Sektor teknologi perusahaan akan kehilangan Penggunaan teknologi informasi juga

Akuntansi)

terhadap pemilihan

jurusan

Jika sig 0.000 < 0.005 level of akuntansi (Y)

significant (α), maka H 0 = 0 ditolak dan H 1 Uraian diatas dapat dilihat pada tabel

diterima. Berdasarkan Tabel koefisien, koefisien pada Tabel Koefisien. Dari tabel

faktor budaya memiliki nilai p-value pada koefisien dapat diperoleh kesimpulan faktor budaya memiliki nilai p-value pada koefisien dapat diperoleh kesimpulan

Uji

Hipotesa

IV (Psikologis

(α). Dengan demikian dapat disimpulkan

berpengaruh terhadap Pemilihan

bahwa faktor budaya (X 1 ) secara parsial

Jurusan Akuntansi)

tidak berpengaruh terhadap pemilihan Jika sig 0.000 < 0.005 level of

jurusan akuntansi, maka H 0 diterima dan

significant (α), maka H 0 = 0 ditolak dan H 4

H 1 ditolak. diterima. Berdasarkan Tabel Koefisien,

Uji Hipotesa II (Sosial berpengaruh

faktor pdikologis memiliki nilai p-value

terhadap Pemilihan

Jurusan

pada kolom sig 0.131 > 0.05 level of

Akuntansi)

significant (α). Dengan demikian dapat Jika sig 0.000 < 0.005 level of

disimpulkan bahwa faktor pdikologis (X 4 ) significant (α), maka H 0 = 0 ditolak dan H 2 secara parsial tidak berpengaruh terhadap

diterima. Berdasarkan Tabel Koefisien, pemilihan jurusan akuntansi, maka faktor sosial memiliki nilai p-value pada

H 0 diterima dan H 1 ditolak. kolom sig 0.000 < 0.05 level of significant (α). Dengan demikian dapat disimpulkan

Hasil Uji secara Simultan

Dari uji ANOVA, uji hipotesis berpengaruh terhadap pemilihan jurusan

bahwa faktor sosial (X 2 ) secara parsial

tentang pengaruh variabel budaya, akuntansi, maka H 0 ditolak dan H 1 sosial, pribadi dan psikologis secara

diterima. simultan dilakukan dengan cara melihat besarnya p-value pada kolom sig dengan

Uji Hipotesa III (Pribadi berpengaruh

level of significant (α) sebesar 0.05

terhadap Pemilihan

penerimaan dan

Akuntansi)

penolakan. Jika sig 0.000 < 0.005 level of Jika sig 0.000 < 0.005 level of

significant (α), maka H 0 = 0 ditolak dan H 1

significant (α), maka H 0 = 0 ditolak dan H 3 diterima.

diterima. Berdasarkan Tabel Koefisien, faktor pribadi memiliki nilai p-value pada

ANOVA b

Sum of

Mean

kolom sig 0.585 > 0.05 level of significant

Model

Squares

df Square F Sig.

(α). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor pribadi (X 3 ) secara parsial

Total

tidak berpengaruh terhadap pemilihan

a. Predictors: (Constant), Psikologis, Budaya, Sosial,

jurusan akuntansi, maka H Pribadi

0 diterima dan

b. Dependent Variable: Jurusan_Akuntansi

H Sumber : Output SPSS (2013)

1 ditolak.

Berdasarkan perhitungan pada

KESIMPULAN

tabel ANOVA menunjukkan

hasil analisis, signifikansi (sig) sebesar 0.000 < 0.05

angka

Berdasarkan

diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis 1,

3, dan 4 ditolak yaitu bahwa faktor adanya hubungan linier antara budaya,

maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya

budaya, pribadi dan psikologis tidak sosial, pribadi dan psikologis terhadap

berpengaruh terhadap pemilihan jurusan pemilihan jurusan akuntansi.

akuntansi pada mahasiswa Fakultas Untuk menguji pengaruh budaya

Ekonomi Program Studi Akuntansi Tahun

(X 1 ), sosial (X 2 ), pribadi (X 3 ), dan

Ajaran 2012/2013. Sedangkan hipotesis 2

diterima yaitu bahwa faktor social jurusan akuntansi (Y) secara gabungan

psikologis (X 4 ) terhadap pemilihan

berpengaruh terhadap pemilihan jurusan dapat dilakukan dengan melihat tabel

akuntansi pada mahasiswa Fakultas model summary pada Tabel Model

Ekonomi Program Studi Akuntansi Tahun Summary.

Ajaran 2012/2013.

Model Summary

Dari hasil perhitungan uji nilai F

Std.

dapat diambil kesimpulan bahwa secara

Error of

Adjusted

the

serentak, seluruh variable independen

Model

Square R Square Estimate

1 .779 a .606

tersebut berpengaruh signifikan terhadap

a. Predictors : (Constant), Psikologis, Budaya, Sosial, Pribadi

pemilihan jurusan akuntansi dengan

b. Dependent Variable : Jurusan_Akuntansi Sumber : Output SPSS (2013)

kemampuan

menjelaskan terhadap

variable dependen sebesar 57,1%. Hal ini Nilai 2 Adjusted R adalah 0.571.

berarti masih terdapat variable-variabel Hal ini berarti sebesar 57.1% variasi

lainnya yang dapat variabel dependen pemilihan jurusan

independen

menjelaskan variable pemilihan jurusan akuntansi pada mahasiswa akuntansi

akuntansi yaitu sebesar 42,9%. Fakultas

2012/2013 dapat dijelaskan oleh variasi

DAFTAR PUSTAKA

variabel dari

keempat

variabel

independen yaitu budaya, social, pribadi Kumalasari, et.al., 2010, “Analisis Faktor dan psikologis. Sedangkan sisanya, yaitu

yang Mempengaruhi Mahasiswa sebesar 42.9% dijelaskan oleh faktor lain

Dalam Pemilihan Jurusan Dengan diluar model penelitian ini.

Metode Analaisis Komponen Utama Berbasis Komputer”, Jurnal Mat

Stat, Vol 10 No.01 Januari 2010

Meryna C ardina, 2005, “Faktor-Faktor Muzammil, et.al, 2011, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa

yang Mempengaruhi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Memilih Program

Memilih Program Studi Akuntansi Studi

Universitas Terbuka” Administrasi Di Universitas Negeri Semarang”, Digilib UNNES

Pendidikan

Ekonomi

Sri Lestari, 2010, “Faktor-Faktor yang Penelitian Bisnis dengan Aplikasi Mempengaruhi

SPSS”, Jakarta Mitra Wacana Media Terhadap Pemilihan Program Studi

Minat

Siswa

Priyatno, Duwi, 2009, “SPSS Untuk Pendidikan

Analisis Korelasi, Regresi, dan UNNES”, Digilib UNNES

Kewarganegaraan

Multivariate”, Gava Medika Ety Rochaety, Ratih Tresnati, Abdul

Widarjono, Agus, 2010, “Analisis Statistika Majid Latief., 2007, “Metodologi

Multivariat Terapan”, UPP STIM YKPN

PENDEKATAN BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA MENYELURUH ORGANISASI KOPERASI KPRI KESRA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN DELI SERDANG

