Islam Berkemajuan Sebagai Paradigma

Islam Berkemajuan Sebagai Paradigma

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah ortom Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar, berakidah Islam dan bersumber pada Al- Qur’an dan As-Sunnah. (AD IPM: Pasal 3). Ketika berbicara IPM secara ideologis, filosofis, dan paradigmatik, tentu tidak bisa lepas Muhammadiyah. Maksud dan tujuan Muhammadiyah harus dijadikan sebagai rujukan bagi IPM ketika bergerak, setiap kader IPM harus benar-benar meresapi ideologi gerakan Muhammadiyah, yaitu pandangan Islam berkemajuan.

Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam yang berkemajuan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai- nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi (Qs. Ali Imran ayat 104 dan 110) yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah. Sebagai sayap gerakan Muhammadiyah, gerakan IPM sudah seharusnya ber- komitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahiran Muhammadiyah tahun 1912. Pandangan Islam yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh K.H. Ahmad Dahlan melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidup- Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam yang berkemajuan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai- nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi (Qs. Ali Imran ayat 104 dan 110) yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah. Sebagai sayap gerakan Muhammadiyah, gerakan IPM sudah seharusnya ber- komitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahiran Muhammadiyah tahun 1912. Pandangan Islam yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh K.H. Ahmad Dahlan melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidup-

Dengan pandangan Islam yang berkemajuan dan menyebarluaskan pencerahan, maka gerakan IPM tidak hanya berhasil melakukan peneguhan dan pengayaan makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak pelajar muslim, tetapi sekaligus melakukan pencerdasan dengan ilmu dalam bidang mu’amalat dunyawiyah yang membawa perkembangan hidup sepanjang kemauan ajaran Islam. Pencerdasan IPM sebagai manifestasi tajdidyang mengan- dung makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi), yang seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali kepada Al- Qur’an dan As-Sunnah (al-ruju’ ila al- Quran wa al-Sunnah ) untuk menghadapi perkembangan zaman.

Menjadi Pelajar Berkemajuan Karakter Islam berkemajuan untuk pencerahan

peradaban mampu memberikan kekuatan yang dinamis dalam menghadapkan pelajar Islam dengan perkembangan zaman. Dalam penghadapan Islam atas realitas zaman, IPM harus mengembangkan gerakan ilmu, gerakan pencerahan, dan gerakan pemberuan sebagai alat kemajuan, sehingga Islam benar-benar menjadi agama bagi kehidupan yang bersifat kontekstual tanpa kehilangan pijakannya yang autentik pada sumber ajaran. Gerakan peradaban mampu memberikan kekuatan yang dinamis dalam menghadapkan pelajar Islam dengan perkembangan zaman. Dalam penghadapan Islam atas realitas zaman, IPM harus mengembangkan gerakan ilmu, gerakan pencerahan, dan gerakan pemberuan sebagai alat kemajuan, sehingga Islam benar-benar menjadi agama bagi kehidupan yang bersifat kontekstual tanpa kehilangan pijakannya yang autentik pada sumber ajaran. Gerakan

Menurut Kang Mukti, ada lima pondasi utama Islam berkemajuan, yang dapat dijadikan karakter untuk “menjadi pelajar Muhammadiyah” yaitu: Pertama, Memiliki Tauhid yang Murni. Tauhid yaitu doktrin sentral dalam Islam. Misi IPM adalah tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah swt. Islam puritan yang selalu mengajak kepada aqidah yang murni, bersih, lurus, dari berhala (klasik atau modern) yang merusak.

Kedua, Memahami Al- Qur’an dan Sunnah Secara Mendalam. Bagi IPM, beragama Islam harus berdasarkan pada Al- Qur’an dan al-Sunnah al-Maqbullah. Tidak bersifat taqlid (ikut-ikutan) trend, budaya pop, dan lain- lain, tanpa pengetahuan tentangnya. Dalam beribadah dan ber-muamalah wajib menjadikan Al- Qur’an dan sunnah sebagai titik pijak.

Ketiga, Melembagakan Amal Shalih yang Fungsional dan Solutif. Iman tidak sempurna tanpa amal shalih. Bagi IPM, amal shalih tidak semata-mata berupa ibadah mahdhah. Amal shalih adalah karya-karya kreatif dan bermanfaat, merefleksikan kerahmatan Islam dan Ketiga, Melembagakan Amal Shalih yang Fungsional dan Solutif. Iman tidak sempurna tanpa amal shalih. Bagi IPM, amal shalih tidak semata-mata berupa ibadah mahdhah. Amal shalih adalah karya-karya kreatif dan bermanfaat, merefleksikan kerahmatan Islam dan

Keempat, Berorientasi Kekinian dan Masa Depan. Pelajar Muhammadiyah tidak terjebak pada romantisme kejayaan masa lalu. Dalam melakukan program, berpikir dan bertindak baik secara individu maupun kolektif harus menjadikan masa lalu sebagai titik pijak untuk begerak kekinian dan merancang masa depan.

Kelima, Bersikap Toleran, Moderat, dan Suka Bekerja Sama. Pelajar Muhammadiyah tidak boleh bersikap elitis dan ekslusif. Fanatisme Islam, golongan ber- IPM secara berlebihan dan over-reaktif tidak dibenarkan. Kader IPM tidak boleh menjadikan perbedaan masalah- masalah sepele, (khilafiah), teknis, dan ecek-ecek sebagai sumber konflik. Namun, pelajar, Muhammadiyah (kader, anggota) IPM harus memiliki sikap yang toleran (menghargai dan memahami perbedaan), moderat (sederhana, adil, dan bijaksana), serta suka bekarja sama.

Wallahu a’lam.

Yogyakarta, 18 Juli 2013 Editor

Azaki Khoirudin