Tinjauan Ruang Museum

2.3.1 Tinjauan Ruang Museum

a) Lobby

2.3.1.1 Pengertian Yang dimaksud dengan lobby, pengertiannya secara harafiah

adalah ruang teras dekat dengan pintu masuk yang dilengkapi dengan beberapa perangkat meja – kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu.

Penataan lobby yang baik sangat diperlukan dalam manajemen pengunjung dalam sebuah museum. Lobby merupakan ruang kontrol yang cukup untuk pengorganisasian ruang, disamping itu lobby harus cukup lapang, menarik, baik dalam penerangannya, ventilasinya maupun penataan ruangannya.

2.3.1.2 Fungsi Lobby (a) Sebagai Fungsi Ekonomi, yaitu pengunjung dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia di lobby dan tanpa harus pergi ke tempat lain, sehingga menghemat tenaga dan biaya.

(b) Sebagai Fungsi Sosial, yaitu lobby dapat memberikan informasi kepada pengunjung tentang fasilitas-fasilitas yang disediakan di lobby agar pengunjung dapat saling berinteraksi dengan sesama pengunjung lain serta karyawan.

(c) Lobby sebagai alat penghubung, yaitu memberikan informasi serta fasilitas sebagai tujuan pendidikan maupun pariwisata.

2.3.1.3 Fasilitas

Untuk dapat memenuhi kebutuhan aktifitas dalam museum, maka lobby museum sebaiknya. ( Vail, Coleman Laurence,1950:155)

(a) Tersedianya ruang pengecekan dan meja informasi. (b) Tersedianya fasilitas telepon umum (c) Tersedianya counter penjualan (dapat dilakukan di meja

informasi), jika menjual kartu pos dapat disediakan meja untuk menulis.

(d) Tersedia pula display buku dan barang – barang cetakan. (e) Tersedia fasilitas pameran pendahuluan ( memamerkan

apa yang menarik dari museum ).

b) Ruang pamer

2.3.2.1 Pengertian

Ruang pamerdalam bahasa inggrisnya disebut dengan Show room , yaitu …..” room used for the display of good or merchendise “ ( Ernst Neufert,1987:359). Pengertian tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut, ruang pamer adalah ruangan yang digunakan untuk kepentingan pemajangan benda – benda koleksi atau barang – barang dagangan. Dari pengertian di atas, maka ruang pamer museum memiliki arti suatu ruangan yang digunakan untuk menata dan memamerkan benda – benda koleksi agar dapat dilihat oleh pengunjung .

Ruang pamer menurut pengertian yang dikemukakan oleh Pamudji Suptandar, adalah sebagai berikut :

“Ruang pameran / galeri yaitu suatu wadah dari obyek – obyek yang digunakan untuk memamerkan karya – karya

seni atau pengetahuan ilmiah yang dapat dirasakan secara subyektif.”

Ruang Pamer merupakan tempat untuk mewujudkan komunikasi antara benda pamer dan pengunjung. Ruang Pamer Ruang Pamer merupakan tempat untuk mewujudkan komunikasi antara benda pamer dan pengunjung. Ruang Pamer

2.3.2.2 Tipe Ruang Pamer

Ruang pamer dapat dibagi ke dalam dua jenis tipe,

yaitu : (a) Ruang pamer sementara, digunakan untuk memamerkan materi pameran seperti lukisan, patung dan materi pameran yang dapat dipindahkan maupun diganti – ganti. Letaknya diliantai pameran utama, ataupun lantai bawah dekat dengan lobby

(b) Ruang pamer permanen , terbagi dua jenis, yaitu : (1) pameran umum, obyeknya berukuran besar dapat berupa ruangan sejarah, informasi – informasi umum tentang koleksi museum maupun pameran kerja.

(2) pameran penelitian, obyeknya berukuran kecil,

memamerkan hasil – hasil penelitian.

Skala maupun proposi ruang pamer dapat berubah seiring dengan waktu dan kebutuhan. Untuk bangunan – bangunan masa kin, lazim ruangan yang digunakan berukuran sedang, untuk bangunan – bangunan kuno banyak menggunakan ruangan – ruangan berukuran besar.

Tipe – tipe Ruang Pamer, adalah sebagai berikut : (a) Kamar sederhana berukuran sedang merupakan bentuk

yang paling lazim. (b) Aula dengan balkon merupakan bentuk ruangan yang juga

lazim dan salah satu yang tertua. (c) Aula pengadilan ( CIERE story hall ) merupakan aula besar dengan jendela – jendela tinggi di kedua sisinya. (d) Galeri Lukis Terbuka ( Skylighted picture gallery ) merupakan tipe ruang yang paling umum dalam museum seni. Ruangan ini tampak paling sederhana bagi lazim dan salah satu yang tertua. (c) Aula pengadilan ( CIERE story hall ) merupakan aula besar dengan jendela – jendela tinggi di kedua sisinya. (d) Galeri Lukis Terbuka ( Skylighted picture gallery ) merupakan tipe ruang yang paling umum dalam museum seni. Ruangan ini tampak paling sederhana bagi

(e) Koridor Pertunjukan merupakan tipe ruang pamer yang sesungguhnya bukan ruangan, tetapi merupakan suatu jalan atau lorong. Digunakan untuk display supaya tidak tampak kosong.

(f) Tipe ruangan yang bebas, dapat dibagi – bagi saat ada pameran. Ruangan ini tidak berjendela tapi ada tempat yang dapat dibuka untuk cahaya alami.

c) Tata Ruang Area Pameran

2.3.3.1 Pengertian Pameran

Pameran adalah suatu bentuk kegiatan promosi yang bertujuan untuk menstimulir/meningkatkan omzet penjualan dengan cara memperlihatkan (display), memperagakan (demo workshop ) materi produk secara langsung kepada masyarakat atau konsumen. (William J Stanton, 1989).

2.3.3.2 Lay Out

Pertimbangan dalam merencanakan lay-out ruang pamer adalah tipe pameran, pengunjung dan aktivitas. (1) Daya tarik utama dan sirkulasi utama. (2) Pola aliran, waktu yang diperlukan untuk tiap aktivitas. (3) Kapasitas ruang, formasi antrian. (4) Informasi, petunjuk, rambu, dan pertolongan. (5) Pelayanan pameran, pembersihan dan pemeliharaan. (6) Keamanan dan perlindungan.

Dari pertimbangan tersebut, maka alternatif lay-out pada ruang pamer adalah sebagai berikut :

Rencana terbuka, jenis ini biasa diterapkan pada pameran berskala besar.

Inti dengan galeri satelit, adalah lay-out dimana bagian tengah menjadi inti pameran dan dikelilingi oleh display dengan alur tematik.

Progresi linier, lay-out jenis ini diatur dengan rangkaian area display dalam rute tertentu.

Kombinasi. Lay-out dengan area display tematik namun sirkulasinya bebas.

Kombinasi, lay-out jenis ini disesuaikan dengan tipe display dan bangunan yang digunakan.

Tabel 2.2

Alternatif Lay-out dalam Ruang Pamer (Sumber : Fred Lawson, 2000 : 117)