oleh

4) Runggu B. Napitupulu, Marion Sibarani, Chainar Elliria, S Yudi Nugroho

1,2,3) Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Agung Medan

4) Fakultas, Universitas Budi Luhur Jakarta

ABSTRAKSI

Pengurus koperasi sering terpaku hanya pada angka dalam sisa hasil usaha dan angka- angka neraca dalam menilai kinerja. Padahal unsur itu hanyalah salah satu dari sekian banyak komponen yang berinteraksi dalam lembaga. Oleh sebab itu fluktuasi yang terjadi dalam laporan keuangan sering sulit dimengerti dengan baik. Kaplan dan Norton dalam bukunya menjelaskan hal ini dalam balanced scorecard. Pengelola organisasi perlu memperhatikan perpektif lain yang tidak kalah penting yakni perpektif pelanggan, perpektif proses bisnis, dan perpektif pertumbuhan/pembelajaran. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yakni: Bagaimana kinerja Koperasi KPRI Kesra Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja organisasi koperasi. Manfaat utama yaitu sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepetingan. Teori yang digunakan terkait dengan kinerja dan balanced scorecard. Data dikumpulkan dengan sekunder dan primer. Sekunder menyangkut laporan koperasi, sedangkan primer melalui kuessioner dan wawancara dengan pengurus dan anggota koperasi. Metode Analisis yang digunakan adalah deskriptif dan analisis faktorial sederhana. Komponen-komponen Balanced scorecard diuraikan lebih lanjut dalam analisis deskriptif. Temuan dari penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: Dua parameter perspektif keuangan mengalami peningkatan selama 3 tahun ( 2008 -2010 ) yakni Return On Asset ( ROA ) dan Profit Margin on Sales ( PMS ). 2 variabel lain yaitu Loan to Deposit Ratio ( LDR ) dan Growth Rate In Sales ( GRS ) cenderung menurun dalam kurun waktu diatas. Dalam perspektif pelanggan 2 variabel kurang baik yakni : Customer retention mengalami 2 orang anggota keluar selama tiga tahun ( 2008 – 2010 ); Number of New Customer tidak ada sama sekali. Jumlah keluhan cenderung semakin sedikit. Hal ini menunjukkan kecenderungan yang semakin baik. Kepuasan anggota masuk dalam kategori baik. Cycle time cenderung semakin singkat artinya terjadi efisiensi dalam pemrosesan pinjaman. Yield Rate mengalami penurunan selama 3 tahun berturut-turut ( 2008 – 2010 ) Tiga parameter dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan perkembangan yang kondusif yakni employee productivity, employee turn over dan absenteeism. Kepuasan pengelola yang diperoleh melalui kuessioner berada pada kategori sedang. Berdasarkan temuan diatas diberikan rekomendasi berikut: Pengurus perlu mendayagunakan lebih maksimal dana yang masuk ke koperasi dalam bentuk pemberian pinjaman kepada anggota sehingga volume usaha akan semakin meningkat . Anggota luar biasa yang berasal dari luar instansi perlu mendapat perhatian. Siapa di daerah sekitar kantor koperasi yang potensil menjadi anggota. Hal ini menjadi sangat penting karena bila anggota dari dalam instansi saja, tentu saja jumlahnya terbatas.Penetapan target volume usaha perlu ditinjau kembali agar lebih menantang kreativitas pengurus. Bila dibandingkan antara target dengan realisasi pinjaman selama 3 tahun ( 2008 – 2010 ) cenderung kurang menantang. Efisiensi dalam pemrosesan pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain dalam proses bisnis koperasi agar tetap dipelihara.Kepuasan pengelola koperasi perlu lebih ditingkatkan terutama untuk mendorong mereka lebih Pengurus koperasi sering terpaku hanya pada angka dalam sisa hasil usaha dan angka- angka neraca dalam menilai kinerja. Padahal unsur itu hanyalah salah satu dari sekian banyak komponen yang berinteraksi dalam lembaga. Oleh sebab itu fluktuasi yang terjadi dalam laporan keuangan sering sulit dimengerti dengan baik. Kaplan dan Norton dalam bukunya menjelaskan hal ini dalam balanced scorecard. Pengelola organisasi perlu memperhatikan perpektif lain yang tidak kalah penting yakni perpektif pelanggan, perpektif proses bisnis, dan perpektif pertumbuhan/pembelajaran. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yakni: Bagaimana kinerja Koperasi KPRI Kesra Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja organisasi koperasi. Manfaat utama yaitu sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepetingan. Teori yang digunakan terkait dengan kinerja dan balanced scorecard. Data dikumpulkan dengan sekunder dan primer. Sekunder menyangkut laporan koperasi, sedangkan primer melalui kuessioner dan wawancara dengan pengurus dan anggota koperasi. Metode Analisis yang digunakan adalah deskriptif dan analisis faktorial sederhana. Komponen-komponen Balanced scorecard diuraikan lebih lanjut dalam analisis deskriptif. Temuan dari penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: Dua parameter perspektif keuangan mengalami peningkatan selama 3 tahun ( 2008 -2010 ) yakni Return On Asset ( ROA ) dan Profit Margin on Sales ( PMS ). 2 variabel lain yaitu Loan to Deposit Ratio ( LDR ) dan Growth Rate In Sales ( GRS ) cenderung menurun dalam kurun waktu diatas. Dalam perspektif pelanggan 2 variabel kurang baik yakni : Customer retention mengalami 2 orang anggota keluar selama tiga tahun ( 2008 – 2010 ); Number of New Customer tidak ada sama sekali. Jumlah keluhan cenderung semakin sedikit. Hal ini menunjukkan kecenderungan yang semakin baik. Kepuasan anggota masuk dalam kategori baik. Cycle time cenderung semakin singkat artinya terjadi efisiensi dalam pemrosesan pinjaman. Yield Rate mengalami penurunan selama 3 tahun berturut-turut ( 2008 – 2010 ) Tiga parameter dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan perkembangan yang kondusif yakni employee productivity, employee turn over dan absenteeism. Kepuasan pengelola yang diperoleh melalui kuessioner berada pada kategori sedang. Berdasarkan temuan diatas diberikan rekomendasi berikut: Pengurus perlu mendayagunakan lebih maksimal dana yang masuk ke koperasi dalam bentuk pemberian pinjaman kepada anggota sehingga volume usaha akan semakin meningkat . Anggota luar biasa yang berasal dari luar instansi perlu mendapat perhatian. Siapa di daerah sekitar kantor koperasi yang potensil menjadi anggota. Hal ini menjadi sangat penting karena bila anggota dari dalam instansi saja, tentu saja jumlahnya terbatas.Penetapan target volume usaha perlu ditinjau kembali agar lebih menantang kreativitas pengurus. Bila dibandingkan antara target dengan realisasi pinjaman selama 3 tahun ( 2008 – 2010 ) cenderung kurang menantang. Efisiensi dalam pemrosesan pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain dalam proses bisnis koperasi agar tetap dipelihara.Kepuasan pengelola koperasi perlu lebih ditingkatkan terutama untuk mendorong mereka lebih

Kata kunci : Pengukuran kinerja, Balanced Score Card, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

ABSTRACT

Cooperative management often fixated only on operational profit and balance sheet figure in assessing performance. And that is only one element of the many components that interact in institutions. Therefore, fluctuations in the financial statement is often difficult to understand it well. Kaplan and Norton explain this in a balanced scorecard. Business organization need to consider other perspectives are no less important that the customer perspective, business process perspective, and the perspective of growth/learning. The formulation of the problem raised in the study is: How the performance KPRI Kesra Cooperative Cooperatives, Small and Medium Enterprises Deli Serdang Regency. The research objective is to investigate and analyze the performance of cooperative organization. The main benefit is as reference for stakeholders. The theory use in connection with the performance and the balance scorecard. Data collected by secondary and primary. Secondary reports regarding cooperatives, while the primary through quessioner and interviews with officials and cooperative’s members. The analysis method used is descriptive and simple factorial analysis factorial analysis. Balanced scorecard component are described further in the descriptive analysis. The findings of the study can be described as follows: Two parameters in financial perspectives was increased for 3 years (2008-2010), such as Return On Assets (ROA) an Profir Margin On Sales (PMS). Two other variables, namely Loan to Deposit Ratio (LDR) and Growth Rate in Sales (GRS) tended to decrease in the period above. In the perspective of customer two unfavourable variables were : Customer retention had 2 members out for three years (2008-2010), number of new customer did not exist at all. The number of complaints tends to be less. This shows a trend that the better. Members satisfaction in the good category. Cycle time means there tends to be more concise in loan processing efficiencies. Yield Rate declined for 3 consecutive year (2008-2010). Three parameters in the learning and growth perspectives suggests that the development of an enabling employee productivity, employee turnover and absenteeism. Manager satisfaction gained through quesstionaire middle category. Based on the above findings the following recommendations are given: Managers need to utilize more leverage funds into cooperatives in the form of loans to members so that the voleme of business will increase. Outstanding member from outside agencies require attention. Anyone in the area around the office of member potential cooperative. This became very important because when a target need to

be revised to make it more challenging creativity management. When compare to the target of the realization of the loan for 3 years (2008-2010) tend to be less challenging. Eficiency in loan processing and other activities in the cooperative business process in order to remain. Satisfactions of the cooperative manager need to be improved, especially to encourage them to be more productive and creative in managing the cooperative. Compensation they receive needs to be improved in accordance with their contribution and their responsibilities to the organization’s progress.

