Latar Belakang Masalah Bibliographie

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian sastra sangatlah beragam. Berbagai kalangan mendefinisikan sastra menurut pemahaman mereka masing-masing. Sumardjo dan Saini K.M. 1991 mendefinisikan sastra sebagai ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia kemanusiaan Esten 1978:9. Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis oleh pengarang pada suatu kurun waktu tertentu pada umumnya langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat-istiadat zaman itu Luxemburg 1984:23. Pengarang sebagai penulis karya sastra merupakan bagian dari suatu masyarakat dan menempatkan dirinya sebagai anggota masyarakat tersebut. Ia merekam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat melalui karya- karyanya, baik dalam bentuk prosa, puisi, drama, maupun film. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial Damono 2002:1. Sastra adalah institusi sosial yang memakai bahasa sebagai mediumnya Rene Wellek Austin Warren 1990:109. Di antara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama, genre prosalah, khususnya novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial Ratna 2008:335. Alasan yang dapat dikemukakan, di antaranya : a novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang juga paling luas, b bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan dalam masyarakat Ratna 2008:335-336. Novel adalah sebuah cerita prosa fiksional yang panjang, memiliki plot khusus yang berkembang melalui tindakan, perkataan dan pemikiran dari karakter- karakter yang terdapat di dalamnya. Novel dalam The American College Dictionary Tarigan 1984:164 adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau keadaan yang agak tidak beraturan. Karya sastra termasuk novel dapat pula merefleksikan pandangan dunia pengarang. Konsep dasar pandangan dunia ialah melihat sudut pandang sang pengarang tentang realita yang terjadi dalam karya sastra buatannya dengan beranalogi pada realita yang terjadi di luar karya sastra. Gambaran tentang realita sosial yang pernah terjadi di masyarakat dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang berbeda. Adapun yang dimaksud dengan pandangan dunia itu sendiri, tidak lain daripada kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-asprasi, dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama- sama anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya dengan kelompok-kelompok sosial yang lain Goldmann dalam Faruk 2012:65-66. Karya sastra dalam hal ini novel tentu memiliki banyak aspek, unsur, dan dimensi. Untuk dapat memahaminya, diperlukan sebuah penelitian sastra dalam membantu memahami isi cerita dan pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam karyanya. Ratna 2008:13 menyatakan bahwa melakukan suatu penelitian adalah mengadakan pemahaman terhadap objek sebagaimana diprasyaratkan melalui keberadaannya, bukan semata-mata pemahaman peneliti, lebih-lebih pemahaman peneliti yang sudah dibekali dengan teori dan metode tertentu. Teori dan metode berkembang bersama-sama dengan karya sastra dalam kondisi yang saling melengkapi. Peneliti memilih novel karya Jules Verne sebagai objek penelitian karena keistimewaan dan pandangan dunia sang pengarang. Jules Verne merupakan seorang pengarang novel berkebangsaan Perancis, yang dikenal sebagai perintis genre fiksi ilmiah. Fiksi ilmiah adalah suatu bentuk fiksi spekulatif yang terutama membahas tentang pengaruh sains dan teknologi yang diimajinasikan terhadap masyarakat dan para individual http:id.wikipedia.orgwikiFiksi_ilmiah, diunduh pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.30 WIB. Perhatian Verne tertuju pada penemuan-penemuan ilmiah, geografi, fisika, dan matematika, dan di lain pihak, pesonanya tertuju pada tanah-tanah asing dan perjalanan yang menghasilkan kelahiran sebuah karya romantik kolosal yang menggabungkan dokumentasi dengan imajinasi yang penuh khayalan dari kumpulan tulisan- tulisan perjalanan “Voyages Extraordinaire” Les Enfants du Capitaine Grant 1867-1868, Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours 1873, Des Ans de Vacances 1888, petualangan-petualangan penerbangan Cinq Semaines en Ballon 1862, De la Térre à la Lune 1865, Robur le Conquérant 1886, eksplorasi jurang-jurang bumi-maritim Voyage au Centre de la Terre 1876, Vingt Mille Lieues sous les Mers 1869, tulisan-tulisan sejarahnya Michel Strogoff 1876, Notre Contre Sud 1887 menyajikan campuran rasionalitas dan emosi Beaumarchais 1988:1525. Karya-karya Jules Verne adalah proyeksi penemuan-penemuan baru yang pada awalnya merupakan bayangan atau idaman, yang ternyata menjadi realita di abad ke-20 Dini 2004:vi. Ia berhasil menuliskan sesuatu yang akan menjadi kenyataan di masa mendatang, seperti petualangan si penjelajah, petualangan para penemu, petualangan perang galaksi yang menjadi legenda bagi orang dewasa dan dongeng yang menakjubkan bagi anak-anak Beaumarchais 2001:204. Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours merupakan novel karya Jules Verne yang banyak dikenal. Novel tersebut bercerita tentang kisah petualangan mengelilingi dunia dalam 80 hari yang dibuat dan berlatar waktu pada tahun 1872. Cerita bermula dari sebuah surat kabar yang memberitakan bahwa perjalanan mengelilingi dunia pada saat itu dapat dilakukan untuk pertama kalinya dalam waktu 80 hari. Sang tokoh utama, Phileas Fogg sangat yakin dapat membuktikan hal tersebut dengan mengikuti rencana perjalanan yang dikeluarkan oleh surat kabar. Namun sebaliknya, rekan-rekan Fogg dari Reform Club merasa tidak yakin dan bertaruh atas rencana perjalanan tersebut. Ditemani oleh pelayan barunya yang setia yaitu Passepartout, Fogg berangkat melakukan perjalanan mengelilingi dunia dengan banyak petualangan yang terjadi di dalamnya. Novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours terbit pertama kali pada tahun 1873 dan telah seringkali diadaptasi dalam berbagai bentuk, seperti film layar lebar, televisi, teater maupun animasi. Tercatat sebanyak dua kali karya tersebut telah diangkat ke layar lebar. Pertama, dirilis pada tahun 1956 dengan judul film Around the World in Eighty Days, dibintangi oleh David Niven dan Cantinflas, film ini memenangkan lima Piala Oscar dari delapan nominasi. Lantas yang kedua, pada tahun 2004 ada sebuah gubahan baru lagi Around the World in 80 Days dengan bintang utama Jackie Chan sebagai Passepartout dan Steve Coogan sebagai Fogg. Pada tahun 1989 ada sebuah serial mini di TV yang dibintangi antara lain oleh Pierce Brosnan sebagai Fogg, Eric Idle sebagai Passepartout, dan Peter Ustinov sebagai Fix. BBC bersama dengan Michael Palin membuat acara Michael Palin: Around the World in 80 Days yang mengikuti rute dalam buku secara persis. Animasi Around the World in 80 days juga dibuat pada tahun 1972 oleh studio Kanada Rankin-Bass yang bekerja sama dengan Mushi dari Jepang sebagai bagian dari serial Festival of Family Classics. Begitu pula serial kartun satu musim berjudulkan Around the World in 80 days dibuat pada tahun 1972 oleh Air Programs International dari Australia http:id.wikipedia.orgwikiMengelilingi_Dunia_Dalam_80_Hari diunduh pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.35 WIB . Terkait dengan terjemahan, novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours sudah dua kali diterjemahkan di Indonesia. Pertama, pada tahun 1922 novel tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh R. Moesa Sasradhimedja dengan judul Mengelilingi Dunia Dalam 80 Hari dan diterbitkan oleh Balai Pustakahttp:id.wikipedia.orgwikiMengelilingi_Dunia_Dalam_80_Haridiunduh pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.35 WIB. Sedangkan kedua pada tahun 2008 novel tersebut baru diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rahmani Astuti dengan judul “80 Hari Keliling Dunia ” dan diterbitkan oleh Serambi. Adapun penerjemahan Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours dalam bahasa Indonesia dilakukan tidak secara langsung dari karya asli bahasa Perancis, melainkan melalui karya terjemahan bahasa Inggris yang berjudul Around the World in Eighty Days. Peneliti akan menggunakan terjemahan terjemahan Rahmani Astuti dalam menginterpretasikan makna yang terkandung dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours. Strukturalisme Genetik dipilih sebagai teori dalam penelitian ini. Penelitian- penelitian menggunakan stukturalisme dianggap hanya menitikberatkan pada unsur-unsur intrinsik saja tanpa memperhatikan unsur-unsur ekstrinsik karya sastra. Karya sastra dianggap lepas dari konteks sosialnya. Namun seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Perancis, Lucien Goldmann mengembangkan sebuah teori. Teori yang berada di bawah payung sosiologi sastra yang kita kenal dengan Strukturalisme Genetik. Strukturalisme Genetik berfokus pada latar belakang sejarah terciptanya karya sastra dengan memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Strukturalisme Genetik percaya bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Akan tetapi, struktur itu bukanlah sesuatu yang statis, melainkan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat karya sastra yang bersangkutan Faruk 2012:56. Sastra dan masyarakat memiliki hubungan yang mesti dimediasi melalui pemikiran, gagasan, dan ideologi pengarang yang disebut sebagai pandangan dunia. Pada dasarnya pengarang akan menyarankan suatu pandangan dunia yang kolektif. Strukturalisme Genetik dianggap mampu merekonstruksikan pandangan dunia pengarang yang merupakan bagian kolektif dari masyarakatnya. Pandangan tersebut bukanlah realitas, melainkan sebuah refleksi yang diungkapkan secara imajinatif. Goldmann menyatakan bahwa karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner Faruk 2012:71. Dengan begitu, hubungan keduannya bukan semata-mata hubungan material, tetapi dalam kerangka peran sastra sebagai dokumen dan media komunikasi sosial. Menurut Goldmann ada lima konsep Strukturalisme Genetik, yaitu fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, struktur karya sastra dan dialektika. Peneliti mengawali penelitian dengan mengkaji struktur karya sastra, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dialektika, dan pandangan dunia dalam novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours. Hingga saat ini, tercatat sudah banyak penelitian yang menggunakan pendekatan Strukturalisme Genetik. Salah satu diantaranya adalah skripsi berjudul “Analisis Strukturalisme Genetik dalam Roman Germinal karya Emile Zola” oleh Agung Wijayanto guna memperoleh gelar Sarjana Sastra di Program Studi Sastra Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang 2010. Penelitian tersebut mendeskripsikan struktur karya sastra, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia pengarang, dan proses dialektika yang terdapat dalam roman Germinal karya Emile Zola. Selain itu peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian lain guna memperkaya referensi penelitian. Sebuah tesis berjudul “20000 Mil di Bawah Lautan sebagai Tanggapan Pembaca Indonesia terhadap Vingt Mille Lieues sous les mers karya Jules Verne: Tinjauan Resepsi” yang diajukan oleh Niken Herminningsih sebagai persyaratan mencapai gelar S2 Bidang Ilmu-Ilmu Humaniora, Program Studi Ilmu Sastra, Universitas Gajah Mada Yogyakarta 2006. Penelitian tersebut menganalisis tanggapan pembaca Indonesia terhadap Vingt Mille Lieues sous les mers karya Jules Verne menjadi 20000 Mil di Bawah Lautan oleh Nh. Dini sebagai bentuk resepsi terjemahan dengan memanfaatkan teori resepsi dan teori terjemahan dalam sastra sebagai bentuk transformasi dari segi konvensi bahasa, konvensi budaya, dan konvensi sastra. Penelitian atas novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours pernah dilakukan oleh Ika Putri Novitawati sebagai bahan skripsi berjudul “Modalitas pada Roman Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne ” sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta 2012. Penelitian tersebut mendeskripsikan klasifikasi modalitas, bentuk-bentuk modalitas, serta makna modalitas dalam roman Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne. Dengan demikian, penelitian berjudul “Pandangan Dunia dalam novel Le Tour du Monde en Quatre-vingts Jours karya Jules Verne: Kajian Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann ” ini belum pernah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah