Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000

(1)

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN 20000

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

DIMAS PRAYOGA 122101151

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul

“Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000“ sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Manajeman Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan moril maupun materil dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Bapak Hayudi Yulianto kepala kantor PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000 dan seluruh karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000 yang


(4)

telah meluangkan waktu untuk peneliti dalam memperoleh data untuk penyusunan tugas akhir ini.

5. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Ayahanda Erliady dan Ibu Erni Murti yang telah memberikan kasih sayangnya, dorongan, do’a, semangat dan pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

6. Untuk Kakak dan adik – adikku tersayang, Citra Amelia, Dedes Triyadi dan M. Egi Erlangga saya ucapkan terima kasih karena telah memberikan semangat, motivasi dan do’a kepada saya.

7. Para sahabatku Firmansyah Lubis, Ridho Porty Sinaga, Heriansyah, Hermansyah Lubis,Hanif Ilmi, Wiratama Adi Siregar, Gilang Fithriyan, Rosulan saidi, dan Widy Pratama yang telah berjuang bersama dan mengisi hari-hari penulis semasa kuliah.

8. Teman-teman Program Studi D-III Manjamen Keuangan stambuk 2012 dan semua rekan-rekan terbaik yang telah membantu dan memberikan semangat pada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak.

Medan, Juli 2015 Penulis

Dimas Prayoga 122101153 ii


(5)

5

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEl ... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PERUSAHAAN... ... 6

A. Sejarah Fakultas Ekonomi USU ... 6

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 9

C. Struktur Organisasi ... 9

D. Job Description ... 12

E. Kegiatan Usaha Perusahaan ... 17

BAB III PEMBAHASAN... ... 21

A. Pengertian Laporan Keuangan ... 21

B. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 22

C. Rasio – Rasio Keuangan ... 24

D. Penyajian laporan Keuangan ... 29

E. Analisis Rasio – Rasio Keuangan ... 34

1. Rasio Liquditas... 34

2. Rasio Aktivitas ... 36

3. Rasio Profitabilitas ... 37

4. Rasio Leverage ... 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1Logo Kantor Pos Indonesia ... 8 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU ... 11


(7)

7

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Laporan Neraca Per 31 Desember 2013 ... 30

Tabel 3.2 Laporan Neraca Per 31 Desember 2014 ... 31

Tabel 3.3 Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2013 ... 32

Tabel 3.4 Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2014 ... 33

Tabel 3.5 Rasio Liquiditas 2013-2014 ... 35

Tabel 3.6 Rasio Aktivitas 2013-2014... 37

Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas 2013-2014... 39

Tabel 3.8 Rasio Leverage 2013-2014 ... 41

Tabel 3.9 Perbandingan Rasio Keuangan PT. Pos Indonesia ... 42


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu sarana untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan. Pada mulanya, laporan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan membawa berbagai pihak dalam merumuskan atau pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan.

Menurut Syahyunan (2013: 25) “Laporan keuangan adalah produk dari manajamen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”.

Laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu akan tetapi nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dari dividen di masa depan. Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan sedangkan dari sudut pandang manajemen,


(9)

2

analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Disamping itu Laporan Keuangan dapat digunakan pula sebagai alat prediksi yaitu prediksi harga saham, prediksi pembagian dividen, dan prediksi kebangkrutan. Machfoedz, 194 menunjukkan bahwa laporan keuangan dapat memprediksi laba satu tahun ke depan sebagai alat prediksi, laporan keuangan harus disusun secara tertib setiap tahun.

Laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari laporan neraca dan laporan rugi-laba. Laporan neraca menggambarkan kondisi dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Sedangkan laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu.

Laporan keuangan juga pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.

Analisa keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan di masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja keuangan perusahaan yang


(10)

dapat menyebabkan masalah-masalah yang ada pada perusahaan yang dapat diandalkan, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki, hasil-hasil yang dipandang sudah cukup baik di waktu-waktu yang lalu harus dipertahankan untuk waktu yang akan datang.

Dalam menganalisa data keuangan tersebut perlu adanya ukuran tertentu dan ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan ialah rasio keuangan. Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Menurut Van Horne (Kasmir, 2008 : 105) : “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya dan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangaan dan kinerja perusahaan dan dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan”.

Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati – hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.

PT. POS INDONESIA (Persero) Medan 20000 adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak dibidang pengiriman paket pos. Seperti perusahaan-perusahaan lain tujuan umum perusahaan ini dalam jangka pendek adalah laba, sedangkan dalam jangka panjang adalah untuk meningkatkan perluasan usahanya. Laba adalah merupakan gambaran prestasi kuantitatif perusahaan dinyatakan dalam


(11)

4

bentuk moneter. Oleh karena itu keberhasilan suatu perusahaan secara umum diukur dengan tingkat perolehan laba. Agar laba tersebut dapat direalisasi maka PT. POS INDONESIA (Persero) Medan 20000 harus mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya dan fasilitas yang dimiliki seefisien mungkin.

Untuk mengukur dan menilai sampai sejauhmana kemajuan ataupun kemunduran perusahaan dalam menjalankan operasinya maka perlu diadakan analisa terhadap laporan keuangannya. Dan ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan ialah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisa keuangan, karena dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data-data tentang perubahan-perubahan terjadi dalam jumlah rupiah dan persentase maka beberapa rasio keuangan akan membantu dalam menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut antara lain : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat suatu masalah yang pokok di dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan yang tentunya berkaitan erat dengan analisis rasio keuangan perusahaan tersebut. Adapun permasalahan itu adalah:


(12)

1. “Bagaimana rasio keuangan pada PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN 2000”.

2. “Bagaimana kondisi atau tingkat perbandingan keuangan perusahaan jasa PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN 2000”.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui secara jelas bagaimana kebijaksanaan perusahaan dalam mengelola rasio keuangan dan menganalisa masalah rasio keuangan yang ada diperusahaan. Hal tersebut merupakan masukan bagi penulis sebagai perbandingan dari teori-teori yang selama ini diterima dibangku perkuliahan. 2. Melihat kinerja keuangan PT. Pos Indonesia (persero) Medan 2000 melalui

parameter analisi rasio keuangan sebagai dasar penilaian kinerja PT. Pos Indonesia (persero) Medan 2000.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, dipergunakan sebagai bahan masukkan dalam pengambilan keputusan dan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijaksanaan yang diambil di masa yang akan datang, sehingga diharapkan perusahaan akan terus mengalami perkembangan yang lebih baik.

2. Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan dalam praktek sebenarnya, dengan menerapkan teori-teori yang diperoleh selama dalam perkuliahan.

3. Bagi pembaca, digunakan sebagai bahan acuan dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan terutama yang terkait dengan penelitian.


(13)

6 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pos Indonesia (Persero) adalah salah satu outlet pos terbesar dan terbaik umumnya di Indonesia dan khususnya di Sumatera Utara. Kedudukan outlet terletak di Jalan Pos No. 1 Medan dengan letak yang yang strategis yaitu ditengah keramaian kota.

PT. Pos Indonesia sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang ada di Indonesia didirikan pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jendral G. W Barron Van Inhoff. Kantor pos yang pertama didirikan di kota Batavia (yang dikenal saat ini dengan kota jakarta). Menyadari akan pentingnya komunikasi tersebutlah yang menjadi alasan didirikannya kantor pos, guna memenuhi kebutuhan masyarakat agar dapat berhubungan dengan relasi yang berada dan jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.

Kantor pos yang ada di Medan ini sendiri berdiri pada tahun 1901 dan dinamakan sebagain Kantor Pos Medan. Seiring dengan perkembangan peranan Kantor Pos dalam masyarakat dan dengan munculnya berbagai teknologi baru seperti telegraf dan telepon (tahun 1907), dibentuklah Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (Jawatan PTT). Jawatan ini merupakan bagian dari departemen perusahaan milik colonial Belanda (berdasarkan UU Perusahaan Negara Hindia Belanda).

Kantor PTT pertama berkedudukan di Welterverden (Gambir Jakarta) antara tahun 1922-1923 dan dipindahkan kegedung Dinas Pekerjaan Umum Bandung. Selama masa pendudukan Jepang, jawatan PTT terpecah-pecah


(14)

mengikuti struktur organisasi pemerintahan militer Jepang, sehingga terbagi menjadi PTT Sumatera, PTT Jawa, dan PTT Sulawesi.

Pada saat kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 pemuda-pemudi Indonesia berhasil merebut PTT Republik Indonesia dan mengangkat Soeharto sebagai pempinan, R Dijar sebagai wakilnya. Dalam perkembangan selanjutnya PTT dinyatakan memenuhi syarat untuk berubah status Perusahaan Negara (PN) sesuai dengan peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 tahun 1960. Berdasarkan PP No 1961 status jawatan PTT di ubah menjadi PN Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).

Pada tahun 1965 PN Ponsel dipecah menjadi dua perusahaan bidang pos dan telekomunikasi yaitu PN Pos dan Giro berdasarkan PP No. 30 tahun 1965. Selanjutnya status Pos dan Giro menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No, 19 tahun 1978, dan diperbaharui dengan PP No.24 tahun 1984. Berdasarkan PP No. 5 tahun 1995 tentang perubahan status Perum Pos dan Giro ditetapkan menjadi PT. Pos Indonesia (Persero) adalah UU No.1 Tahun 1995 tentang perusahaan perseroan. Peraturan pemerintah No 5 1995 tentang pengalihan bentuk Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi perusahaan (Persero), lembaga Negara RI tahun 1995 nomor 11.

Anggapan dasar PT. Pos Indonesia (Persero) yang tercantum dalam akta notaris Sujipto Nomor 117 tanggal 20 Juni 1995 tentang pendirian perusahan persero PT. Pos Indonesia sebagaimana telah diubah dengan akta notaris Sujipto, SH Nomor 89 tanggal 21 September 1998 dan Nomor 11 tanggal 21 September 1998.


(15)

8

Bentuk Logo dan Makna Logo

Setiap perusahaan dan organisasi memiliki logonya masing-masing yang berfungsi sebagai lambang atau tanda pengenal dari pada perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini PT. Pos Indonesia juga memiliki logonya sendiri sebagai berikut makna yang terkandung di dalamnya. Lambang daripada PT. Pos Indonesia berupa gambar merpati dan bola dunia.

Gambar 2.1 Logo PT. Pos Indonesia

Sumber : PT. Pos Indonesia (persero) Medan 20000 Makna logo dari lambang PT. Pos Indonesia sebagai berikut:

1. Burung merpati dengan posisi terbang dan pandangan lurus ke depan, lima bulu sayap sebagai lambang kecepatan, melambangkan pancasila, mengutamakan kecepatan dan kepercayaan dari masyarakat.

2. Bola dunia, melambangkan peran daripada PT. Pos Indonesia sebagai penyedia pelayanan yang mampu menjadi sarana komunikasi dalam ruang lingkup nasional maupun internasional.

3. Bentuk tulisan PT. Pos Indonesia menunjukkan ciri khas kelas dunia yang mengantar PT. Pos Indonesia ke abad yang baru.

4. Warna orange cemerlang, melambangkan modernitas, kedinamisan dan kecepatan. Sedangkan warna abu-abu melambangkan kesan modern dalam pendekatan bisnis.