Keywords : Performance Assesment, Balanced Score Card, Cooperative, Small and Medium Enterprises Keywords : Performance Assesment, Balanced Score Card, Cooperative, Small and Medium Enterprises

1. Latar Belakang

Menurut Kaplan dan Norton (2000:7) Balanced

Scorecard melengkapi Perkembangan teknologi informasi

seperangkat ukuran financial kinerja masa yang cepat telah

lalu dengan ukuran pendorong kinerja persaingan perusahaan dari industrial

mengubah pola

Balanced Scorecard competition

masa

depan.

mengembangkan tujuan unit bisnis competition, apalagi pasar bebas akan

menjadi

information

melampaui rangkuman ukuran financial. memaksa kita untuk menjalani persaingan

Konsep Balanced Scorecard menekankan yang sangat ketat. Paradigma tersebut

pada keseimbangan faktor keuangan dan tentunya juga mengubah acuan yang

non keuangan. Faktor tersebut meliputi dipakai dalam menilai kinerja suatu

faktor internal (karyawan dan organisasi) perusahaan.

dan faktor eksternal (pemegang saham memfokuskan pada pengukuran financial,

dan pelanggan) serta faktor jangka tentunya juga akan bergeser pada

pendek (operasional) dan faktor jangka pengukuran yang lebih kompleks yang juga

panjang (visi dan misi). (Kurnianto, mencakup pada non keuangan.

Balanced scorecard merupakan alat (2000:6) kinerja perusahaan merupakan

Menurut Kaplan

dan

Norton

ukur kinerja yang menyeimbangkan empat suatu tujuan yang ingin dicapai untuk

perspektif yaitu perspektif keuangan, memperoleh kesempatan bagi perusahaan

perspektif pelanggan, perspektif proses mencapai sukses di masa yang akan

bisnis internal, perspektif belajar dan datang.Hasil analisis kinerja perusahaan

Perspektif keuangan yaitu dipakai oleh pihak manajemen sebagai

berkembang.

suatu analisis kinerja perusahaan yang acuan untuk mengambil keputusan dan

inputnya berupa data-data keuangan mengevaluasi kinerja manajemen dan unit-

perusahaan seperti laporan laba rugi, unit yang terkait di ingkungan perusahaan.

neraca dan laporan perubahan modal. Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut financial

Perspektif pelanggan, merupakan sering menghilangkan sudut pandang lain

analisis yang menitikberatkan pada yang tentu tak kalah penting, seperti

segmen pelanggan dan segmen pasar di pengukuran kepuasan pelanggan dan

mana perusahaan akan beroperasi. proses adaptasi dalam suatu perubahan.

Perspektif proses bisnis internal adalah Hal ini mungkin kurang bisa bertahan

analisis yang berkaitan dengan internal dalam menghadapi setiap ancaman dalam

dimiliki perusahaan, lingkungan usaha yang sering berubah-

penting

yang

merupakan feed back (umpan balik) ubah. Proses bisnis merupakan interaksi

perusahaan kepada konsumen, yang antara manusia dan teknologi, sehingga

terdiri dari proses operasi, inovasi dan pengukuran kinerja perusahaan yang

proses pelayanan penjual. mempertahankan pada kriteria keuangan tidak bisa merefleksikan adanya teknologi

Perspektif proses belajar dan baru. Dengan adanya kelemahan atas

yaitu analisis tentang sistem pengukuran kinerja seperti di atas,

pertumbuhan

perusahaan dalam maka muncul konsep-konsep atau aspek

kemampuan

menganalisis pertumbuhan jangka panjang penilaian kinerja perusahaan yang lebih

Balanced Scorecard komprehensif,dengan mempertimbangkan

perusahaan.

digunakan sebagai sistem komunikasi, aspek keuangan dan non keuangan.

