ARAH KEBIJAKAN
3.1. ARAH KEBIJAKAN
Arah Kebijakan Nasional Dewan UKM merupakan pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis secara terstruktur dan terukur sebagai implementasi penjabaran visi misi Dewan UKM Indonesia. Perumusan arah kebijakan ini mempertimbangkan faktor internal dan ekternal secara objektif terutama analisa SWOT yang secara subtantif diselaraskan dengan Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pemerintah sesuai RPJMN 2015-2019 dan Program/Kegiatan Unggulan Kementerian Koperasi Dan UKM tahun 2015.
Rumusan dan struktur kebijakan Dewan UKM secara harfiah sejalan dengan subtansi dan semangat Renstra Kementerian Koperasi dan UKM, sehingga dapat disimpulkan sebagai penjabaran lebih teknis dan sistematis fokus prioritas bidang pemberdayaan UMKM dalam RPJMN 2015-2019. Oleh kerena itu rumusan kebijakan ini disesuaikan dengan eksistensi maupun peran Dewan UKM dan pemetaan masalah secara objektif dan bijak sehingga menjadi realistis untuk mewujudkan komitmen organisasi sebagai solusi.
Arah Kebijakan Dewan UKM ini merujuk pada berbagai aspek pemberdayaan UMKM sesuai amanat Undang-Undang No.20 Tahun 2008, dimana peran Dewan UKM menjadi mediator dan fasilitator yang membantu tugas, kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dalam mewujudkan Solusi pemberdayaan UMKM. Bercermin pada permasalahan (klasik) UMKM yang secara umum meliputi dua faktor utama; Finansial dan Non Finansial.
Setelah mencermati kondisi objektif secara internal maupun eksternal sektor UMKM dan perkembangan permasalahan yang dihadapi dengan pendekatan analisa SWOT,maka ditetapkan arah kebijakan prioritas Dewan UKM melalui 4 (empat) fokus utama, meliputi:
1. Penguatan kapasitas dan eksistensi organisasi;
Arah kebijakan ini dimaksudkan membangun pencitraan organisasi yang profesional, kredibel dan akuntabel serta memiliki kompetensi untuk mendapat dukungan dan kepercayaan secara luas. Hal ini dibutuhkan sebagai prasyarat dalam menjalin hubungan kemitraan yang sinergis untuk efektifitas menjalankan fungsi dan peran sebagai mediator dan fasilitator. Kebijakan ini mencakup; Aspek penataan kelembagaan, Kompetensi personalia/pengurus, penyediaan sarana dan prasarana pendukung. Kebijakan ini juga diarahkan sebagai dukungan penguatan peran dan eksistensi kelembagaan dalam pemberdayaan UMKM.
2. Penumbuhan iklim usaha yang kondusif;
Arah Kebijakan penumbuhan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM dimaksudkan untuk meningkatkan ketangguhan dan daya saing UMKM dengan menciptakan peluang usaha secara luas, menghilangkan biaya ekonomi tinggi, serta menjamin adanya mekanisme pasar yang sehat. Iklim usaha menjadi domain pemerintah karena memiliki spektrum sangat luas yang mencakup kebijakan politik, hukum, kerjasama internasional, ekonomi makro dan kebijakan pembangunan daerah serta perijinan yang bersifat lintas sektoral, sehingga memerlukan koordinasi antar instansi dengan landasan kuat peraturan perundangan-undangan. Sesuai kapasitas dan kompetensi Dewan UKM, Arah kebijakan ini sebagai wujud penegasan peran strategis Dewan UKM untuk mengawal dan mendorong pengembangan regulasi dan kebijakan pemerintah yang lebih terkoordinasi, terintegrasi dan berkesinambungan serta pelaksanaannya dilakukan secara konsekuen dengan komitmen keberpihakan kepada kepentingan pemberdayaan UMKM sesuai amanah konstritusi. Arah kebijakan ini ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang terkait regulasi pada aspek; Pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan, kesempatan berusaha, dan promosi dagang.
3. Dukungan Pengembangan Usaha;
Arah kebijakan ini mencakup dukungan Dewan UKM terhadap pengembangan kapasitas dan kualitas produk UMKM secara optimal dengan keunggulan kompetensi SDM internal yang dimiliki UMKM yakni pengusaha,pengelola dan pekerja. Kebijakan ini juga ditujukan untuk menciptakan wirausaha baru dan membentuk wirausaha yang handal dengan membangun wawasan dan kemampuan kreatifitas dan inovasi dalam meningkatkan daya saing dipasar domestik dan global. Dalam merebut persaingan pasar global, kebijakan pengembangan produk dan daya saing diarahkan pada pendayagunaan sumber daya lokal yang mempunyai keunggulan komparatif (comparative anvantages).
Kemampuan dalam mengeksplorasi keunggulan sumber daya lokal dengan memadukan peluang pasar global sesuai semangat era otonomi daerah dan pasar bebas Kemampuan dalam mengeksplorasi keunggulan sumber daya lokal dengan memadukan peluang pasar global sesuai semangat era otonomi daerah dan pasar bebas
4. Perluasan akses permodalan dan penjaminan kredit bagi UMKM. Arah kebijakan ini mencakup dukungan fasilitasi Dewan UKM terhadap peningkatan akses permodalan dan penjaminan, penguasaan teknologi, akses pasar dan pemasaran bagi UMKM. Mencermati permasalahan yang dialami UMKM pada umumnya adalah keterbatasan modal pengembangan usaha, maka prioritas kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan akses UMKM terhadap sumber permodalan usaha terutama berkaitan dengan bentuk dukungan permodalan dan jangkauan serta jenis sumber pembiayaan yang disesuaikan kebutuhan perkembangan UMKM.
Arah kebijakan ini ditujukan sebagai dukungan penguatan yang lebih teknis terhadap arah kebijakan dan strategi pemerintah terhadap pemberdayanan UMKM dan secara umum pada ekonomi kerakyatan sesuai RPJMN tahun 2015-2019.