Variabel Penelitian yang Dominan terhadap Kejadian Keracunan pada

Tabel 5.1 Nilai RP yang diperoleh dari analisis bivariat chi square dengan variabel terikat keracunan pestisida dalam darah No. Variabel bebas RP 95CI 1. Pengetahuan 3,375 1,201 – 9,482 2. Sikap 16,571 2,331 – 17,784 3. Status Gizi 0,667 0,237 – 1,873 4. Jumlah Pestisida 4,685 1,155 – 19,004 5. Frekuensi Menyemprot 1,363 0,517 – 3,592 6. Dosis Pestisida 8,250 2,042 – 33,334 7. Lama Menyemprot 4,242 1,326 – 13,575 8. Arah Penyemprotan 4,603 1,441 – 14,707 9. Kebersihan badan 3,611 1,127 – 11,575 10. Pemakaian APD 5,000 1,568 – 15,942 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai RP dengan nilai confidence interval yang memiliki rentang yang paling pendek adalah variabel pengetahuan yaitu nilai p=0,030 RP=3,375 95CI=1,201 – 9,482 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pengetahuan dominan menyebabkan terjadinya keracunan pada petani cabe. Sebenarnya apabila petani tersebut melakukan penanganan pestisida sesuai dengan label maka keracunan petani dapat dicegah. Karena label pestisida pada umumnya berisikan nama pestisida yang digunakan, tanda keracunan, pertolongan sederhana bila keracunan, cara meracik. Pengetahuan merupakan kumpulan kesan-kesan dan penerangan yang terhimpun dari pengalaman tersebut, dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain. Pengetahuan tidak lain dari hasil tahu atau pengalaman sendiri atau tahu dari pengetahuan orang lain, artinya mengakui sesuatu yang disebut putusan, sehingga pada dasarnya putusan atau pengetahuan itu sama. 37 Hasil penelitian berdasarkan jawaban kuesioner didapatkan bahwa tata cara petani dalam melakukan penyemprotan berdasarkan petunjuk dari orang lain yaitu petani yang berhasil dan ketua kelompok tani yang mereka anggap lebih mengetahui dari mereka dan dari beberapa pengalaman yang mereka dapatkan. Anjuran dari penyuluh Pertanian tentang tatacara penyemprotan kurang mereka ikuti hal ini dikarenakan terlalu banyak ketentuan. Misalnya saja dari Penyuluh Pertanian menganjurkan agar penyemprotan pestisida dilakukan untuk satu kali penyemprotan digunakan satu jenis pestisida saja dan tanpa menggunakan bahan perekat karena pestisida pada umumnya telah memiliki bahan perekat. Petani menganggap hal ini mengakibatkan mereka akan rugi tenaga dan waktu, sehingga dalam melakukan penyemprotan petani mencampur pestisida yang digunakan yaitu insektisida+fungisida+pupuk dan bahan perekat. Pengetahuan yang kurang dari para petani juga dapat dilihat dari pemakaian jenis pestisida yang dilarang beredar dan pada umumnya menggunakan bekas kemasan pestisida untuk kepentingan lainnya seperti untuk wadah minyak goreng dan untuk air minum.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengamati perilaku petani penyemprot tanaman cabe dan pengamatan keracunan dilakukan berdasarkan enzim kholinesterase di dalam plasma darah. Pengukuran keracunan dalam darah dapat dilakukan dengan metode Tinto meter Kit yang mengamati butiran darah merah truecholinesterase dan metode Spektrofotometer yang mengamati plasma darah pseudocholinesterase. Pengukuran keracunan pestisida tidak hanya dapat diperiksa berdasarkan plasma darah, tapi juga dapat diperiksa berdasarkan kandungan pestisida dalam lambung dan urin. Petani cabe pada umumnya tidak secara terus menerus menanam cabe, mereka menanam cabe biasanya 2 periode dalam satu tahun, selanjutnya tanah di istirahatkan ditanam kembali dengan sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Karena hal tersebut maka ada varibael yang tidak dapat diteliti dalam penelitian in misalnya masa kerja petani. Pengukuran keracunan berdasarkan aktivitas kholinesterase darah dalam penelitian ini dengan metode Spektrofotometer berdasarkan pengamatan panjang gelombang dilakukan di laboratorium sehingga membutuhkan waktu dalam pemeriksaannya apabila penelitian tersebut dilakukan jauh dari laboratorium. Sedangkan metode Tinto meter Kit berdasarkan pengamatan perubahan warna, dan peralatan yang digunakan untuk metode Tinto meter Kit bentuk peralatannya kecil sehingga dapat dibawa ke lokasi penelitian dan hasilnya dapat langsung diketahui.