informasi

dan

pembelajaran, yang

kontribusi pada proses Salah satu alat ukur yang

memberikan

internal bisnis sehingga pelanggan menjadi memasukkan unsur financial dan non

puas terhadap produk yang bersih dan financial

aman, harganya murah dan berkualitas aman, harganya murah dan berkualitas

Kinerja Perusahaan pada

Pengukuran

Perusahaan menggunakan pengukuran mendapatkan keuntungan yang tercermin

( performance measurement) dalam performansi keuangan.

kinerja

sebagai alat bantu bagi manajemen dalam

2. Perumusan Masalah

mengukur kinerja bisnisnya dibandingkan dengan tujuan perusahaan. Alat untuk

Dengan memperhatikan uraian pada mengukur kinerja antara masing-masing latar belakang penelitian maka akan

berbeda-beda, sebagai dirumuskan masalah penelitian sebagai

perusahaan

contohnya suatu perusahaan dianggap baik berikut :

karena perusahaan tersebut menghasilkan tingkat ROI (Return On Investment) yang

a. Bagaimana kinerja Koperasi KPRI Kesra tinggi, atau menghasilkan tingkat EVA dilihat dari perspektif keuangan

( Economic

Value

Added) yang

b. Bagaimana kinerja Koperasi KPRI Kesra positif.Terdapat beberapa ukuran kinerja dilihat dari perspektif pelanggan yakni: a.Ukuran kinerja tunggal. Ukuran

c. Bagaimana kinerja Koperasi KPRI kesra kinerja yang hanya menggunakan satu dilihat dari perspektif proses bisnis ukuran untuk menilai kinerja manajer. b. internal Ukuran kinerja beragam. Ukuran kinerja

d. Bagaimana kinerja Koperasi KPRI Kesra yang menggunakan berbagai macam dilihat dari perspektif proses belajar ukuran untuk menilai kinerja manager. dan berkembang c.Ukuran kinerja gabungan.Ukuran kinerja

3. Kajian Pustaka

yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-

3.1. Kinerja Perusahaan

masing ukuran dan menghitung rata- ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja

Definisi kinerja perusahaan

manajer.

Kinerja perusahaan menurut Weston

3.2. Balanced Scorecard

dan Copeland (1995:238) adalah suatu ukuran kuantitatif yang meliputi aliran arus

Pengertian Balanced Scorecard

kas yang akan datang untuk mencapai tujuan

Menghadapi banyaknya persaingan, modalnya.. Menurut Srimindarti (2004:53)

suatu perusahaan membutuhkan alat-alat kinerja merupakan suatu istilah secara

strategi bisnis agar dapat mencapai umum yang digunakan untuk sebagian atau

masa mendatang. seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu

keberhasilan

di

Hafidhuddin dan tanjung (2003 : 39) setiap organisasi pada suatu periode dengan

organisasi pasti mengalami perubahan atau referensi pada sejumlah standar seperti

ditelan oleh perubahan itu sendiri. biaya-biaya

diproyeksikan dengan dasar efisiensi, Salah satu cara untuk mengubah pertanggungjawaban atau akuntabilitas

organisasi ke arah yang lebih baik adalah manajemen dan semacamnya.

dengan merubah metode atau model pengukuran kinerjanya dari yang awalnya

Dari pengertian di atas dapat hanya menggunakan metode tradisional disimpulkan bahwa kinerja perusahaan

yaitu penghitungan tradisional yaitu adalah

keuangan saja menjadi metode Balanced bagaimana perusahaan memanfaatkan

hasil yang

mencerminkan

Scorecard (BSC). Hal ini agar organisasi harta yang dimiliki secara produktif dan

dalan melakukan memonitor efisiensi penggunaan modal

atau

perusahaan

pengukuran kinerjanya mencakup semua perusahaan dalam bentuk dana maupun

hal bukan hanya unsur financial saja. barang untuk meningkatkan nilai bagi

Pengertian Balanced Scorecard menurut pemegang saham.

