suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya dengan kelompok-kelompok sosial yang lain Goldmann dalam Faruk 2012:65-66.
Kondisi struktural masyarakat dapat membuat suatu kelas yang ada dalam posisi tertentu dalam masyarakat itu membuahkan dan mengembangkan suatu
pandangan dunia yang khas Faruk 2012:65. Pendekatan Strukturalisme Genetik inilah yang dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang mampu
merekonstruksikan pandangan dunia pengarang.
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran untuk menyelidiki
suatu ilmu, sedangkan objek formal adalah sudut pandang subjek menelaah objek materialnya www.one.indoskripsi.com diunduh pada tanggal 30 Januari 2014
pukul 14.15 WIB. Objek material dalam penelitian sastra dapat meliputi karya-karya sastra itu
sendiri, yakni novel, teks drama, puisi, karya-karya epos kuno, hingga esai. Sedangkan objek formal dalam penelitian sastra dipandang sebagai unit analisis
atau kajian yang digunakan untuk membedah karya sastra. Objek material dalam penelitian ini adalah novel Le Tour du Monde en
Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne dan objek formal dalam penelitian ini adalah teori Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann.
3.3 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dalam penelitian ini yaitu novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian ini yang berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber yang
berhubungan dengan masalah penelitian termasuk teori Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-
fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis Ratna 2008:53. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
isi. Dasar dari pelaksanaan analisis isi adalah penafsiran dan memberikan perhatian pada isi pesan. Isi dalam analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi
laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi sebagaimana dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam
hubungan naskah dengan pembaca Ratna 2008:48. Terkait dengan penjelasan di atas, peneliti melakukan analisis data dengan
cara mencari fakta-fakta yang terdapat
dalam karya sastra
kemudian menganalisisnya dengan memberi
penjelasan
lebih lanjut sehingga dapat dengan mudah dipahami. Adapun penjelasan tentang isi komunikasi, peneliti ungkapkan
bersamaan dengan isi laten yang terdapat dalam karya. Berikut contoh dari analisis data:
1 No. Data
2 Kutipan dari novel
Passepartout était un brave garçon, de physionomie aimable, aux lèvres un peu saillantes, toujours prêtes à goûter ou à caresser,
un être doux et serviable, avec une de ces bonnes têtes rondes que lon aime à voir sur les épaules dun ami. Il avait les yeux bleus, le
teint animé, la figure assez grasse pour quil pût lui-même voir les pommettes de ses joues, la poitrine large, la taille forte, une
musculature vigoureuse, et il possédait une force herculéenne que les exercices de sa jeunesse avaient admirablement développée.
Ses cheveux bruns étaient un peu rageurs…
3 Terjemahan
Passepartout adalah orang yang baik hati, wajahnya menyenangkan, bibirnya sedikit menonjol, selalu siap untuk mencicipi, perilakunya lembut dan penuh
pelayanan, kepalanya bulat sempurna seperti yang diharapkan orang ketika dia bersandar di bahu sahabatnya. Matanya biru, warna kulitnya cerah, mukanya
gemuk sehingga pipi bulatnya dapat dilihatnya sendiri, dadanya lebar, postur tubuhnya kuat, badannya berotot dan tenaga fisiknya berkembang penuh karena
olahraga yang dilakukannya di masa muda. Rambutnya yang coklat agak berantakan…
4 Analisis
Kutipan tersebut menjelaskan tentang bagaimana penggambaran fisik dan sifat dari Passepartout, salah satu tokoh utama dalam Le Tour du Monde en Quatre-
Vingts Jours. Penggambaran fisik Passepartout mulai dari detail kepala, mata,
kulit, rambut dan sebagainya terlihat pada cuplikan kalimat « … avec une de ces
bonnes têtes rondes… Il avait les yeux bleus, le teint animé, la figure assez grasse pour quil pût lui-même voir les pommettes de ses joues, la poitrine large,
la taille forte, une musculature vigoureuse… Ses cheveux bruns… kepalanya bulat sempurna… Matanya biru, warna kulitnya cerah, mukanya gemuk
sehingga pipi bulatnya dapat dilihatnya sendiri, dadanya lebar, postur tubuhnya kuat, badannya berotot… Rambutnya coklat…» Sedangkan
penggambaran sifatnya terlihat pada cuplikan « Passepartout était un brave garçon,… un être doux et serviable,… Passepartout adalah orang yang baik
hati,
… perilakunya lembut dan penuh pelayanan ». Dapat dikatakan,
penggambaran fisik Passepartout yang kokohkuat tersebut justru terlihat kontras dengan sikapnya yang lembut, penuh pelayanan, dan baik hati.
