wakkatenera. Rendeman minyak tertinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu sekitar 22 -24, sedangkan pada varietas Dura antara 16
– 18.
Gambar 2.1.2 Jenis- Jenis Kelapa Sawit Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah, dikenal 3 varietas yaitu :
a. Nigrescens
Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak. Varietas ini banyak ditanam di perkebunan.
b. Virescens
Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap hijau. Varietas ini jarang dijumpai
dilapangan. c.
Albescens Pada waktu muda buah berwarna keputih
– putihan, sedangkan setelah masak menjadi kekuning
– kuningan dan ujungnyan berwarna ungu kehitaman. Varietas ini juga jarang dijumpai
2.2 Minyak Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari daging
buah mesokarp berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar atau crude palm oil CPO. Sedangkan minyak yang kedua berasal dari inti kelapa sawit, tidak
berwarna, dikenal sebagai minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil PKO.
Mangoensoekarjo, 2003
Minyak sawit tersusun dari unsur – unsur C, H, dan O. Minyak sawit ini terdiri dari fraksi
padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh antara lain asam maristat, asam palmitat, dan asam stearat. Sedangkan fraksi
cair tersusun dari asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam oleat dan asam linoleat. Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan
minyak kelapa. Tim Penulis PS,1993
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit
Tipe Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit persen Minyak Inti Sawit persen
Asam Kaprilat -
3 – 4
Asam Kaproat -
3 – 7
Asam Laurat -
46 – 52
Asam Miristat 1,1 - 2,5
14 – 17
Asam Palmitat 40 - 46
6,5 – 9
Asam Stearat 3,6 - 4,7
1 - 2,5 Asam Oleat
39 - 45 13
– 19 Asam linoleat
7 - 11 0,5
– 2 Sumber : Kataren,1986
Universitas Sumatera Utara
Sifat fisika - kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih boiling point, slipping point, bobot jenis, indeks bias, titik
kekeruhan turbidity point, titik asap, titik nyala dan titik api. Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam – asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning
disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam
– asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau yang khas minyak kelapa
sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionane. Kataren,1986. Bila lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali, ester terkonversi menjadi gliserol dan garam dari asam lemak
Riswiyanto,2009
2.3 Minyak Inti Sawit