Hal-hal yang harus dihindari dalam pijat bayi menurut para informan

membuktikan secara ilmiah tentang apa yang telah lama dikenal manusia, yaitu terapi sentuh dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat. Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain melalui pengukuran kadar cortisol ludah, kadar cortisolplasma secara radioimmunoassay, kadar hormon stress cathecolamine air seni, dan pemeriksaan EEG electro encephelogram, gambaran gelombang otak. Walaupun masih perlu penelitian terhadap terapi sentupijatan, penemuan- penemuan yang telah dihasilkan sudah cukup menjadi alasan untuk dillakukannya pijat secara rutin guna mempertahankan kesehatan bayi. Apalagi pijat ini terbukti murah, mudah, dan telah bisa dilakukan di Indonesia sehingga bukan hal yang baru bagi kultur kita.

4.5 Hal-hal yang harus dihindari dalam pijat bayi menurut para informan

Agar dampak setelah dipijat pada anak lebih nyaman dan maksimal, maka orang tua yang memijat sendiri bayi atau anaknya atau memijatkan pada dukun pijat, maka harus memperhatikan cara-cara pemijatan yang baik dan benar dan juga harus memperhatikan hal-hal yang perlu dihindari dalam memijat. Seperti yang disampaikan oleh responden OT4 sebagai orang tua dan sekaligus sebagai praktisi kesehatan menjadi bidan di RSUD Tugu menuturkan sebagai berikut : “Kalau memijat harus dihindari pada bagian tubuh yang ada benjolan, dikhawatirkan kalau benjolan itu adalah tumor yang bisa membesar, kemudian juga oragan perut jangan dipijat karena perut tidak ada tulangnya, cukup diurut pelan-pelan searah dengan letak usus dari kiri kekanan, karena usus ada tempatnya sendiri untuk menghindari perubahan letak usus.” “Bagi pemijat seperti DB2 lebih baik kalau anak itu kesliring jangan dipijat dulu bagian tubuh yang kesliring dan hal ini juga sependapat dengan DB1 dan DB3, yang menambahkan juga kalau badan ada borok lukanya ya.. jangan dipijat”. Dari keterangan para responden di atas tentang hal-hal yang harus dihindari, Utami Roesli 2008:16 juga menuliskan tentang tidak dianjurkan untuk melakukan pijat bayi atau hal-hal yang perlu dihindari dalam memijat bayi adalah : 1. Memijat bayi langsung setelah selesai makan. 2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan. 3. Memijat bayi saat bayi dalam keadaan tidak sehat. 4. Memijat bayi saat bayi tidak mau dipijat. 5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. Hal di atas juga disetujui oleh DB1, juga menuturkan hal serupa, saat memijat bayi memang kita harus tahu posisi kita. Dalam wawancara dengan beliau , sebagai berikut : “Kalau saya memijat itu tidak keras-keras cukup disentuh dengan urutan-urutan yang sesuai dengan tubuh anak. Saya menghindari pijat yang keras sampai anak nangis kejer, dan bagian- bagian tubuh yang sakit tidak diurut sama sekali” Senada dengan pendapat dari DB1 ini, tentang memijat harus diperhatikan cara pemijatan sesuai dengan usia bayi, misalnya : usia bayi 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut. Untuk bayi berusia 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu singkat. Sedangkan bayi yang berusia 3 bulan – 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu semakin meningkat. Demikian ungkap dr. Utami Roesli 19:2008 Demikian juga yang dituturkan oleh DB3, bahwa kalau memijat bayi itu harus hati-hati, sebagai berikut : “Kulo niku nek mijet nggih ati-ati, nek sing perlu dihindari niku nopo nggih ...... Ooo nggih menawai badane lare wonten boroke nggih ampun dipijet. Menawi mijet weteng nggih ati-ati . Saya itu kalau mijat ya hati-hati, kalau ada yang perlu dhindari itu apa yaa...... Ooo ya kalau badannya anak ada lukanya ya jangan dipijat. Kalau mijat perut ya hati-hati”

4.6 Temuan Lain dari Dukun Pijat Bayi