KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian dari bab-bab diatas terkait permasalahan yang dirumuskan dalam Bab I, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kebijakan multilicense dan pembukaan jaringan kantor dapat menjawab permasalahan disparitas layanan keuangan perbankan. Kebijakan multilicense; dan pengaturan pembukaan kantor cabang akan memberikan insentif bagi bank untuk membuka layanan didaerah yang masih minim layanan perbankan. Hal ini tampak jelas dan didukung dengan hasil analisa kuantitatif di Bab 4 untuk menjawab rumusan permasalahan pertama. Sehingga dapat disimpukan bahwa kebijakan multilicense dan branchless banking adalah merupakan keuntungan bagi perbankan dan perekonomian nasional.

2. Kebijakan branchless banking akan memungkinkan bank menjangkau unbanked people dan masyarakat di remote area untuk menerima layanan perbankan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model regresi linier menunjukkan bahwa penambahan jumlah rekening tabungan yang terbanyak akan terjadi di zona medium equilibrium bank, sedangkan yang terendah berada di zona low equilibrium bank. Kesimpulan ini dapat dipandang sebagai kesimpulan yang sangat strategis dan hal ini didukung dengan hasil penelitian kuantitatif untuk menjawab rumusan permasalahan kedua dan ketiga di Bab 4 serta analisa kualitatif di Bab 5 sebelumnya.

3. Kebijakan multilicense dan branchless banking akan mampu bersinergi untuk mendorong efisiensi operasional bank memperluas jangkauan akses layanan perbankan bagi masyarakat dan meningkatkan peranan Bank dalam penyaluran kredit bagi UMKM yang mempunyai potensi yang masih sangat luas (analisa untuk menjawab rumusan permalahan ketiga di Bab 4). Melalui kebijakan multilicense bank mendapatkan insentif untuk masuk ke daerah- daerah yang tingkat persaingannya masih rendah. Sedangkan dari sisi kebijakan branchless banking, bank-bank akan dapat mendapatkan alternatif perluasan jaringan dan produk

layanan (peningkatan jumlah rekening tabungan 43 ) melalui pemanfaatan teknologi mobile atau keagenan dengan biaya yang lebih efisien.

4. Kebijakan multilicense yang mewajibkan bahwa bank wajib menyalurkan 20% dari total kreditnya untuk UMKM dan branchless banking yang akan meningkatkan outreach perbankan kepada masyarakat underbanked dan unbanked diharapkan akan dapat

43 Hal ini didukung dengan analisa kuantitaif untuk menjawab rumusan permasalahan keempat yang telah disampaikan di Bab 4 sebelumnya.

meningkatkan pembiayaan ke sektor UMKM. Namun akan muncul pula downside effect (ancaman) dalam bentuk potensi munculnya kepadatan tingkat layanan perbankan di segmen UMKM. Dengan asumsi bahwa nilai potensi pembiayaan UMKM konstan, dapat disimpulkan bahwa sebelum threshold terlampaui (analisa kuantitatif pemetaan dan potensi pembiayaan umkm di Bab 4 serta analisa kualitatif di Bab 5 sebelumnya) maka semua lembaga keuangan akan berusaha memanfaatkan potensi kredit UMKM yang tersedia.

5. Penurunan risiko kredit karena diversifikasi kredit melalui kredit UMKM. Hal ini dikarenakan ada learning curve yang harus dilalui oleh bank-bank yang baru pertama kali masuk melayani segmen UMKM. Pada tahap awal ini juga besar kemungkinan terjadinya praktek kredit tambal sulam pada UMKM dengan semakin banyaknya bank yang menawarkan kredit UMKM. Bank-bank yang baru melayani UMKM akan cenderung mengambil alih nasabah UMKM yang selama ini telah dilayani bank lain dibandingkan harus mencari nasabah UMKM yang benar-benar baru. Hal ini didukung dengan analisa kuantitatif tentang analisa potensi pembiayaan kredit UMKM di Bab 4).

6. Bank memperoleh sumber dana retail baru dan peningkatan pendapatan dengan nasabah dan debitur yang lebih luas. Kegiatan Branchless Banking dan Multilicense policy ini dapat dipandang sebagai “break through policy” dalam memanfaatkan kesempatan ini (analisa kuantitatif untuk rumusan permasalahan kedua dan ketiga di Bab 4 serta analisa kualitatif di Bab 5).