(16)

B. Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai pedoman dalam mengelola usahanya, Direktur PT. Pos Indonesia (Persero) telah menetapkan visi dan misi yang harus diketahui, dihayati dan dilaksanakan oleh setiap karyawan terdiri dari:

1. Visi

Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan suratpos, paket, dan logistic yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya.

2. Misi

a. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik.

b. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman, dan menghargai kontribusi.

c. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.

d. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.

e. Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) Medan berkembang secara dinamis karena didorong faktor internal dan eksternal. Struktur organisasi di PT. Pos Indonesia (Persero) Medan masih bersifat sentralisasi sehingga semua keputusan, kebijakan dan wewenang menjadi tanggung jawab Kepala Kantor. Berdasarkan hierarki organisasi, pegawai dengan jabatan lebih rendah secara


(17)

10

otomatis bertanggung jawab langsung kepada pegawai yang memiliki jabatan diatasnya.

Struktur organisasi di PT. Pos Indonesia (Persero) Medan ditetapkan dalam suatu keputusan tersendiri dengan mengikuti pola struktur fungsional dan staff. Secara keseluruhan PT. Pos Indonesia (Persero) Medan dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang dibantu oleh Wakil Kepala Kantor. Adapun bagan struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) Medan sebagai berikut :


(18)

Gambar 2.2 STRUTUR ORGANISASI PT. POS INDONESIA Sumber: PT. POS INDONESIA (persero) Medan 20000

KEPALA KANTOR

WAKIL KEPALA KANTOR

BIDANG BISNIS

MANAJER PROSES DAN TRANSPORTASI 1

MANAJER PROSES DAN TRANSPORTASI 2

MANAJER PROSES DAN TRANSPORTASI 3

MANAJER PROSES DAN TRANSPORTASI 4

MANAJER PROSES DAN TRANSPORTASI 5

MANAJER ANTARAN MANAJER PENJUALAN SP GUDANG WAREHOUSE TELKOMSEL MANAJER PELAYANAN 1

MANAJER PELAYANAN 2

MANAJER PELAYANAN 3

MANAJER PELAYANAN 4

MANAJER PELAYANAN 5

MANAJER PENGAWASAN UNIT PELAYANAN LUAR MANAJER PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN OUTLET

KEPALA KANTOR POS CABANG

WAKIL KEPALA KANTOR

BIDANG UMUM

MANAJER SDM

MANAJER TEKHNOLOGI DAN SARANA

MANAJER KEUANGAN DAN

BPM

MANAJER AKUNTANSI

MANAJER AUDIT DAN MANAJEMEN

RESIKO

MANAJER SOLUSI TI/ M


(19)

12

D. Job Description

Dari struktur organisasi tersebut diatas dapat kita lihat pembagian tugas yang termasuk dari judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas pada Perusahaan Jasa PT. Pos Indonesia (Persero) Medan. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

Tugas dan wewenangnya:

a. Mengadakan rapat yang bertujuan mengadakan evaluasi atas seluruh kegiatan dan hasil yang dicapai serta menentukan rencana selanjutnya.

b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung, dan kekayaan perusahaan. c. Meminta berbagai keterangan dari ereksi yang berkenaan dengan kepentingan

perseroan.

d. Berhak memeriksa keuangan perusahaan.

e. Memberikan saran dan nasehat kepada direksi atas permasalahan yang timbul dalam perseroan baik dengan operasional maupun hubungan luar biasa. 2. Manajer Penjualan

Tugas dan wewenangnya:

a. Melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi berjalannya penjualan benda pos, prangko, benda filatelli, benda materai, dan benda pihak ketiga lainnya untuk mendukung pencapaian pendapatan terhadap penjualan tersebut.

b. Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan dibagian penjualan di kantor pos dan memastikan pengendalian pelaksanaan pekerjaan pengolahan penjualan sesuai dengan ketentuan perusahaan.


(20)

c. Melakukan pencocokan pencatatan transaksi penjualan dengan jurnal atau dokumen sumber terkait dengan fisik uangnya.

d. Membuat laporan terkait dengan pengolahan penjualan serta mengirim kepada kepala kantor sesuai dengan ketentuan perusahaan.

e. Melakukan pengisian Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI). 3. Manajer Pelayanan

Tugas dan wewenangnya:

a. Melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi pengelolaan layanan kiriman pos (surat dan paket) standard an prioritas domestic dan internasional.

b. Melaksanaakan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pelayanan pelanggan yang meliputi penanganan keluhan pelanggan, informasi pelanggan dan solusi pelanggan sesuai dengan ketentuan perusahaan agar mencapai standar mutu yang ditetapkan perusahaan.

c. Melakukan pemeriksaaan terhadap pelaksanaan pekerjaan surat dan barang yang diterima dari loket korporat.

d. Mengatur melaksanakan kegiatan praposting, pick-up servis untuk kiriman pos standard an prioritas dan internasional yang diterima di loket korporat. e. Mengawasi penyerahan kiriman pos standard an prioritas domestic dan

internasional dari mitra kantor pos dengan menggunakan buku searah.

f. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan dan pemprosesan pengiriman, pengentrian kiriman pos outgoing standard dan prioritas domestic dan internasional meliputi : pencocokan item surat dan paket/barang dengan daftar pengantar adpis, sortir, tutupan surat dan paket domestic dan juga internasional serta pengadministrasiannya dan besaran tarif yang berlaku.


