––Muhammad Hanif 28

––Muhammad Hanif 28

Wat verschijne, Wat verdwijne ‘T hangt niet aan een los geval

In het verleden ligt het heden In het nu wat lonen zal

De Genestest

Anggota PP IPM bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) 2012- 2014, Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam UIN Bandung.

Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang memba- has kepada peristiwa masa lampau yang benar-benar terjadi pada manusia sebagai aktor utamanya yang meliputi ruang dan waktu. Menurut Yusuf Al-Qaradhawi mengatakan bahwa sejarah adalah memori umat. Apabila ada seseorang yang ingin menghapus memori tersebut maka umat tersebut akan melupakan kegemilangan, dan harus memulai lagi dari nol seperti umat yang tidak memiliki sejarah. Namun, apabila mereka tidak bisa menghapusnya, mereka berusaha untuk merusak serta mendistorsinya dengan informasi-informasi yang salah, terbalik, dan palsu. 29 Selaras dengan pendapat Yusuf,

George Santayana, filsuf besar dari Spanyol mengatakan, “Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya”. 30

Pada dasarnya masa lalu mempunyai tiga fungsi, yaitu (a) untuk melestarikan identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok bagi kelangsungan hidup. (b) Untuk mengambil pelajaran dan teladan dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Dan (c) sejarah dapat berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai makna hidup dan mati atau mengetai tempat manusia diatas muka bumi ini.

Al-Qaradhawi, Yusuf. 2005. Distorsi Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar 30

Dienaputra, Reiza D. 2012. Sunda: Sejarah, Budaya, dan Politik. Bandung: Sastra Unpad Press

Kendati sejarah pada hakikatnya tidak dapat diubah, namun pelbagai tafsiran dapat diberikan yang akhirnya memberikan warna yang berbeda dalam melukiskan sejarah. Dengan demikian kita perlu dapat membedakan antara objektivitas kenyataan dan subjektivitas interpretasi untuk bisa mengurangi kesalah- pahaman sejarah.

Sejarah bukanlah hanya sebatas pembelajaran masa lalu belaka, dan juga bukan hanya sebatas mengingat masa lalu tanpa merencanakan masa depannya. Kita tidak hanya menganggap bahwa masa lalu adalah masa yang hanya dinikmati saja, masa yang hanya diperingati tiap tahunnya, dan masa merindukan kedigjayaan sebuah bangsa saja melainkan ada sebuah pemikiran untuk merencanakan masa depan dari masa lalunya, atau yang lebih dikenal dengan planning of history. Dalam kitab suci umat Islam, Al- Q ur’an, disebutkan bahwa sejarah merupakan landasan untuk merencanakan masa depan, wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad (QS. Al Hasyr: 18).

Sebagai umat Islam, kita tidak bisa menutup mata, telinga dan hati kita atas perintah Allah Swt yang memerintahkan hambanya untuk melihat hari esok dengan tidak lupa melihat masa lalunya. Mengutip sajak dari salah seorang penyair yang terkemuka, De Genestest, yang menyebutkan bahwa apa yang datang dan apa yang hilang, pada hakikatnya tidak terlepas satu dari yang lainnya (Yusuf Muhammad, 1963: 9). Dari sajak ini, dapat Sebagai umat Islam, kita tidak bisa menutup mata, telinga dan hati kita atas perintah Allah Swt yang memerintahkan hambanya untuk melihat hari esok dengan tidak lupa melihat masa lalunya. Mengutip sajak dari salah seorang penyair yang terkemuka, De Genestest, yang menyebutkan bahwa apa yang datang dan apa yang hilang, pada hakikatnya tidak terlepas satu dari yang lainnya (Yusuf Muhammad, 1963: 9). Dari sajak ini, dapat

Bangsa yang besar dan maju adalah bangsa yang berani melihat masa lalunya. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, telah mencontohkan bahwa kita harus berdamai dengan masa lalu. Karena masa lalu bukanlah seekor makhluk yang hanya dihapalkan bahwa dia memiliki ekor, belalai, kuping, kumis, gading, dan taring, yang apabila digambarkan menjadi makhluk yang begitu menakutkan, sehingga tidak ada satupun orang yang berani memeluk makhluk ini, mendekatinya saja sudah enggan. Tapi, sejarah adalah makhluk yang begitu indah dan elok dipandang yang setiap orang sangatlah menginginkan menyentuh dan memeluk makhluk ini.

Kesadaran Sejarah, Karakter Pelajar Berkemajuan

Pada kesempatan ini, penulis hanya mencoba meng- ingatkan kembali atas kesadaran sejarah pada aktivis gerakan Ikatan pelajar Muhammadiyah (IPM) dewasa ini. Sering kita jumpai perkataan yang begitu menyakitkan, yang lalu biarlah berlalu , memang hal ini tidak sepenuhnya salah namun alangkah lebih eloknya jika IPM bisa melihat masa lalu untuk membantu menatap masa depan. Penulis berharap agar pelajar Indonesia umumnya, dan pelajar Muhammadiyah pada khususnya untuk tidak menjadi Pada kesempatan ini, penulis hanya mencoba meng- ingatkan kembali atas kesadaran sejarah pada aktivis gerakan Ikatan pelajar Muhammadiyah (IPM) dewasa ini. Sering kita jumpai perkataan yang begitu menyakitkan, yang lalu biarlah berlalu , memang hal ini tidak sepenuhnya salah namun alangkah lebih eloknya jika IPM bisa melihat masa lalu untuk membantu menatap masa depan. Penulis berharap agar pelajar Indonesia umumnya, dan pelajar Muhammadiyah pada khususnya untuk tidak menjadi

Mengetahui dan memahami sejarah bagi pemuda Islam sangatlah penting. Bukankah kita sudah mengetahui bersama pernyataan yang sudah sering didengar, “jika ingin menghancurkan sebuah bangsa maka hancurkan dulu ingatan masa lalunya”. Sudah banyak bangsa yang mengalami kehancuran karena tidak bisa melihat sejarah- nya. Bahkan akhir-akhir ini negara yang berpenduduk mayoritas muslim (Timur Tengah) sedang mengalami diambang kehancuran, sesama saudara saling bertikai. Salah satu faktornya adalah kesadaran sejarah yang dimilikinya sudah mulai berkurang.

Dengan spirit gerakan al-Qalam, Nuun Walqalami Wamaa Yasthuruun harus dipahami sebagai perintah imperatif tentang “kesadaran sejarah”, yaitu bagaimana IPM mampu menuliskan sejarah dan mewarnai peradaban

Sebelum terlambat, IPM sebagai organisasi pelajar dengan di muka bumi. “Gerakan Pelajar Berkemajuan”, tentunya tidak ingin hal ini

terjadi terhadap bangsa kita, bangsa yang berdiri atas lembaran- lembaran sejarah yang gemilang. Oleh karena itu, tugas IPM sekarang ialah untuk menyusun lembaran-lembaran

yang berserakan ini untuk menjadi sebuah buku yang enak dibaca dan diceritakan kembali kepada generasi selanjutnya.