Jenis Tanaman dan Perilaku Petani

Tanaman cabe di desa ini ditanam dengan pola tanam 2 kali setahun, umur tanaman cabe mencapai 5 bulan dan pemanenan buah cabe dilakukan pada saat tanaman cabe telah berumur 4 bulan. Jenis tanaman cabe yang ditanam pada umumnya bibit cabe merah merek 99. Disamping bertanam cabe mereka juga menanam bunga hias . Untuk mengatasi hama cabe petani pada umumnya melakukan penyemprotan pestisida yang tidak sesuai dengan anjuran dari Dinas Pertanian yang menganjurkan penyemprotan dilakukan hanya menggunakan satu jenis bahan pestisida. Tetapi pada kenyataannya petani di daerah ini melaksanakan penyemprotan dengan mencampur insektisida, fungisida, pupuk dan bahan perekat pada saat penyemprotan dengan alasan untuk menghemat waktu dan tenaga. Air yang digunakan sebagai pengencer pestisida di daerah ini menggunakan air hujan yang ditampung dengan bak plastik. Akibat adanya harga cabe yang berfluktuasi, juga mengakibatkan petani yang mencampur satu jenis insektisida dengan insektisida lainnya yang berbeda harga dengan alasan untuk menghemat biaya misalnya penyemprotan insektisida dursban yang dicampur dengan insektisida reagen. Petani di daerah ini dalam memilih pestisida tidak memperhatikan jenis hama tanaman yang akan disemprot, disamping itu juga tidak memperhatikan label pada kemasan yang digunakan, hanya berdasarkan pengalaman saja. Dalam penyimpanannya pestisida tidak ditempatkan pada tempat yang khusus sehingga masih belum aman untuk anak kecil maupun binatang piaraan. Pestisida digunakan terus menerus baik ada hama maupun tidak ada hama. Penyemprotan dilakukan pada saat tanaman cabe berumur 1 minggu menggunakan alat penyemprot tanki sprayer kapasitas 14 liter dan 17 liter dengan frekunsi penyemprotan dalam satu minggunya lebih dari satu kali. Setelah melakukan penyemprotan petani pada umumnya tidak mencuci tangan dan mandi serta pakaian yang digunakan untuk menyemprot hanya di jemur dan tidak dicuci dan akan dipakai lagi pada saat penyemprotan selanjutnya. Kemasan bekas pestisida yang bentuk bungkus plastik mereka buang sekitar kebun mereka, ada juga yang membakar kemasan tersebut. Sedangkan kemasan pestisida dalam bentuk botol plastik mereka bawa pulang ke rumah mereka dengan alasan dapat digunakan kembali apabila perlu dan ada juga yang menjual kemasan tersebut pada pembeli barang-barang bekas.

C. Pestisida dan Penggunaannya

Keberadaan pestisida pada tanaman cabe di desa Candi Kecamatan Bandungan sulit dihindarkan. Saat serangan hama dan penyakit dan membuat petani panik, pestisidalah yang sering dijadikan tumpuan harapan petani sebagai dewa penolong untuk menyelamatkannya. Dinas Pertanian Kecamatan Bandungan saat ini telah menggalakkan pembuatan dan pemakaian pestisida alami yang dibuat dari campuran urine sapi dan EM4. Pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida ini memang berhasil disatu sisi, tetapi pemberantasan hama dengan pestisida yang dengan frekuensi tetap tanpa memperdulikan ekosistem tersebut telah mengakibatkan efek samping yang cukup besar. Diantaranya muncul resistensi dan resurjensi hama sasaran, ledakan hama penyakit sekunder yang bukan sasaran, berpengaruh negatif terhadap biota bukan sasaran, misalnya adanya penyakit keriting cabe yang diakibatkan sejenis virus yang sampai pada saat ini belum ada obatnya. Penggunaan pestisida berlebihan juga dapat mengakibatkan keracunan pada petani penyemprot, residu pestisida yang berakibat keracunan pada konsumen juga pencemaran lingkungan. Pemakaian pestisida pada tanaman cabe juga diperparah dengan anggapan para petani yang menganggap pemakaian pestisida = pupuk, jadi para petani pada umumnya menganggap pemakaian pestisida mutlak dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi ambang ekonomi hama sehingga sering salah dalam aplikasi penggunaan pestisida tersebut. Di Desa Candi Kecamatan Bandungan pada umumnya menggunakan insektisida berupa : Curacron 500 EC, Dursban 200 EC, Reagen 50 SC, Winder 25 WP, Agrimec 18 EC, Elsan 60 EC, Furadan 3G, Decis 2,5EC, Metamedofos 500SL, Kresban 200 EC dan Spontan 400 SL. Sedangkan fungisida berupa : Antracol 70 WP, Dupont 200, Manzate 200, Daconil 75 WP, Dion-M dan Metindo 25 WP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Nama, jenis, bentuk dan bahan aktif pestisida pada tanaman Cabe yang digunakan oleh petani di Kecamatan Bandungan Tahun 2008 Jenis Pestisida Nama Bentuk Bahan Aktif Insektisida Curacron 500 EC Cair Prefonofos 500 grl Insektisida Dursban 200 EC Cair Klorpirifos 200 grl Insektisida Reagen 50 SC Cair Fipronil 50 grl Insektisida Winder 25 WP Bubuk Imedacloprit 25 Insektisida Agrimec 18 EC Cair Abamektin 18,4 gl Insektisida Elsan 60 EC Cair Fentoat 600 grl Insektisida Furadan 3G Butiran Karbofuran 3 Insektisida Decis 2,5EC Cair Detametrin 2,5 grl Insektisida Metamedofos 500SL Cair Os-dimetilfosfor- metamediot