Rasio Liquiditas. Analisis Rasio Keuangan

982,06 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 605,94 pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Tetapi hal ini masih dalam kondisi aman. b. Rasio Kas Cash Ratio ═ 156 ═ 29,32 Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa PT. Pos Indonesia memiliki Cash Ratio sebesar 156 pada tahun 2013, dan 29,32 pada tahun 2014. Posisi rasio ini menunjukkan adanya penurunan rasio yang sangat drastis pada tahun 2014 sebesar 126,68 dibandingkann tahun 2013. Penurunan ini terjadi karena kas perusahaan yang menurun pada tahun 2014 sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan. Tabel 3.5 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No Rasio-Rasio Liquiditas 2013 2014 Perbandingan 1 Rasio Lancar Current Ratio 1588 982,06 605,94 - 2 Rasio Kas Cash Ratio 156 29,32 126,68 - Sumber: Data diolah oleh penulis 2015 Dari kedua komponen rasio liquiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut masih dalam keadaan liquid, walaupun rasio lancar dan rasio kas yang mengalami penurunan sebesar 605,94 dan 126,68. artinya perusahaan masih mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Rasio Aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. a. Total Asset Turnover ═ 7,47 kali ═ 9,63 kali Berdasarkan perhitungan total asset turnover , pada tahun 2013 menghasilkan total asset turnover 7,47 kali dan tahun 2014 menghasilkan total asset turnover 9,63 kali. Pada tahun 2014 total asset turnover mengalami kenaikan 2,16 kali dibandingkan pada tahun 2013 dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan ditahun 2104 sebesar Rp. 869.774.132 dibanding tahun 2013. b. Receivable Turnonver ═ 23,47 kali ═ 25,85 kali Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 23,47 kali dari piutang rata- rata dan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan 25,85 kali dari piutang rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2014 sebesar 2,39 kali dbandingkan pada tahun 2013. Tabel 3.6 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan 1 Total Asset Turnover 7,47 kali 9,63 kali 2,16 + 2 Receivable Turnover 23,47 kali 25,86 kali 2,39 + Sumber: Data diolah oleh penulis 2015 Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan efektif dalam dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Terlihat pada rasio total asset turnover terjadi kenaikan sebesar 2,16 kali dan receivable turnover juga terjadi kenaikan sebesar 2,39 kali antara tahun 2013 hingga tahun 2014.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. a. Return On Equity ═ 61 ═ 26,83 Laba bersih yang di peroleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang di gunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 61 pada tahun 2013 dan sebesar 26,83 pada tahun 2014. Dan pada rasio ini terjadi penurunan rasio sebesar 34,17 pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini terjadi karena terjadinya penurunan laba bersih di tahun 2014 sebesar Rp. 2.190.515.173 dibandingkan dengan tahun 2013. b. Operating Profit Margin = 8,34 = 3,6 Berdasarkan perhitungan rasio Operating Profit Margin nilai rasio ditahun 2013 adalah sebesar 8,34 dan mengalami penurunan rasio menjadi 3,6 pada tahun 2014. Terjadi penuruna rasio sebesar 4,74 di tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2013 hal ini terjadi karena adanya penurunan laba usaha di tahun 2014 sebesar Rp. 1.917.548.442 Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas