6
2. PERMASALAHAN
Dari latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah prosedur dan pelaksanaan pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura?
b. Apa yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura ?
c. Bagaimanakah pola penyelesaian kredit bermasalah yang dilaksanakan oleh PT. Rakyat Indonesia Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura?
3. TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran secara yuridis mengenai prosedur dan pelaksanaan pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonensia Persero
Tbk.Cabang Semarang Pattimura. b. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kredit bermasalah di PT. Bank Rakyat Indonensia Persero Tbk. Cabang Semarang
Pattimura. c. Untuk mengetahui pola penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura.
4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi sumbangan positif bagi kajian ilmu pengetahuan hukum perdata, khususnya dalam bidang hukum perbankan pada studi
kredit perbankan.
7
A. Manfaat teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang berguna dan bermanfaat terhadap bidang hukum perbankan, mengenai
antisipasi untuk mengurangi terjadinya kredit bermasalah pada lembaga keuangan perbankan.
B. Manfaat praktis
1. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura dalam hal
antisipasi untuk mengurangi terjadinya kredit bermasalah. 2. Dapat melengkapi kajian hukum bagi para praktisi pembuat kebijakan
dalam bidang hukum perbankan, khususnya mengenai penyelesaian kredit bermasalah.
5. KERANGKA PEMIKIRAN
Satjipto Rahardjo menyatakan bahwa hukum terbentuk dari kaidah-kaidah norma-norma yang hidup di masyarakat yang dituangkan kedalam bentuk peraturan
hukum yang harus dilaksanakan oleh para penegak hukum dan ditaati oleh masyarakatnya. Aturan hukum yang telah terbentuk tersebut kemudian dilaksanakan
oleh para penegak hukum dan diterapkan dalam masyakat, meskipun pada kenyataannya banyak terjadi ketidak sesuaian kesenjangan antara peraturan hukum
8
dengan pelaksanaannya di lapangan, dan pada hakikatnya penegakan hukum adalah merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide.
3
Unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan penegakan hukum tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu unsur yang mempunyai keterlibatan agak jauh dan unsur
yang dekat, sehingga pola penegakan hukum akan sangat dipengaruhi oleh struktur masyarakatnya dan penegakan hukum itu sendiri sudah mulai ada pada saat peraturan
hukumnya dibuat.
4
Dalam struktur kenegaraan modern, tugas penegakan hukum itu dijalankan oleh komponen eksekutif dan dilaksanakan oleh birokrasi dari eksekutif tersebut sehingga
sering disebut juga birokrasi penegakan hukum.
5
Pokok permasalahan dalam penulisan tesis ini sebagaimana telah diuraikan dalam permasalahan dan tujuan penelitian adalah bagaimana pemberian kredit dilaksanakan
di PT. BRI Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura, kemudian jika sampai terjadi kredit bermasalah maka sebab-sebab apa yang menjadi faktor pembentuknya, dan
bagaimana kredit bermasalah tersebut dapat diselesaikan oleh PT. BRI Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura.
Pelaksanaan pemberian kredit di BRI dilaksanakan oleh Pejabat Kredit Lini Account Officer kredit retail dan KRETAP, ADK, serta Pejabat Pemutus Kredit,
sedangkan penyelesaian kredit bermasalah dilaksanakan oleh selain Pejabat Kredit Lini Account Officer kredit retail dan Account Officer KRETAP yang bersangkutan
dengan kredit bermasalah tersebut, dan oleh Account Officer Bidang NPL Non-
3
Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung: Sinar Baru, hal 5
4
Ibid hal 23
5
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Aditya Bakti 1996, hal.181
9
performing Loan. Sehingga dapat diketahui dalam pembahasan tesis ini komponen eksekutif dapat dipersamakan dengan para pembuat peraturan dalam bidang
perbankan, yaitu Pemerintah sebagai pembuat peraturan di bidang perbankan secara umum dalam bentuk perundang-undangan dan peraturan-peraturan pemerintah, Bank
Indonesia sebagai pembuat kebijakan dan peraturan perbankan secara lebih khusus, dan Kantor Pusat BRI sebagai pembuat kebijakan intern BRI mengenai perkreditan.
Sedangkan pada pelaksanaan pemberian kredit dan penyelesaian kredit bermasalah di PT. BRI Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura komponen birokasi dapat
dipersamakan dengan para Pejabat Kredit Lini Account Officer kredit retail, Account Officer kretap, dan Account Officer NPL, staff dan kepala bagian ADK,
maupun Pejabat Pemutus Kredit di BRI Cabang Semarang Pattimura sebagai birokrasi penegak hukumnya.
Teori penegakan hukum dapat diterapkan untuk mengetahui apakah aturan hukum dalam hal ini aturan-aturan pokok dalam pemberian kredit perbankan dan
penyelesaikan kredit bermasalah sudah ditegakkan dan dilaksanakan ataukah belum oleh para birokrasi penegak hukum tersebut dalam pelaksanaan pemberian kredit dan
penyelesaian kredit bermasalah di PT. BRI Persero Tbk. Cabang Semarang Pattimura.
6. METODE PENELITIAN