Kultur Budaya Motivasi Orang tua Tentang Pijat

berdampak pula pada perkembangan kecerdasan majemuk anak Hastuti, 2006:4. Kelima proses tersebut akan membentuk gaya pengasuhan yang diterapkan kepada anak, penerimaan dan kehangatan yang disampaikan kepada anak yang kemudian akan membentuk kualitas anak selanjutnya. Keterkaitan gaya pengasuhan dengan penelitian tentang motivasi orang tua menggunakan pijat bayi dan memijatkan bayinya adalah sebagai bentuk tanggung jawab orangtua dalam merawat, menjaga anak secara fisik agar anak menjadi sehat serta bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak sebagai wujud pendidikan dan stimulasi yang harus diberikan pada anak.

2.3 Kultur Budaya Motivasi Orang tua Tentang Pijat

Menurut pendapat Yan Mujiyanto, Zaim Mubarok, Sunahrowi 2010: 2 dituliskan bahwa pendapat Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil dan hasil karya manusia dengan cara belajar. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah, yang memerupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Yan Mujiyanto, Zaim Mubarok, Sunahrowi 2010:2 Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari- hari, kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Yan Mujiyanto, Zaim Mubarok, Sunahrowi 2010:2 Pijat bayi telah dilakukan secara turun temurun seperti yang ditulis dalam buku Pedoman Pijat Bayi. Utami Roesli 2008:2 dalam tulisannya menyebutkan bahwa laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman mesir Kuno. Di India juga ditemukan Ayur-Veda, buku kedokteran tertua sekitar 1800 sebelum Masehi yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olah raga, sebagai cara penyembuhan utama masa itu. Selain itu, sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina dari dinasti Tang meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat teknik pengobatan yang penting. Sebenarnya, pijat telah dipraktekkan hampir di seluruh dunia sejak dahulu kala, temasuk di Indonesia. Seni pijat diajarkan secara turun temurun walaupun tidak diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat berpengaruh demikian positif pada tubuh manusia. Pengaruh positif sentuhan pada proses tumbuh kembang anak telah lama dikenal manusia. Namun penelitian ilmiah tentang hal ini masih belum banyak dilakukan. Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Utami Roesli, 2008:2 Sejak kapan kita mengenal pijat? Kapan pijat mulai digunakan manusia untuk mengatasi persoalan kesehatan tubuh? Tidak ada yang tahu persis kapan waktunya. Namun, sudah sejak dulu pijat dilakukan manusia sebagai reaksi spontan untuk mengatasi rasa nyeri saat mengalami keluhan atau gangguan di salah satu anggota tubuhnya Seperti yang dilakukan oleh para orang tua kita terdahulu. Misalnya, jika seseorang sedang mengalami nyeri punggung, maka tangannya otomatis akan memijat punggung yang sakit tersebut. Seseorang yang sedang sakit kepala, terlihat memijat-mijat kepala yang sakit itu. Demikian juga jika ada keluhan di bagian tubuh lainnya, secara spontan, tangan akan memijat bagian tubuh yang bermasalah tersebut, tanpa menunggu orang lain menyentuhnya. Pijat bayi juga dilakukan oleh para orang tua, setiap hari pada menjelang dimandikan pagi dan sore dengan mengoles-oles minyak telon ataaupun kayu putih. Juga menjelang tidur, bayi di pijat dengan mengoleskan minyak atau beras kencur untuk mengatasi kelelahan pada bayi karena seharian telah banyak aktifitas jalan dan bermain. Demikian melekatnya pijat dengan keseharian, hingga tidak hanya dikenal dan dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga hampir dilakukan oleh seluruh penduduk dunia. Dalam perkembangannya, pijat sudah berhasil dirumuskan dalam berbagai macam teknik untuk kesehatan tubuh manusia, dengan demikian pijat dapat dikatakan sebagai budaya. Karena kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola- pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Yan Mujiyanto, Zaim Mubarok, Sunahrowi 2010: 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa pijat merupakan budaya manusia untuk menjaga kesehatan yang erat hubungannya dengan kehidupan manusia untuk dapat hidup bermasyararakat. Dengan demikian manusia dapat saling membantu berupa perilaku pijat dan berinteraksi menyampaikan tentang manfaat dan kegunaan pijat untuk tumbuh kembang anak 2.4 Tinjauan Tentang Pijat Bayi 2.4.1 Pengertian Pijat Bayi.