Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

a. Tes

Menurut Mulyono B(2010:2)”Suatu tes adalh suatu instrumen yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individua tau objek-

objek”. Instrumen yang dipakai dalam tes dapat berupa wawancara, pengamatan tentang ujuk kerja fisik, pengamatan tingkah laku malalui checklist, ataupun

catatan berupa anekdot. Yang manapun bentuk tes yang dipakai hendaknya memiliki karakteristik tertentu Menurut Mulyono B. (2010: 25) beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu tes meliputi unsur- unsur “(1) Validitas, (2) Reliabilitas, (3) Objektivitas, (4) Diskriminitas, (5) Praktikabilitas”.

menurut para ahli,

Kirkendall(1987:53),”Validitas adalah seberapa baik sebuah tes mengukur apa yang ingin diukur”.Sedangkan Mulyono B(2010:26) “ Suatu tes atau instrumen pengukuran adalah valid apabila mengukur apa yang seharus nya diukur”.Rusli L&Adans S(2000:50),”Konsep inti validitas adalah kesesuaian fungsi dan kemampuan instrumen untuk memperoleh informasi atau mengukur atribut yang

ingin diukur”. Ismaryati(2008:15-17) mengutarakan bahwa: Jenis-jenis validitas, validitas langsung atau validitas logis didasarkan

atas pengertian seberapa jauh tes dapat dikatakan sesuai dengan putusan profesi dan proses análisis logis yang dituntut oleh suatu tes. Validitas logis dibedakan menjadi 2 macam yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (costruct validity), Validitas derivatif atau validitas empiris didasarkan atas bukti empiris dan statistik yang berhubungan dengan kriteria tes. Validitas empiris ini juga dibedakan menjadi 2, yaitu validitas konkuren (concurrent validity) dan validitas prediktif (predictive validity).

commit to user

Reliabilitas merupakan syarat penting bagi suatu tes,oleh sebab itu suatu penelitian yang baik harus memiliki reliabilitas. Rusli L& Adang S(2000:56)

“Reliabilitas menggambarkan konsistensi dari hasil pengukuran terhadap orang yang sama dengan alat ukur atau tes yang sama”.Ismaryati (2008:18)”Alat ukur dikatakan mantap apabila alat ukur tersebut dalam pengukuran yang berulang kali pada objek yang sama menghasilkan ukuran yang sama”.

a) Reliabilitas Tes-Retes

Istilah koefesien tes-retes dapat pula disebut koefesien stabilitas. Istilah stabilitas dimaksudkan untuk menunjukan bahwa seseorang dapat berubah dari waktu ke waktu. Hal itu bukan karena perubahan dalam tes, tapi fluktuasi dalam beberápa aspek dari karakteristik yang diukur. Variasi yang terjadi di dalam individu itu sendiri dan variasi antar individu yang diukur.

Reliabilitas tes-retes diperoleh dengan cara melaksanakan pengetesan dua kali terhadap sekelompok subjek dengan memakai tes yang sama. Koefisian reliabilitas tes-retes lebih tinggi daripada koefisien daripada tes berbentuk pararel, karena dalam bentuk pararel mungkin saja isinya berbeda. Yang menjadi persoalan dalam pengujian reliabilitas tes-retes ialah berapa lama selang waktu antara tes pertama dan kedua. Kirkendal, dkk(1987) dalam Rusli L(2000:58) mengemukakan, “Selang waktunya sebaiknya cukup lama agar subjek yang

bersangkutan tidak mengulang kesalahan, atau jangan terlalu lama sehingga yang bersangkutan ada kesempatan untuk berlatih selama selang waktu tes pertama dan kedua, termasuk lupa bagaiman cara melaksanakan atau menyelesaikan tes”. Baumgartner (1969) dalam Rusli L(2000:58) ”Perhitungan reliabilitas tes-retes yang dilaksanakan dihari yang sama cenderung menghasilkan koefisian reliabilitas tes yang terlampau tinggi, karena itu disarankan pengetesan dilaksanakan dihari yang sama”.

b) Reliabilitas Tes Bentuk Paralel (Bentuk Kembar)

Pendekatan tes berbentuk pararel (tes kembar) disukai sebagai metode untuk menafsirkan koefisien reliabilitas suatu tes. Koefisien tersebut diperoleh dengan cara memberikan tes yang isinya dianggap serupa. Bentuknya dianggap

commit to user

kesalahan standar dari pengukuran bentuk pertama sama dengan tes kedua.

c) Reliabilitas Belah Dua (Split-Half)

Untuk menghindari kelemahan pelaksanaan tes-retes atau penggunaan bentuk paralel, maka tes dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama. Total skor dari butir-butir tes bernomor gasal dikorelasikan dengan total skor tes bernomor genap. Hasil korelasi tes yang dipecah menjadi dua ini, selanjutnya diramalkan dengan rumus Spearman-Brown, guna memperoleh reliabilitas keseluruhan tes: