Persentase Hidup Aklimatisasi Stek Pucuk Gaharu
stek telah berumur 13 minggu atau selisih 2 minggu bila dibandingkan 3 parameter lain yang diukur pada umur 11 minggu. Mekanisme aklimatisasi ini
adalah dengan membuka sungkup propagasi, yang dilakukan secara bertahap. Dalam proses aklimatisasi ini hanya tanaman yang telah berakar yang dilakukan
proses aklimatisasi. Setelah dilakukan pengamatan jumlah stek yang bertahan hidup saat aklimatisasi mendapatkan hasil yang menurun bila dibandingkan
persen berakar yakni jumlahnya menurun 26 4,3 dari 599 stek yang berakar yang masih hidup setelah aklimatisasi sebanyak 573 stek. Dalam penghitungan
persen hidup stek setelah aklimatisasi adalah dengan membandingkan jumlah stek yang hidup saat aklimatisasi minggu ke-13 dengan jumlah stek yang berakar.
Dan setelah dihitung mendapatkan hasil seperti Gambar 6.
90.7 83.6
86.3 99.3
100 98.6
75 80
85 90
95 100
105
A1B1 A1B2
A1B3 A2B1
A2B2 A2B3
PE R
SE N
H ID
U P
H ID
U P A
K LI
M
PERLAK UAN
Gambar 6. Histogram persen hidup aklim stek pucuk gaharu Dari Gambar 7 menunjukkan bahwa persentase hidup aklimatisasi
tertinggi terdapat pada A2B2 yakni stek yang menggunakan bahan stek berasal dari tanaman semai ditambah IBA 50 ppm, sedangkan untuk perlakuan yang
memiliki persentase hidup aklimatisasi terendah yakni sebesar 83,6 adalah stek yang menggunakan bahan dari tanaman dewasa dengan penambahan IBA 50 ppm
A1B2. Dari persentase hidup stek setelah aklimatisasi, kemudian diuji dengan
Kruskal-Wallis, yang hasilnya tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Data persen hHidup aklimatisasi stek pucuk gaharu dari Minitab
Keterangan : H : Hasil uji statistik = 12,04
DF Derajat bebas = 5 p-value = 0,034
Pada Tabel 6, diketahui bahwa pada selang kepercayaan 95 enam perlakuan yang menggunakan kombinasi konsentrasi IBA dan asal bahan stek
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persentase hidup stek setelah aklimatisasi. Hal itu karena p-value yang dihasilkan hanya 0,034 atau dengan kata
lain lebih kecil dari α 0,05. Kemudian setelah dilakukan urutan peringkat,
perlakuan yang menempati posisi ke-6 atau dengan nilai Z yang paling rendah adalah stek dari bahan tanaman dewasa dengan penambahan IBA 50 ppm,
sedangkan yang memiliki nilai Z tertinggi atau yang menduduki peringkat pertama adalah perlakuan dengan menggunakan bahan tanaman semai dengan
ditambah IBA 50 ppm. Peringkat pada persen hidup aklimatisasi ini sedikit berbeda dengan peringkat pada parameter yang lain, hal itu disebabkan pada
proses aklimatisasi ini hanya stek yang memiliki perakaran yang baik yang mampu bertahan dengan optimal.