THREAT (TANTANGAN)
2.4. THREAT (TANTANGAN)
Sebagai konsekuensi logis dari era globalisasi dan pasar bebas yang ditandai dengan berlakunya Asean Free Trade Area(AFTA)dan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada tahun 2010, sektor UMKM Indonesia harus mampu menyesuaikan diri untuk bersaing dengan pelaku usaha dari Negara lain. Era pasar bebas ini tidak boleh semata dilihat dari sisi peluang pasar yang semakin terbuka luas tapi lebih pada sisi semakin ketatnya persaingan sehingga menjadi tantangan berat bagi sektor UMKM di Indonesia. Kalau keadaan ini dititik beratkan sebagai tantangan, maka akan membangun semangan kreatifitas, inovasi dan ketangguhan usaha yang kompetitif.
Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan potensi UMKM berorientasi pada daya saing produk dan penguasaan pasar internasional. Realitas yang dihadapi Produk UMKM Indonesia, sulit bersaing dengan produk impor karena berbagai faktor dalam negeri belum mendukung. Faktor yang sering dikeluhkan oleh pelaku UMKM adalah tingginya biaya produksi diakibatkan oleh birokrasi yang rumit serta faktor penunjang seperti sara prasarana transportasi dan lainnya yang membuat biaya produksi menjadi tinggi. Belum lagi faktor skil/SDM rendah membuat kualitas produk sulit bersaing. Diskusi masalah lemahnya daya saing produk UMKM Indonesia semakin tidak berujung apabila secara objektif dibedah semua faktor yang melingkupi sektor UMKM karena akan bermuara pada karakter birokrasi dan regulasi yang terkadang tumpang tindih. Tentu saja tidak terlepas dari masalah keterbatasan ketersediaan anggaran pembangunan infrastruktur.
Bercermin secara objektif dari kendala klasik yang dialami sektor UMKM, terutama akses pendanaan untuk Usaha Mikro dan Kecil, aspek informasi, kemitraan, pemberian kesempatan berusaha, promosi dagang dan dukungan kelembagaan yang kurang mendukung, serta koordinasi antar instansi terkait yang kurang terpadu. Dengan pemahaman yang utuh terhadap potensi dan permasalahan UMKM tersebut, kiranya dapat menggugah kesadaran dan semangat kebangsaan, bahwa keberadaan UMKM merupakan alat yang penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Terlebih di banyak negara maju, UMKM menjadi kekuatan utama dalam perekonomian nasional dan memiliki posisi tawar yang besar dalam setiap kebijakan ekonomi pemerintah.
Tantangan yang dihadapi seluruh komponen bangsa ini adalah bagaimana membangun usaha yang efisien dan berkualitas internasional agar mampu bersaing secara global. Tentu saja prasyarat utama adalah penciptaan iklim usaha yang kondusif yang menjunjung tinggi etika dan moral. Oleh karena itu kelembagaan organisasi UMKM harus menjabarkan kondisi ini sebagai tantangan yang segera dimendapatkan solusinya kongkrit dan terintegrasi.
Sebagai negara dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin banyak, pertu ditopang oleh kekuatan ekonomi yang sepadan. Pilar kekuatan ekonomi akan berdiri kokoh, apabila mengakar dengan realitas kehidupan ekonomi masyarakatnya. Momentum yang hadir saat ini membawa harapan besar agar perekonomian nasional berpijak pada pembangunan ekonomi rakyat sejatinya, dan bukan harapan dan sebuah cita-cita masa depan. Meski demikian disadari bahwa keberadaan Usaha Besar merupakan mitra penting dalam pengem-bangan ekonomi rakyat. Oleh karena itu pertu pengembangan berbagai bentuk kerjasama dengan usaha besar, diantaranya pengembangan kemitraan dan jaringan pasar bersama Koperasi dan UMKM, tempat magang, alih teknologi, pendampingan dan advokasi serta CSR (Corporate Social Responsibility) dengan menekankan pada bentuk kerjasama yang saling membutuhkan, menguntungkan dan membesarkan.
Atas dasar itu Dewan UKM akan mengembangkan berbagai program dan kegiatan yang berkesesuaian, tepat sasaran, berhasil guna dan bermanfaat secara langsung bagi pengembangan potensi sektor UMKM di tanah air. Pemahaman terhadap permasalahan dan identifikasi karakteristik pelaku dan sektor usaha, diharapkan dapat mempercepat upaya pemberdayaan UMKM secara lebih luas mewujudkan pencapaian landasan semangat pembentukan organisasi Dewan UKM sebagai SOLUSI.