Tinjauan Pustaka

10. Analisis Keruangan

Pembahasan dalam analisis keruangan tertuju pada teori dan model keruangan yang akan dipergunakan. Hal-hal yang menjadi fokus perhatian analisis keruangan adalah mengenai lokasi, distribusi (penyebaran), difusi, dan interaksi keruangan (Sumaatmadja, 1981: 11).

Lokasi akan memberikan penjelasan lebih jauh tentang tempat atau daerah yang bersangkutan. Lokasi merupakan variabel yang dapat mengungkapkan berbagai hal tentang gejala yang dipelajari. Distribusi atau penyebaran menjelaskan tentang kekhasan distribusi dari gejala-gejala di permukaan bumi, sementara analisis interaksi dan difusi keruangan digunakan untuk menjelaskan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain.

Untuk menganalisis berbagai pola penyebaran gejala geografi dalam hal ini adalah persebaran hotel maka dapat diterapkan analisis tetangga terdekat. Pada dasarnya pola penyebaran itu dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu seragam (uniform), acak (random), mengelompok (clustered)(Hagget,1970 dalam Hardiyanto 2001: 8).

Pada hakekatnya analisis tetangga terdekat ini adalah sesuai untuk daerah antara satu pemukiman dengan pemukiman yang lain tidak ada hambatan- hambatan alamiah yang belum dapat teratasi misalnya jarak antara dua pemukiman yang relatif dekat tetapi dipisahkan oleh suatu jurang. Oleh karena itu analisis tetangga terdekat ini dapat diaplikasikan untuk analisis keruangan hotel karena antara lokasi yang satu dengan yang lain tidak ada hambatan alamiah yang berarti sehingga analisis ini sesuai untuk kajian pola distribusi hotel.

Hasil penelitian Hardiyanto (2001) yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Distribusi Fasilitas Telepon Kabel di Daerah Pinggiran Yogyakarta” dengan unit analisis desa. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif dengan menyebar sejumlah angket serta melakukan wawancara tidak berstruktur untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder didapat dari pencatatan data yang dibutuhkan di instansi terkait guna pendukung hasil survei di lapangan. Adapun analisis data dengan kuantitatif melalui tabel tunggal dan tabel silang serta analisis korelasi dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas telepon cenderung mengelompok di daerah yang jumlah penduduk besar. Variabel yang terbukti secara meyakinkan berpengaruh kuat terhadap distribusi fasilitas telepon kabel yaitu jumlah perguruan tinggi, jumlah fasilitas sosial, jumlah fasilitas ekonomi, jumlah penduduk, tingkat kepadatan penduduk, jarak dari pusat kota Yogyakarta, persentase luas lahan terbangun, persentase penduduk yang berpendidikan tinggi serta persentase penduduk yang termasuk keluarga sejahtera.

Disamping penelitian tersebut, peneliti juga menggunakan hasil penelitian Fahmi Nasrullah (2006). Penelitian tersebut menggunakan metode survei atau pengamatan dan pengukuran di lapangan berupa data primer sebagai pelengkap dan sekunder yang didapatkan lewat studi instansi untuk memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan. Analisis data dengan kuantitatif melalui tabel frekuensi dan tabel silang serta statistik inferensi (regresi dan koefisien kontingensi) yang ditunjang dengan analisis peta (analisis tetangga terdekat), dan analisis kualitatif dengan studi kebijakan pemerintah dan beberapa literatur untuk menjelaskan fenomena secara rasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi kantor cabang bank di perkotaan Jogjakarta cenderung mengelompok dipusat-pusat perdagangan dan jasa dipusat kota dan utara kota (kecamatan depok) karena pada lokasi tersebut strategis, ramai, aman dan mudah dijangkau. Sebagai tempat terakumulasinya berbagai aktivitas baik ekonomi, sosial maupun pendidikan tercapai. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik nasabah dan kantor cabang yang dikunjungi sehingga tidak terbatas pada segmen Disamping penelitian tersebut, peneliti juga menggunakan hasil penelitian Fahmi Nasrullah (2006). Penelitian tersebut menggunakan metode survei atau pengamatan dan pengukuran di lapangan berupa data primer sebagai pelengkap dan sekunder yang didapatkan lewat studi instansi untuk memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan. Analisis data dengan kuantitatif melalui tabel frekuensi dan tabel silang serta statistik inferensi (regresi dan koefisien kontingensi) yang ditunjang dengan analisis peta (analisis tetangga terdekat), dan analisis kualitatif dengan studi kebijakan pemerintah dan beberapa literatur untuk menjelaskan fenomena secara rasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi kantor cabang bank di perkotaan Jogjakarta cenderung mengelompok dipusat-pusat perdagangan dan jasa dipusat kota dan utara kota (kecamatan depok) karena pada lokasi tersebut strategis, ramai, aman dan mudah dijangkau. Sebagai tempat terakumulasinya berbagai aktivitas baik ekonomi, sosial maupun pendidikan tercapai. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik nasabah dan kantor cabang yang dikunjungi sehingga tidak terbatas pada segmen