29
BAB 4 MANIFESTASI PANDANGAN DUNIA JULES VERNE DALAM NOVEL
LE TOUR DU MONDE EN QUATRE-VINGTS JOURS
Bab ini berisi analisis terhadap novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours melalui kajian Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dengan analisis
utama adalah pandangan dunia pengarang. Tahapan awal yang dilakukan peneliti
adalah mengkaji struktur karya sastra, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji
fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dialektika, dan pandangan dunia pengarang yaitu Jules Verne dalam novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours.
4.1 Struktur Karya Sastra
Untuk mengkaji struktur karya sastra, peneliti membatasi pada unsur tema, tokoh dan penokohan, alurplot, latar, dan sudut pandang penceritaan.
4.1.1 Tema
Tema dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours adalah tema petualangan. Sebab novel tersebut bercerita tentang kisah perjalanan mengelilingi
dunia dalam 80 hari dengan banyak petualangan yang terjadi di dalamnya. Jika mendasarkan diri pada teori Lukacs, maka Le Tour du Monde en
Quatre-Vingts Jours termasuk dalam novel dengan tema idealisme abstrak. Hal tersebut dikarenakan persepsi sang tokoh utama yaitu Phileas Fogg tentang dunia
bersifat subjektif, didasarkan pada kesadaran yang sempit, sehingga idealismenya menjadi abstrak.
Petualang semacam Phileas Fogg semata-mata mengandalkan diri sendiri, mampu mengalahkan sebuah negara, menunjukkan persepsi yang sempit
mengenai dunia. P ersepsi bahwa dunia mungkin hanya selebar “daun kelor”
sehingga mudah ditaklukan dan dengan demikian diasimilasi ke dalam diri. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:
1
Je parie vingt mille livres contre qui voudra que je ferai le tour de la terre en quatre-vingts jours ou moins, soit dix-neuf cent vingt heures
ou cent quinze mille deux cents minutes. Acceptez-vous ? Saya bertaruh 20000 poundsterling melawan keinginan siapapun,
bahwa saya akan melakukan perjalanan mengelilingi dunia dalam 80 hari atau kurang, dalam 1920 jam atau 115200 menit.
Apakah kalian setuju ?
Kutipan tersebut menggambarkan bagaimana persepsi Phileas Fogg tentang dunia yang masih bersifat subjektif. Ia berani bertaruh bahwa dapat
mengelilingi dunia dalam waktu 80 hari bahkan kurang.
4.1.2 Tokoh dan Penokohan
Tokoh yang dibahas dalam penelitian ini adalah tokoh utama. Sebab tokoh tersebut menentukan perkembangan alur cerita secara keseluruhan. Tokoh utama
dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours adalah Phileas Fogg, Jean Passepartout, Detektif Fix, dan Aouda.
1. Phileas Fogg
Phileas Fogg adalah tokoh utama dalam Le Tour du Monde en Quatre- Vingts Jours yang melakukan perjalanan mengelilingi dunia dalam 80 hari. Ia
diperkenalkan pertama kali dalam novel dengan kondisi fisik yang disebutkan sebagai berikut. Perhatikan kutipan di bawah ini:
2
Cétait un homme qui pouvait avoir quarante ans, de figure noble et belle, haut de taille, que ne déparait pas un léger embonpoint, blond
de cheveux et de favoris, front uni sans apparences de rides aux tempes, figure plutôt pâle que colorée, dents magnifiques.