(21)

14

g. Mencocokkan kebenaran data transaksi dan produksi jenis layanan antara neraca loket dengan dokumen sumbernya.

h. Mengatur dan mengawasi proses pertanggungjawaban bea tariff, harga tanggungan dan pajak serta pengadministrasiannya.

i. Menindak lanjuti perbaikan system operasi pemprosesan surat domestic dan internasional outgoing dan incoming.

j. Mengatur dan mengawasi pengambilan dan pendistribusian kiriman pos termasuk bukti serah kiriman petugas pick-up kebagian proses distribusi dibagian pengolahan.

k. Mengelola sarana informasi pelanggan untuk memberikan informasi layanan pelanggan, mengelola jejak pelak kiriman pada aplikasi I/Pos atau aplikasi yang ditetapkan perusahaan.

l. Melaksanakan pengisian SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu) 4. Manajer Pengawasan Unit Pelayanan Luar

Tugas dan Wewenangnya:

a. Melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi pelanggan yang melakukan transaksi kepada costumer service dalam pengiriman surat ataupun paket/barang.

b. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan layanan luar terhadap pelanggan meliputi penanganan pelanggan, permintaan pelanggan dan kemauan pelanggan sesuai dengan ketentuan perusahaan agar mencapai standar mutu yang ditetapkan perusahaan.


(22)

c. Mengawasi penyerahan kiriman pelanggan kepada costumer service dan mencatatkan transaksi tersebut dengan menggunakan buku transaksi pelanggan.

d. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pemprosesan pengiriman, pengentrian kiriman pos yang akan ditujukan kepada pihak lainnya serta pengadministrasiannya dan besarnya tarif yang berlaku yang dibebankan kepada pelanggan.

5. Manajer Keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM) Tugas dan wewenangnya:

a. Pengorganisasian dan pengendalian pengelolaan keuangan, benda pos, prangko, benda filatelli, benda materai, dan benda pihak ketiga lainnya untuk mendukung pencapaian pendapatan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dan lingkungan tanggung jawabannya.

b. Manajer Keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM) bertanggung jawab kepada kepala kantor pos di bidang umum.

c. Mengkordinir dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan di bagian Keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM) di kantor pos.

d. Memastikan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan pengolahan keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM) sesuai dengan ketentuan perusahaaan. e. Melaksanakan fungsi treasury dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kasir. f. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kebenaran transaksi biaya, kwitansi

surat perintah bayar serta kelengkapannya sedemikian rupa sehingga akurat dan dapat di pertanggung jawabkan serta mengadministrasikan naskah dan arsipnya dengan baik dan aman.


(23)

16

g. Mengatur cast flow dikantor pos dalam tanggung jawabnya untuk pemenuhan kebutuhan kas untuk operasional perusahaan, dan penanganan uang kas serta transfer uang rekening perusahaan sesuai dengan ketentuan pada kas yang ditetapkan perusahaan.

h. Melakukan pengawasan terhadap uang kas yang ditahan di Kantor Pos Cabang (KPC) dan berkordinasi dengan bagian pelayanan luar.

i. Menyimpan uang kas, cek, surat berharga lainnya, Benda Pos dan Materai (BPM), dokumen sumber lainnya di tempat yang aman dan melaksanakan pengolahan pajak perusahaan.

j. Melakukan pengawasan proses pembayaran pension, kredit pension, pertanggungjawaban keuangan, pelaporan dan tertib administrasinya serta pemeriksaan sisa uang pension sesuai dengan ketentuan perusahaan.

6. Manajer Akuntansi Tugas dan wewenangnya:

a. Mengorganisasikan dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan akuntansi di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) agar tercapai pembukuan akuntansi yang tertib dan benar sesuai dengan ketentuan perusahaan.

b. Memimpin dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan di bagian akuntansi. c. Mengelola pelaksanaan pekerjaan akuntansi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

d. Melakukan proses pencatatan penerimaan dan pengeluaran pada Buku Kas Harian (BKH) sesuai dengan dokumen sumber.

e. Menyusun Laporan Akuntansi dan Laporan Kilat serta dokumen pendukung lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(24)

f. Memerlukan pemeriksaan terhadap saldo-saldo pada Pernyataan Standar Auditing (PSA) dan melakukan pencocokan dengan dokumen sumbernya serta bukti pendukung lainnya.

g. Menyakini bahwa pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran telah sesuai dengan dokumen sumbernya.

h. Mengadministrasikan dokumen sumber dan menyimpannya di tempat yang aman secara tertib.

7. Manajer Audit dan Manajemen Resiko Tugas dan Wewenangnya:

a. Mengawasi dan mengatur pelaksanaan data-data ataupun dokumen-dokumen yang akan diaudit atau diperiksa kebenarannya dan dapat di lihat dari pembukuan yang telah ada di dalam perusahaan tersebut.

b. Pemeriksaan Laporan Akuntansi dan Laporan Kilat serta dokumen pendukung lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Pengambilan keputusan terhadap hasil yang diaudit oleh manajer audit dan manajemen resiko secara benar dan tertib dan melalui pengawasan kepala kantor pos.

d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan kepala kantor pos dalam hal pemeriksaan bidang-bidang di dalam kantor pos tersebut.

E. Kegiatan Usaha Perusahaan

PT. Pos Indonesia (Persero) Medan adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Adapun jenis layanan yang diselenggarakan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Medan dibagi menjadi beberapa kelompok produk/bisnis sebagai berikut:


(25)

18

1. Bisnis komunikasi

Jasa layanan dari bisnis komunikasi antara lain: 1. Jenis layanan standar terdiri dari:

a. Surat biasa b. Surat/Tercatat

c. Kartu pos dan surat balasan kartu pos d. Warkatpos/Aerogram

e. Barang Cetakan Braile f. Perlakuan Khusus

2. Jenis layanan prioritas terdiri dari: a. Surat Kilat

b. Surat Kilat Khusus c. Express Mail Service d. Pos Express

e. Perlakuan khusus 2. Bisnis Logistik

1. Jenis layanan standar yang terdiri dari: a. Paketpos biasa (darat/udara)

b. Paket pos perlakuan khusus yaitu point to point dan curah 2. Jenis layanan prioritas yang terdiri dari:

a. Paket pos kilat khusus b. Paketpos cepat luar negeri


(26)

3. Bisnis Keuangan

1. Jenis layanan standar yang terdiri dari: a. Weselpos biasa

b. Wesel pos kemitraan c. Giropos On Line d. Giropos kemitraan

2. Jenis layanan prioritas yang terdiri dari: a. Wesel pos prima

b. Wesel pos kemitraan c. Weselpos instan d. Western Union 4. Bisnis Keagenan

Bisnis Keagenan terdiri dari: 1. Penerimaan setoran pajak

2. Penerimaan setoran tabungan seperti tabungan e’Batara-Pos (BTN), Shar’e (Muamalat), Pos BNI (BNI 46)

3. Penjualan akta agrarian dan materai

4. Penyaluran dana JPS dari Diknas, Depkes dan Depag.

5. Pembayaran pensiunan dari Taspen, Asabri, BRI-BTPN-BPR dan lain-lain. 6. Post Pay seperti penerimaan tagihan telepon, PDAM, Kartu pasca bayar

telkomsel dan indosat, angsuran ADIRA, FIT, BAF, kartu kredit CityBank, AMRO dan lain-lain.

5. Bisnis Filateli


(27)

20

1. Penjualan benda-benda pos


(28)

21 A. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir, (2008:7)Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan Keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula. Misalnya seperti bank sebagai dasar atas pemberian kredit akan memerlukan informasi yang berbeda dengan calon investor. Demikian pula dengan pemerintah melalui kantor pajak atau ekonomi akan memerlukan data yang berbeda pula.

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Lubis dan Putra, (2012:122) “Laporan keuangan adalah laporan yang melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya beberapa periode yang lalu”. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantitatifkan dalam nilai moneter.

Dalam praktiknya berikut beberapa macam laporan keuangan : 1. Neraca

Menurut Syahrial dan Purba (2013:6) Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik (modal saham dan laba ditahan).


(29)

22

2. Laporan Rugi-Laba

Menurut Syahrial dan Purba (2013:7) Laporan rugi-laba adalah ringkasan pendapatan dan beban/biaya perusahaan dalam periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut.

3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham

Menurut Syahrial dan Purba (2013:7) Laporan ekuitas pemegang saham menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Pada umumnya rincian pos-pos ekuitas, yaitu modal saham (biasa dan preferen), tambahan modal disetor, laba ditahan, saham perbendaharaan (treasury stock).

4. Laporan Arus Kas

Menurut Syahrial dan Purba (2013:8) Laporan arus kas adalah menunjukkan kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out) bagi aktivitas operasi, investasi dan keuangan secarah terpisah selama satu periode tertentu.

B. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Subramanyam dan Wild (2012:4) “Analisi laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisi bisnis”. Analisi laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada filsafat , tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.


(30)

Menurut Subramanyam dan Wild (2012:34) Ada lima alat penting yang digunakan untuk analisis keuangan yaitu :

1. Analisis laporan keuangan komparatif

Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisi ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisi laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren. 2. Analisis laporan keuangan common-size

Analisis common-size bergunaa dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Laporan common-size perusahaan terutama berguna untuk perbandingan antarperusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size.

3. Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis kauangan yag paling populer dan banyak digunakan. Namun perannya sering disalahpahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingannyaa sering dilebih-lebihkan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas.

4. Analisis Arus Kas

Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevalusai sumber dana dan penggunaaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dayanya. Analisis arus kas inijuga digunakan dalam peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas.


(31)

24

5. Model Valuasi

Valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan kaeuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang (present value theory). Teori ini menyatakan bahwa nilai utang dan efek ekuitas sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek dimasa depan yang didiskontokan kesaat ini menggunakan tingkat diskonto yang tepat.

C. Rasio-Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan

Syahyunan, (2013:91) “Rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan penhitungan rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja atau kombinasi diantara keduanya”.

Sedangkan menurut Syahrial dan Purba, (2013:36) “Rasio keuangan merupakan salah satu analisis yang banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpetasinya sangat kompleks”. Analisi rasio sangat bermakna untuk investigasi lebih lanjut karena angka rasio yang diperoleh dari pos yang saling terkait dan berhubungan secara ekonomis.

Disebut rasio karena pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja.


(32)

2. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

J. Fred Weston (Kasmir 2008:116) menyebutkan Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun keterbatasan atau kelemahan analisis rasio adalah: 1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang

dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha. 2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda. 3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi

oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bias merupakan hasil manipulasi. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan

perkiraan.

3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Syahyunan (2013:92) penggolongan rasio ini sebaiknya dilihat sebagai cara pembahasan saja, sebab memang terdapat variasi dalam penggolongan rasio, jenis rasio keuangan ini antara lain:

1. Rasio Liquiditas

Rasio liquiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.


(33)

26

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan memakai hutang lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 100%

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Dengan rasio cepat berarti liquiditas perusahaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang liquid, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang liquid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal adalah 100%.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva rasio lancar. Rasio kas yang ideal adalah 100%.

2. Rasio Aktivitas

Rasio Ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.


(34)

a. Total Assets Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah aktiva. Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan Revenue. Total Assets Turnover yang ideal yaitu 200%.

b. Receivable Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang rata-rata. Kemampuan piutang berputar dalam satu periode tertentu. Receivable turnover yang ideal yaitu 200%.

3. Rasio Profatibilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

a. Return of Asset

Rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.


(35)

28

b. Operating Profit Margin

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating Profit Margin mengukur presentase dari profit yang di peroleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik .

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan jumlah aktiva yang dimiliki.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan unytuk memenuhi seluruh kewajibannya.


