilitas film kemasan hasil perhitungan dan penetapan ml-milm 2 -jam-atm Gunadya, 1995. 10 C a 15 C a 25 C b Jenis Film kemasan O 2 CO 2 O 2 CO 2 O 2 CO 2 Polietilen densitas rendah - - - - 1002 3600 Polipropilen 265 364 294 430 229 656 Strech film 342 888 473 748 4143 6226 White strech film 226 422 291 412 1464 1470 a hasil perhitungan secara teoritis b hasil penetapan hasil pengukuran

D. PENYIMPANAN DINGIN