7. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku seperti batas upah minimum maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
2.1.2 Keselamatan Kerja
Megginson dalam Mangkunegara 2004:61, keselamatan kerja didefinisikan sebagai berikut “Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman
atau selamat dari penderitaan kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Menurut Barthos 2004 : 137 menyatakan bahwa, kesejahteraan pekerja merupakan salah
satu tujuan yang hendak dicapai dalam dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu sendiri maupun instansi-instansi pemerintah yang dalam tugas pokoknya
mengelola sumber-sumber daya manusia dan pihak-pihak lain dari kelembagaan swasta.
Menurut Husni 2005:136, keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah
kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan : “suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan
proses yang telah diatur dari suatu aktivitas”. Ada 4 empat faktor penyebabnya yaitu :
a. Faktor manusianya.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor materialbahanperalatan. c. Faktor bahayasumber bahaya.
d. Faktor yang dihadapi pemeliharaanperawatan mesin-mesin. Menurut Husni 2005:137 bahwa disamping ada sebabnya maka suatu kejadian
juga akan membawa akibat. Akibat dari kecelakaan industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain : 1
Kerusakankehancuran mesin, peralatan, bahan dan bangunan 2
Biaya pengobatan dan perawatan korban 3
Tunjangan kecelakaan 4
Hilangnya waktu kerja 5
Menurunnya jumlah maupun mutu produksi b. Kerugian yang bersifat non ekonomis Pada umumnya berupa penderitaan
manusia yaitu tenaga kerja yang bersangkutan baik itu merupakan kematian, lukacidera berat maupun luka ringan.
2.1.3 Kesehatan Kerja
Menurut Husni 2005:140, kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang
sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal. Tujuan kesehatan kerja menurut Husni 2005: 140-142
adalah: a.
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial.
Universitas Sumatera Utara
b. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja. c.
Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja.
d. Meningkatkan produktivitas kerja.
Menurut Meggison dalam Yuli, 2005:211, Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Menurut Flippo Panggabean, 2004:113, program kesehatan kerja dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Kesehatan fisik Physical Health 1
Pemeriksaan fisik prapenempatan 2
Pemeriksaan fisik secara berkala untuk setiap karyawan 3
Pemeriksaan fisik berkala secara sukarela untuk setiap karyawan 4
Klinik medis yang mempunyai staf dan perlengkapan yang baik 5
Tersedianya tenaga medis dan ahli hygiene industri yang terlatih 6
Perhatian yang sistematik dan preventif yang dicurahkan pada tekanan dan ketegangan industrial
7 Pemeriksaan secara berkala dan sistematis atas ketentuan sanitas yang
tepat.
b.
Kesehatan Mental Mental Health 1
Tersedianya penyuluhan kejiwaan dan psikiater 2
Kerjasama dengan spesialis dan lembaga-lembaga psikiater dari luar perusahaan
Universitas Sumatera Utara
3 Pendidikan personalia perusahaan sehubungan dengan hakikat dan
pentingnya masalah kesehatan mental 4
Pengembangan dan pemeliharaan program hubungan kemanusiaan yang tepat
2.1.4 Kinerja