Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

Dari paparan beberapa kajian motivasi dari para pakar maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan kekuatan jiwa sesorang untuk melakukan sesuatu agar mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan tujuan tertentu. Seperti dalam kajian ini, orang tua melakukan pijat bayi ataupun memijatkan bayinya, karena ada dorongan yang kuat dalam jiwa orang tua terutama seorang ibu yaitu rasa kasih sayang yang mendalam pada anaknya, dengan tujuan agar bayinya menjadi sehat sesuai dengan keinginan hatinya.

2.1.2. Macam-Macam Motivasi

Menurut Sadiman 2008:86 berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Adapun macam-macam motivasi tersebut adalah :

2.1.2.1 Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif-motif bawaan Adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk makan, minum, bekerja, dorongan untuk beristirahat dan dorongan seksual. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang disyaratkan biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N Frandsen memberi istilah jenis motif physiological drives. Menurut Sadiman A.M 2008:86. Dalam motivasi orang tua menggunakan pijat bayi dan memijatkan bayinya pada “dukun” bayi juga menggunakan motif-motif bawaan ini, karena tanpa dipelajari motif untuk memijat dan memijatkan bayinya muncul dengan sendirinya. b. Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang tinbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif- motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motifasi itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affialiative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam masrayakat tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifar ramah, kooperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi. Disamping itu Frandsen masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini. Kebiasaan memijat dan memijatkan bayi sudah menjadi situasi sosial yang dapat dipelajari oleh para orang tua dari para pendahulunya, maka motif-motif inipun dapat digunakan sebagai tujuan orang tua menggunakan pijat bayi dan memijatkan bayinya. a. Cognitive motives, motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan balajar disekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. Dalam memijat dan memijatkan bayinya orangtua mendapatkan kepuasan sesuai dengan keinginannya yaitu anak menjadi sehat maka motif ini juga dapat digunakan sebagai cognitif motif dalam menggunakan pijat dan memijatkan bayinya. b. Self-expression, penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia, yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang diperlukan kreatifitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. Dalam memijat dan memijatkan bayinya, orang tua tidak hanya sekedar ingin memijat dan memijatkan bayinya tetapi juga melalui pemikiran dan penuh imajinasi, kalau bayi atau anaknya setelah dipijat terlihat sehat ceria dan menyenangkan. c. Self-enhancement, melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri sesorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi. Dengan dipijat anak dapat teratasi keluhan-keluhan yang dirasakan dalam tubuhnya sehingga anak tidak sampai mengalami sakit yang akan mengganggu dalam proses tumbuh kembangnya. Dengan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal maka dapat meningkatkan aktualisasi orang tua dalam merawat anak.

2.1.2.2 Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.