Dari IPM untuk Semua

Dari IPM untuk Semua

Jika baru-baru ini Muhammadiyah melaunching buku “Dari Muhammadiyah untuk Indonesia”, maka visi kader IPM melebihi dan melampaui dari itu. IPM tidak

hanya memiliki visi kebangsaan dan keindonesiaan. Tetapi, IPM memiliki visi kader kemanusiaan. Selama ini IPM terlalu lama bergelut diinternal, visi IPM hanya hanya memiliki visi kebangsaan dan keindonesiaan. Tetapi, IPM memiliki visi kader kemanusiaan. Selama ini IPM terlalu lama bergelut diinternal, visi IPM hanya

Empati kemanusiaan dan pemihakan profetik kenabian merupakan misi suci terpenting dari gerakan IPM. Dengan membuka ruang bagi kesediaan untuk mengakui kebaikan bagi kehidupan manusia walaupun

dilakukan oleh orang yang berbeda keyakinan. 22 Etos kemanusiaan tampak pada pendiri Muhammadiyah, KHA dahlan yang mudah belajar dari pemeluk agama lain. Sehingga muncul rumah sakit, sekolah, panti asuhan yatim piatu, rumah miskin, dan kepanduan. gagasan ini

dapat dikaji dalam “Kesatuan Hidup Manusia” 23 Jejak kemanusiaan tersebut telah melintasi batas-

batas keagamaan dan kebangsaan yang terus bergulir dalam peradaban global. Batas lokalitas, ethnis, dan kebangsaan, semakin cair, seluruh manusia berkomunikasi dan bertukar informasi. Hal semacam ini harus mencip- takan ruang empati kemanusiaan dengan menjadikan agama Islam pemberi solusi untuk kesejahteraan umat manusia di bumi.

A. Munir Mulkhan. Pesan & Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010, 23 h. 47 A. Munir Mulkhan. Op, Cit. 2010, h. 43

Mewujudkan kader dengan visi kemanusiaan universal harus dilakukan dengan dialog kreatif antar organisasi, baik seiman maupun lintas iman. Pengalaman mereka akan memperkaya persepsi kita tentang kema- nusiaan dan kecintaan terhadap bangsa ini. Mereka adalah sahabat kita dalam bingkai keindonesiaan dan bingkai kemanusiaan yang adil dan beradab. Gesekan-gesekan kecil ditingkat akar rumput harus segera diselesaikan. Seperti dalam rumusan “Langkah 12 Muhammadiyah” langkah ke-

12, yaitu “mempersambung gerakan luar” atas dasar tolong menolong. Kemudian dalam “Kepribadian Muhammadiyah” terdapat 10 Sifat Muhammadiyah” poin dan ke- 9 “membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridlai Allah Swt ”.

Cikal bakal kader penerus dan gerakan dakwah harus mengumandangkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama perdamaian. Menjadi kader elite, namun tidak elitis, dan berjiwa kemanusiaan universal. Bukan kader perebut amal usaha, perebut jabatan politik, namun kader yang muflih dan muslih dimana saja dalam bingkai kemanusiaan yang dilandasi keimanan yang kokoh kepada Allah. Bukankah “Muhammadiyah itu Untuk Semua”? Sebagaimana pesan KH Ahmad Dahlan “Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdo’a setiap saat hingga Cikal bakal kader penerus dan gerakan dakwah harus mengumandangkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama perdamaian. Menjadi kader elite, namun tidak elitis, dan berjiwa kemanusiaan universal. Bukan kader perebut amal usaha, perebut jabatan politik, namun kader yang muflih dan muslih dimana saja dalam bingkai kemanusiaan yang dilandasi keimanan yang kokoh kepada Allah. Bukankah “Muhammadiyah itu Untuk Semua”? Sebagaimana pesan KH Ahmad Dahlan “Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdo’a setiap saat hingga

Secara jelas rumusan “Kepribadian IPM”, IPM adalah lembaga kaderisasi yang salah satu fungsinya adalah

melakukan proses penyiapan kader-kader untuk terlibat dalam aktifitas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang lebih luas dari

lingkup IPM . 24 Tetapi dalam penjelasan orientasinya masih sempit, hanya terbatas pada fungsi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Seharusnya, fungsi kemanusiaan tersebut harus diletakkan pada posisi yang pertama atau memayungi ketiga-tiganya. Sehingga IPM dapat menjadi gerakan pelajar yang orientasinya untuk perjuangan hak- hak kemanusiaan pelajar Indonesia yang plural dan majemuk di Indonesia. Menjadi gerakan pelajar elite (terpilih, terbaik), namun tidak elitis, dan berjiwa kemanusiaan universal. Bukan kader perebut amal usaha, perebut jabatan politik, namun kader yang bisa muflih dan muslih dimana saja dalam bingkai kemanusiaan yang dilandasi keimanan yang kokoh kepada Allah.

Masa depan negara kesatuan republik Indonesia tercinta ini tentunya sangat bergantung kepada kemam- puan pemimpin dan rakyatnya. Disinilah pentingnya kader Muhammadiyah melihat umat Islam sebagai

PP IPM, Tanfidz Muktamar XVII IPM, Yogyakarta, 2010, h. 28-29 PP IPM, Tanfidz Muktamar XVII IPM, Yogyakarta, 2010, h. 28-29

Keamanan masa depan Indonesia juga tidak dapat dilepaskan dari umat Islam sebagai golongan mayoritas, “jikapun banyak, tidak akan melanda, jikapun besar, justru untuk memayungi”. Doktrin ini penting dimiliki oleh kader berwawasan kemanusiaan. Indonesia dengan semboyan bhinneka tunggal ika adalah sebuah bangsa multi- etnis, multi-iman, multi-eksprasi kultural dan politik. Ini harus dikelola dengan baik, cerdas, dan jujur oleh kader kemanusiaan sehingga akan mampu menjadi Negara yang dasyat. Dan inilah masa depan Indonesia yang harus kita bela dan perjuangkan dengan sungguh-sungguh, sabar, dan lapang dada. 25

Dampak positif sebagai bentuk emansipasi harkat dan martabat kemanusiaan karena iman kepada Allah adalah terwujudnya pola hubungan antar manusia dalam semangat egalitarianism. Karena setiap pribadi manusia

Ahmad Syafii Maarif , Op. Cit., h. 245 Ahmad Syafii Maarif , Op. Cit., h. 245

Pribadi yang berjiwa kader bervisi kemanusiaan harus dipupuk sejak dini, melihat kondisi bangsa dan umat yang membutuhkan pemimpin- pemimpin yang adil. Namun yang perlu digaris bawahi adalah bahwa rasa kemanusiaan harus berlandaskan rasa keimanan. Kader kemanusiaan sejati hanya terwujud jika dilandasi dan dibimbing rasa keimanan.