6.2 Saran Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, dapat disarankan untuk menerbitkan:

1. Peraturan-peraturan terkait dengan kebijakan multilicense dan branchless banking sebagai berikut:

i. Untuk menjawab kesimpulan 4 dan Rumusan Permasalahan dan hasil analisa 1 dan 4 di atas, perlu dibuat peraturan yang dapat “memitigasi atau mencegah risiko” dari “runtuhnya” lembaga-lembaga keuangan mikro (BPR, Koperasi, Lembaga Kredit Pedesaan dan lainnya serta BUKU 1) sebagai akibat kegiatan branchless banking (Bersifat: Mendesak dan harus diterbitkan dalam jangka pendek atau kurang dari 6 Bulan). Untuk mendorong BPR dan LKM terlibat dalam branchless banking, perlu dilakukan pembatasan kegiatan branchless banking, yaitu hanya diperbolehkan melakukan kegiatan dari sisi pengumpulan dana dan bukan dari sisi penyaluran kredit terlebih dahulu dalam jangka waktu 1 tahun pertama; Dalam kurun waktu 1 tahun tersebut, adalah suatu keharusan untuk regulator dan otoritas pengawas (BI s.d. akhir 2013 dan OJK mulai awal 2014) untuk memfasilitasi i. Untuk menjawab kesimpulan 4 dan Rumusan Permasalahan dan hasil analisa 1 dan 4 di atas, perlu dibuat peraturan yang dapat “memitigasi atau mencegah risiko” dari “runtuhnya” lembaga-lembaga keuangan mikro (BPR, Koperasi, Lembaga Kredit Pedesaan dan lainnya serta BUKU 1) sebagai akibat kegiatan branchless banking (Bersifat: Mendesak dan harus diterbitkan dalam jangka pendek atau kurang dari 6 Bulan). Untuk mendorong BPR dan LKM terlibat dalam branchless banking, perlu dilakukan pembatasan kegiatan branchless banking, yaitu hanya diperbolehkan melakukan kegiatan dari sisi pengumpulan dana dan bukan dari sisi penyaluran kredit terlebih dahulu dalam jangka waktu 1 tahun pertama; Dalam kurun waktu 1 tahun tersebut, adalah suatu keharusan untuk regulator dan otoritas pengawas (BI s.d. akhir 2013 dan OJK mulai awal 2014) untuk memfasilitasi

ii. Dalam menjawab permasalahan dan hasil analisa 1, dan 2 dan 4 serta merespon kesimpulan 1, 2, 3, 6 dan 7, untuk mendukung pencapaian penyaluran kredit kepada sektor mikro khususnya, maka dapat diusulkan untuk mengeluarkan peraturan pemberian “ short term dan uncollaterised” loan (kredit harian, mingguan dan bulanan) setelah kurun waktu 1 tahun tersebut di atas dalam kegiatan branchless banking. Hal ini sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan usaha mikro. (Bersifat: Moderat dan dapat diterbitkan dlm jangka waktu menengah: 1 s.d 3 thn).

iii. Sementara untuk menanggapi rumusan permasalahan dan hasil analisa ke 3 dan kesimpulan ke 6, perlu segera diterbitkan pengaturan tentang keharusan kepada Bank untuk selalu melengkapi pemberian kredit UMKM dengan asuransi; khususnya mikro asuransi untuk pemberian kredit mikro. (Bersifat: Moderat dan dapat diterbitkan dlm jangka waktu menengah: 1 sd 3 thn). iv. Sebagai saran untuk hasil perumusan dan analisa ke 4 serta hasil kesimpulan ke 5, maka perlu dipertimbangkan untuk segera melaksanakan pilot project Financial Identity Number (FIN) dalam rangka mengurangi assymetric information dan meningkatkan eligibilitas dari unbanked people kepada institusi perbankan. (Bersifat: Mendesak dan harus diterbitkan dalam jangka pendek atau kurang dari 6 bulan). Perlu dipertimbangkan kebijakan yang mempermudah proses merger dan akusisi oleh bank kelompok besar terhadap bank lain dalam kelompok yang lebih kecil sebagai konsekuensi kemungkinan . Dalam hal ini perlu juga dilakukan proses monitoring yang lebih dalam mengenai dampak branchless banking terhadap bank-bank kecil. v. Perlu diatur secara detail, mengenai edukasi dan perlindungan konsumen untuk terjaganya hak konsumen dalam melakukan kegiatan transaksi keuangan terbatas yang terkait dengan hak-hak konsumen dan kemungkinan terjadinya misconduct sebagai akibat teknologi yang digunakan oleh bank yang bersangkutan tidak atau kurang memenuhi persyaratan khususnya untuk masyarakat yang berada di sektor “informal dan pedesaan”.

1. Diusulkan untuk melakukan standarisasi yang mendasarkan pada nilai-nilai lokal dari setiap kantor layanan (agen) untuk kegiatan branchless banking (mendesak, jangkap pendek).

2. Diusulkan untuk melakukan sinergi antara Bank dengan BPR serta lembaga keuangan mikro lainnya misal menjadi agen dari Bank dalam kegiatan “Linkage” antara Bank, BPR dan lembaga keuangan mikro. (Moderate, Jangka Menengah, 1 s.d 3 tahun).

3. Disarankan untuk melakukan kegiatan kegiatan branchless banking secara bertahap, dimulai dengan menabung untuk kemudian dilanjutkan dengan pemberian kredit. (Jangka Panjang, 1 s.d 5 tahun).

4. Untuk meningkatkan efisiensi operasional dari proses pelayanan branchless banking khususnya untuk pelayanan simpanan maupun kredit perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi sepenuhnya (Jangka Menengah, 1 s.d 3 tahun).

5. Peningkatan edukasi dan perlindungan konsumen untuk terjaganya hak konsumen masyarakat kecil (Jangka Panjang, ongoing, sustained and komprehensif).

6. Perlu diterbitkan kebijakan yang mempermudah proses merger dan akusisi oleh bank kelompok besar terhadap bank lain dalam kelompok yang lebih kecil (Pendek, saat ini s.d. 1 tahun).

Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa branchless banking dan multilicense terbukti akan memberikan dampak positive atau keuntungan dari pada dipandang sebagai ancaman ( down side effect) terhadap perbankan nasional dan perekonomian Indonesia. Selanjutnya, untuk mendukung dampak positif dari sinergi kebijakan branchless banking dengan multilicense (perijinan berjenjang), masih sangat perlu dilakukan penelitian lanjutan yang melihat lebih jauh kemampuan Bank Kelompok 1 (BUKU 1), BPR, Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro lainnya dalam “berkompetisi” memberikan layanan keuangan sebagai akibat meningkatnya outreach Bank yang berada di kelompok besar (BUKU 2 s.d 4) dalam kegiatan branchless banking tersebut.