Distribusi Hotel Berdasarkan Lokasinya (Situation) di Kota Surakarta Tahun 2008

Tabel 22. Distribusi Hotel Berdasarkan Lokasinya (Situation) di Kota Surakarta Tahun 2008

Kawasan Simpul Transportasi (Stasiun/Terminal)

2 Kawasan Wisata

3 Kawasan Perdagangan dan Jasa

55 47,54 Jumlah

100,00 Sumber : Analisis Data Primer 2008

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa lokasi perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang didominasi oleh hotel dibandingkan dengan lokasi lain, sehingga distribusinya tidak merata menurut situasinya.

Untuk kawasan dengan tingkat keramaian tinggi dan aksesibilitas baik karena dekat dengan pusat kota tersebut ditempatkan hotel sebagai suatu langkah yang ditempuh oleh pengembang untuk memudahkan para wisatawan dari kalangan menengah ke atas dalam mendapat tempat menginap.

Hal ini yang kemudian menyebabkan penyediaan hotel di kawasan ini sangat mudah sekali berkembang karena sirkulasi uang akan berlangsung sangat banyak di kawasan ini. Lokasi perdagangan dan jasa merupakan lokasi yang Hal ini yang kemudian menyebabkan penyediaan hotel di kawasan ini sangat mudah sekali berkembang karena sirkulasi uang akan berlangsung sangat banyak di kawasan ini. Lokasi perdagangan dan jasa merupakan lokasi yang

Untuk kawasan wisata memiliki distribusi hotel paling rendah dibandingkan dengan kawasan lain. Pada kawasan wisata hanya terdapat 11 hotel atau persentasenya hanya sebesar 9,02%. Penyebab utama karena terdapat aturan yang mengatur pembangunan suatu bangunan komersil di kawasan wisata. Umumnya terdapat aturan mengenai jarak ideal yang harus dipatuhi sehingga pengembang cenderung memilih membangun hotel pada kawasan perdagangan. Sebagai contoh lokasi hotel di Jalan Slamet Riyadi yang berdekatan dengan lokasi Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran sebagai tempat wisata.

Kawasan simpul transportasi merupakan lokasi dengan distribusi hotel cukup banyak yaitu sebesar 43,44% dari jumlah hotel yang berada di kawasan penelitian. Banyak dari para wisatawan domestik memanfaatkan hotel di kawasan stasiun/terminal guna mendapat tempat menginap dengan harga relatif murah. Dalam perkembangannya telah terjadi “booming” hotel di kawasan ini sehingga kurang optimal pemanfaatannya sebagai suatu jasa akomodasi yang sebenarnya jadi hotel-hotel dalam lingkungan stasiun dan terminal cenderung negatif di mata masyarakat.

Dari beberapa kawasan yang telah dijelaskan di atas kawasan perdagangan dan jasa juga simpul transportasi memiliki distribusi hotel terbanyak bahkan dominan dibandingkan dengan kawasan lainnya, hal ini berarti distribusinya masih mengelompok pada sektor perdagangan dan jasa maupun stasiun/terminal. Tujuan utama dalam penyediaan jasa akomodasi seperti hotel adalah agar para wisatawan betah tinggal di kota yang dikunjungi. Semakin tinggi tingkat okupansi berarti hotel berfungsi secara optimal, efektif, efisien, aman dan mudah dijangkau oleh wisatawan karena letaknya strategis Dengan menempatkan hotel pada lokasi-lokasi tersebut dapat memberikan keuntungan yang banyak bagi pihak pengembang yaitu pemilik hotel dan otomatis juga meningkatkan

Surakarta masih terpusat pada sektor-sektor tertentu saja seperti sektor perdagangan dan jasa serta sektor simpul transportasi (stasiun/terminal).

2.Pola Persebaran Hotel di Kota Surakarta Dalam usaha mengetahui pola persebaran hotel di Kota Surakarta dengan menggunakan pendekatan kualitatif, maka pola persebaran hotel pada penelitian ini digunakan analisis parameter tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Sebagai dasar dalam perhitungan indek parameter tetangga terdekat dalam penelitian ini adalah Peta Pola Distribusi Hotel di Kota Surakarta, peta ini merupakan hasil analisis antara Peta Distribusi Hotel di Kota Surakarta dan perhitungan parameter tetangga terdekat. Persebaran hotel yang berdekatan memungkinkan saling bertumpuknya simbol dalam peta, sehingga untuk menghitung parameter tetangga terdekat diperlukan perbesaran peta pada daerah yang jarak antar warnetnya saling berdekatan.

Pada peta 5 dapat dilihat bahwa hotel-hotel yang ada di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta mempunyai jarak yang sangat dekat sehingga dalam penggambarannya dilakukan proses pergeseran posisi absolutnya dengan tujuan persebaran hotel yang ada di Kecamatan Banjarsari dapat terlihat. Untuk menentukan pola persebaran hotel salah satu faktor penentu yang menjadi perhitungan adalah jarak suatu hotel dengan hotel lain yang terdekat.

Skala peta yang digunakan adalah 1:25000, yang berarti satu satuan dipeta berbanding 25.000 satuan dilapangan.

pergeseran posisi absolut hotel sehingga jarak hotel dengan tetangga terdekat yang ada di Kecamatan Banjarsari juga mengalami pergeseran yang menyebabkan perbedaan perhitungan pola persebaran hotel, maka untuk daerah yang mempunyai persebaran hotel berdekatan yaitu Kecamatan Banjarsari dilakukan perbesaran skala dengan tetap menempatkan hotel pada posisi aslinya sehingga tidak berpengaruh terhadap jarak sebenarnya di lapangan. Skala yang digunakan untuk perbesaran daerah Kecamatan Banjarsari adalah 1:3000 yang berarti satu satuan di peta menggambarkan 3000 satuan di lapangan.

Untuk lebih jelasnya pola persebaran hotel dapat dilihat pada peta 6 dan peta 7.

pola persebaran hotel Kota Surakarta skala 1: 3000 terdapat 119 hotel atau titik (N=119) dengan luas daerah 44,04 Km² sedang jarak antar titik hotel yang satu dengan yang lain adalah sebagai berikut :