(36)

D. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemorosotan pada PT. Pos Indonesia (persero) Medan dilihat dari laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2013 - 2014.

Adapun Laporan Neraca, Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Dana pada tahun 2013 - 2014 dilihat sebagai berikut:


(37)

30

Tabel 3.1

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 NERACA

Per 31 Desember 2013 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Des

2013

Keterangan Per 31 Des 2013 Aktiva Lancar :

- Kas dan setara kas - Investasi jangka pendek - Piutang usaha

- Penyisihan piutang - Piutang lancar lainnya - Penyisihan piutang - Persediaaan

- Pajak dibayar di muka - Biaya di bayar di muka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva lainnya :

- Aktiva lain-lain

- Penyisihan aktiva lain-lain Jumlah Aktiva lain-lain

3.525.932.180 - 1.753.981.094 - 230.955429 - - - - 5.510.868.703 2.025.528.180 (2.025.528.180) -

Kewajiban Lancar : - Hutang usaha - Hutang pajak

- Pendapatan diterima dimuka

- Biaya yg masih harus dibayar

- Hutang lancar lainnya Jumlah Hutang Lancar Jumlah Hutang jk. panjang Modal dan Cadangan

- Rekening Kantor Pusat - Cadangan Modal - Laba/ Rugi Jumlah Modal - 71.023.675 110.529.681 77.500.000 87.949.030 347.002.386 - 1.731.190.535 3.432.675.7 82 51.638.66.317 Jumlah Aktiva 5.510.868.703 Jumlah Kewajiban dan

Ekuitas

5.510.868.703


(38)

Tabel 3.2

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 NERACA

Per 31 Desember 2014 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Des

2014

Keterangan Per 31 Des 2014 Aktiva Lancar :

- Kas dan setara kas - Investasi jangka pendek - Piutang usaha

- Penyisihan piutang - Piutang lancar lainnya - Penyisihan piutang - Persediaaan

- Pajak dibayar di muka - Biaya di bayar di muka Jumlah Aktiva Lancar Aktiva lainnya :

- Aktiva lain-lain - Penyisihan aktiva

lain-lain

Jumlah Aktiva lain-lain

1.280.309.299 - 1.625.947.407 - 1.459.615.367 - - - - 4.365.872.073 2.025.078.180 (2.025.078.180) -

Kewajiban Lancar : - Hutang usaha - Hutang pajak

- Pendapatan diterima dimuka

- Biaya yg masih harus dibayar

- Hutang lancar lainnya Jumlah Hutang Lancar Jumlah Hutang jk. panjang

Modal dan Cadangan - Rekening Kantor Pusat - Cadangan Modal - Laba/ Rugi Jumlah Modal - 343.990.406 17.571.136 78.000.000 5.000.000 444.561.542 - 2.408.183.191 1.515.127.340 3.921.310.531

Jumlah Aktiva 4.365.872.073 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

4.365.872.073 Sumber: PT. POS INDONESIA (persero) Medan 20000


(39)

32

Tabel 3.3

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 LABA RUGI

Per 31 Desember 2013 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Desember 2013

Pendapatan

Jumlah Pendapatan Potongan Pendapatan

Jumlah Potongan Pendaptan PENDAPATAN BERSIH BEBAN :

- Beban pegawai - Beban operasi - Beban administrasi - Beban umum

- Penurunan nilai aset tetap

- Beban penyusutan dan amortisasi - Beban pemasaran

- Beban lainnya JUMLAH BEBAN

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PAJAK

LABA (RUGI) BERSIH

41.167.071.763 249.994.080 41.167.071.763 28.746.777.949 5.650.989.366 282.869.710 2.625.709.848 - 289.151.737 138.897.371 37.734.395.981 3.432.675.782 71.023.675 3.361.652.107 Sumber: PT. POS INDONESI (persero) Medan 20000


(40)

Tabel 3.4

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 LABA RUGI

Per 31 Desember 2014 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Desember 2014

Pendapatan

Jumlah Pendapatan Potongan Pendapatan

Jumlah Potongan Pendaptan PENDAPATAN BERSIH BEBAN :

- Beban pegawai - Beban operasi - Beban administrasi - Beban umum

- Penurunan nilai aset tetap

- Beban penyusutan dan amortisasi - Beban pemasaran

- Beban lainnya JUMLAH BEBAN

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PAJAK

LABA (RUGI) BERSIH

42.036.845.895 - 42.036.845.895 31.508.029.119 6.455.028.312 318.613.261 1.930.457.586 - - 309.055.902 534.375 40.521.718.555 1.515.127.340 343.990.406 1.171.136.934 Sumber: PT. POS INDONESI (persero) Medan 20000


(41)

34

E. Analisis Rasio Keuangan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis beberapa rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Liquiditas.

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

═ 1588%

═ 982,06%

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 1588% aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan


(42)

982,06% aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 605,94% pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Tetapi hal ini masih dalam kondisi aman.

b. Rasio Kas (Cash Ratio)

═ 156%

═ 29,32%

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa PT. Pos Indonesia memiliki Cash Ratio sebesar 156% pada tahun 2013, dan 29,32% pada tahun 2014. Posisi rasio ini menunjukkan adanya penurunan rasio yang sangat drastis pada tahun 2014 sebesar 126,68% dibandingkann tahun 2013. Penurunan ini terjadi karena kas perusahaan yang menurun pada tahun 2014 sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan.

Tabel 3.5 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Liquiditas 2013 2014 Perbandingan 1 Rasio Lancar (Current Ratio) 1588% 982,06% 605,94% (-)


(43)

36

2 Rasio Kas (Cash Ratio) 156% 29,32% 126,68 (-) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

Dari kedua komponen rasio liquiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut masih dalam keadaan liquid, walaupun rasio lancar dan rasio kas yang mengalami penurunan sebesar 605,94% dan 126,68%. artinya perusahaan masih mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. a. Total Asset Turnover

═ 7,47 kali

═ 9,63 kali

Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2013 menghasilkan total asset turnover 7,47 kali dan tahun 2014 menghasilkan total asset turnover 9,63 kali. Pada tahun 2014 total asset turnover mengalami kenaikan 2,16 kali dibandingkan pada tahun 2013 dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan ditahun 2104 sebesar Rp. 869.774.132 dibanding tahun 2013.


(44)

b. Receivable Turnonver

═ 23,47 kali

═ 25,85 kali

Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 23,47 kali dari piutang rata-rata dan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan 25,85 kali dari piutang rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2014 sebesar 2,39 kali dbandingkan pada tahun 2013.

Tabel 3.6 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan 1 Total Asset Turnover 7,47 kali 9,63 kali 2,16 (+) 2 Receivable Turnover 23,47 kali 25,86 kali 2,39 (+) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan efektif dalam dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Terlihat pada rasio total asset turnover terjadi kenaikan sebesar 2,16 kali dan receivable turnover juga terjadi kenaikan sebesar 2,39 kali antara tahun 2013 hingga tahun 2014.


(45)

38

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. a. Return On Equity

═ 61%

═ 26,83%

Laba bersih yang di peroleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang di gunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 61% pada tahun 2013 dan sebesar 26,83% pada tahun 2014. Dan pada rasio ini terjadi penurunan rasio sebesar 34,17% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini terjadi karena terjadinya penurunan laba bersih di tahun 2014 sebesar Rp. 2.190.515.173 dibandingkan dengan tahun 2013.

b. Operating Profit Margin


(46)

= 3,6%

Berdasarkan perhitungan rasio Operating Profit Margin nilai rasio ditahun 2013 adalah sebesar 8,34% dan mengalami penurunan rasio menjadi 3,6 % pada tahun 2014. Terjadi penuruna rasio sebesar 4,74% di tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2013 hal ini terjadi karena adanya penurunan laba usaha di tahun 2014 sebesar Rp. 1.917.548.442

Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio Profitabilitas 2013 2014 Perbandingan 1 Retun On Equity (ROE) 61% 26,83% 34,17% (-) 2 Operating Profit Margin 8,34% 3,6% 4,74% (-) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa perusahaan masih mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya. Walaupun terjadi penurunan rasio. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi penurunan rasio sebesar 34,17% pada ROA dan sebesar 4,74% pada rasio Operating Profit Margin yang menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan memburuk pada rasio Operating Profit Margin.

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula


(47)

40

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

═ 6.2%

═ 10,2%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2013, 6,2% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada tahun 2014, 10,2% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang meningkat di tahun 2014 sebesar 4% dibandingkan dengan tahun 2013.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Euitqy Ratio) ═ 6,7%

═ 11,34%


(48)

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2013, 6,7%% hutang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2041, 11,34% hutang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Terjadi peningkatkan rasio sebesar 4,64% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.

Tabel 3.8 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan 1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 6,2% 10,2% 4% (+) 2 Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (Total Debt To Equity Ratio)

6,7% 11,34% 4,64% (+)

Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To Equity Ratio bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) masih cukup baik walaupun terjadi kenaikan rasio sebesar 4% pada Debt Ratio dan 4,64% pada Total Debt To Equity Ratio di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013.


(49)

42

Tabel 3.9

Perbandingan Rasio-rasio Keuangan PT. Pos Indonesia (persero) Medan 20000

Tahun 2013 dan 2014

No Keterangan 2013 2014 Perebandingan

1. Rasio Likuiditas a. Current Rasio b. Cash Rasio

1588% 156% 982,06% 29,32% 605,94% (-) 126,68% (-) 2. Rasio Aktivitas

a. Total Asset Turn Over b. Receivable turn Over

7,47 kali 23,47 kali 9,63 kali 25,86 kali 2,16 kali(+) 2,39 kali(+) 3. Rasio Profitabilitas

a. Return on Equity

b. Operating Profit Margin

61% 8,34 % 26,83% 3,6% 34,17% (-) 4,74% (-) 4. Rasio Leverage

a. Debt Ratio

b. Total Debt to Equity Ratio

6,2 % 6,7% 10,2% 11,34% 4% (+) 4,64% (+) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)


(50)

43

Dari pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada BAB III, maka penulis memberi kesimpulan terhadap rasio - rasio keuangan perusahaan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan operasional perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu:

1. Berdasarkan dari rasio liquiditas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan cukup liquid, artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Namun terjadi penurunan rasio liquiditas dari tahun 2013 ke 2014.

2. Berdasarkan rasio aktivitas 2013 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan, maka dapat disimpulkan perusahaan cukup efektif dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiiki oleh perusahaan

3. Berdasarkan rasio profitabilitas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga tahun 2014. Hal ini terjadi kerena perusahaan kurang mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio terus mengalami penurunan.

4. Berdasarkan rasio levarage perusahaan, terlihat secara keseluruhan mengalami kenaikan. ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya sangat baik, dengan kata lain


(51)

44

bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Artinya dana dari pihak luar dalam hal ini adalah hutang, yang tidak terlalu besar sehingga perusahaan sudah dapat dikatakan solvable.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

1. Rasio likuiditas masih dianggap baik oleh teori tetapi cenderung mengalami fluktuasi, hendaknya perusahaan tetap memperhatikan aktiva lancarnya sehingga modal kerja perusahaan mengalami kenaikan, dan sebaiknya manajemen perusahaan membuat suatu kebijakan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan aktiva lancar. Misalnya dengan mendapatkan tambahan modal sendiri dan mendapatkan hutang jangka panjang.

2. Rasio aktivitas perusahaan sudah cukup baik karena mengalami peningkatan untuk mempertahanka rasio aktivitas, manajamen harus dapat mengoptimalkan penggunaan aktiva untuk mendapatkan sejumlah laba sehingga tidak ada aset perusahaan yang mengangur.

3. Rasio leverge perusahaan memiliki nilai rasio yang kurang bagus, karena mengalami sedikit kenaikan dan ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya menurun, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Keadaan ini harus diperbaiki perusahaan agar untuk tahun kedepannya tidak mengalami kenaikan kembali nilai rasionya.


(52)

4. Pada rasio profitabilitas, perusahaan memiliki nilai rasio yang buruk karena mengalami penurunan disetiap tahunnya. Keadaan ini harus di perbaiki dengan meningkatkan pendapatan operasional dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan perusahaan agar setiap tahunnya mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.


(53)

22

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Lubis, Ade Fatma, dan Putra, Adi Syah. 2012. Manajamen Keuangan Sebagai Alat untuk Pengambilan Keputusan. Medan: USU Press.

Subramayam, K.R, dan John J. Wild. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Edisi sepuluh-Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Syahrial, Dermawan dan Purba, Djahotman. 2013. Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah dan Praktis Memahami Lapora Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Syahyunan. 2013. Manajamen Keuangan 1, Edisi Kedua, Medan: USU Press. Sumber data PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000. (2015).


(1)

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2013, 6,7%% hutang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2041, 11,34% hutang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Terjadi peningkatkan rasio sebesar 4,64% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.

Tabel 3.8 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan 1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 6,2% 10,2% 4% (+) 2 Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (Total Debt To Equity Ratio)

6,7% 11,34% 4,64% (+)

Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To Equity Ratio bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) masih cukup baik walaupun terjadi kenaikan rasio sebesar 4% pada Debt Ratio dan 4,64% pada Total Debt To Equity Ratio di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013.


(2)

Tabel 3.9

Perbandingan Rasio-rasio Keuangan PT. Pos Indonesia (persero) Medan 20000

Tahun 2013 dan 2014

No Keterangan 2013 2014 Perebandingan

1. Rasio Likuiditas a. Current Rasio b. Cash Rasio

1588% 156% 982,06% 29,32% 605,94% (-) 126,68% (-) 2. Rasio Aktivitas

a. Total Asset Turn Over b. Receivable turn Over

7,47 kali 23,47 kali 9,63 kali 25,86 kali 2,16 kali(+) 2,39 kali(+) 3. Rasio Profitabilitas

a. Return on Equity

b. Operating Profit Margin

61% 8,34 % 26,83% 3,6% 34,17% (-) 4,74% (-) 4. Rasio Leverage

a. Debt Ratio

b. Total Debt to Equity Ratio

6,2 % 6,7% 10,2% 11,34% 4% (+) 4,64% (+) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)


(3)

43

Dari pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada BAB III, maka penulis memberi kesimpulan terhadap rasio - rasio keuangan perusahaan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan operasional perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu:

1. Berdasarkan dari rasio liquiditas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan cukup liquid, artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Namun terjadi penurunan rasio liquiditas dari tahun 2013 ke 2014.

2. Berdasarkan rasio aktivitas 2013 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan, maka dapat disimpulkan perusahaan cukup efektif dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiiki oleh perusahaan

3. Berdasarkan rasio profitabilitas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga tahun 2014. Hal ini terjadi kerena perusahaan kurang mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio terus mengalami penurunan.

4. Berdasarkan rasio levarage perusahaan, terlihat secara keseluruhan mengalami kenaikan. ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya sangat baik, dengan kata lain


(4)

bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Artinya dana dari pihak luar dalam hal ini adalah hutang, yang tidak terlalu besar sehingga perusahaan sudah dapat dikatakan solvable.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

1. Rasio likuiditas masih dianggap baik oleh teori tetapi cenderung mengalami fluktuasi, hendaknya perusahaan tetap memperhatikan aktiva lancarnya sehingga modal kerja perusahaan mengalami kenaikan, dan sebaiknya manajemen perusahaan membuat suatu kebijakan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan aktiva lancar. Misalnya dengan mendapatkan tambahan modal sendiri dan mendapatkan hutang jangka panjang.

2. Rasio aktivitas perusahaan sudah cukup baik karena mengalami peningkatan untuk mempertahanka rasio aktivitas, manajamen harus dapat mengoptimalkan penggunaan aktiva untuk mendapatkan sejumlah laba sehingga tidak ada aset perusahaan yang mengangur.

3. Rasio leverge perusahaan memiliki nilai rasio yang kurang bagus, karena mengalami sedikit kenaikan dan ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya menurun, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Keadaan ini harus diperbaiki perusahaan agar untuk tahun kedepannya tidak mengalami kenaikan kembali nilai rasionya.


(5)

4. Pada rasio profitabilitas, perusahaan memiliki nilai rasio yang buruk karena mengalami penurunan disetiap tahunnya. Keadaan ini harus di perbaiki dengan meningkatkan pendapatan operasional dan meningkatkan kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan perusahaan agar setiap tahunnya mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Lubis, Ade Fatma, dan Putra, Adi Syah. 2012. Manajamen Keuangan Sebagai Alat untuk Pengambilan Keputusan. Medan: USU Press.

Subramayam, K.R, dan John J. Wild. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Edisi sepuluh-Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Syahrial, Dermawan dan Purba, Djahotman. 2013. Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah dan Praktis Memahami Lapora Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Syahyunan. 2013. Manajamen Keuangan 1, Edisi Kedua, Medan: USU Press. Sumber data PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000. (2015).