Hutabarat (1997:26) adalah potret nyata Hutabarat (1997:26) adalah potret nyata

Balanced Scorecard organisasi ke dalam kerangka proses

menunjukkan keterkaitan yang sangat erat belajar strategik dengan mengkaitkan

perusahaan dengan semua aspek dalam lingkungan bisnis

antara

strategi

pengukuran-pengukuran yang diperlukan sehingga dapat digunakan sebagai umpan

untuk mendorong kinerja perusahaan. balik mengenai strategi yang akan dijalankan organisasi

3.3. Elemen-elemen Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menekankan elemen- Balanced

Scorecard

merupakan

elemen sebagai berikut:

metode penelitian kinerja unit usaha yang melengkapi ukuran kinerja keuangan masa

a) Profitability Measures

lampau dengan pemicu kinerja unit usaha di Merupakan pengukuran melalui data masa

akuntansi yaitu laba operasi, hasil 2006:35). Tujuan dan ukuran memandang

yang akan

datang(Kurnianto,

penjualan ( return on capital employe), kinerja perusahaan dari empat perspektif

nilai tambah ekonomis ( economic value memberi kerangka kerja bagi Balanced

added), pertumbuhan penjualan yang Scorecard ,. Sedangkan menurut Srimindarti

cepat atau terciptanya arus kas. (2004:56) konsep BSC memperkenalkan empat proses manajemen yang baru, yang

b) Customer Satisfaction Measures terbagi dan terkominasi antara tujuan

pengukuran dengan strategik jangka panjang dengan peristiwa –

Merupakan

memperhatikan kepuasan pelanggan yaitu peristiwa jangka pendek, yaitu:

produk yang bersih dan lama, harganya murah dan berkualitas tinggi serta

a.Menterjemahkan visi, misi dan strategi pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan agar perusahaan b. Komunikasi dan hubungan

perusahaan

mengetahui apa yang

sebenarnya diinginkan oleh konsumen mempertimbangkan apakah perusahaan

c. Rencana

bisnis

dengan

khususnya pelanggan.

akan menekankan pada pertumbuhan pendapatan dan pasar, profibilitas atau

c) Innovation Measures

menghasilkan arus kas. Produk yang ideal menurut pelanggan Menggunakan

yaitu produk yang bermutu, dikirim tepat perusahaan didorong untuk tidak hanya

Balanced

Scorecard,

waktu, tanpa kerusakan, dan harga yang memberikan perhatian pada proses yang

murah, akan selalu berkembang sehingga ada, tetapi berusaha mencari metode

perusahaan harus selalu mengikuti pasar proses baru yang memberikan kinerja

atau selangkah lebih maju dari kebutuhan lebih baik lagi bagi pelanggan dan

yang diinginkan oleh pelanggan itu sendiri. pemegang saham untuk strategi yang ditetapkan. Tanpa Balanced Scorecard, manajemen tidak memiliki prosedur untuk

d). Efficiency Quality and Times menerima umpan balik mengenai strategi

adalah tingkat yang ditetapkan dan menguji hipotesa

Bentuk

pengukuran

efisiensi, kualitas dan waktu. Dalam yang menjadi strategi tersebut. Alat ukur

menawarkan atau berproduksi perusahaan Balanced Scorecard bagi manajemen

harus dapat mengitegrasikan seluruh dapat dipakai sebagai alat ukur memonitor

bagian dengan efisiensi (dalam biaya), dan menyesuaikan implementasi dari

tetapi dengan hasil yang memiliki kualitas strategi yang ditetapkan, dan apabila

yang tinggi dan penyelesaian yang tepat diperlukan

fundamental dalam strategi itu sendiri.

e).ROCE (Return On Capital Employee) satu rasio keuangan yaitu rasio likuiditas Merupakan pengukuran scorecard dalam

yang mana dari perhitungan rasio ini perspektif

diharapkan dapat diketahui tentang merupakan hasil dari penjualan yang terus

kemampuan perusahaan dalam membayar berkembang dan berulang dari konsumen

kewajiban jangka pendek. (Darsono dan yang ada, di mana loyalitas diantara para

Ashari, 2005:51).

pelanggan. Dalam hal ini, loyalitas menjadi ukuran dari Balanced Scorecard dalam

kinerja keuangan perspektif pelanggan.

Pengukuran

menurut Soetjipto (1997:21) mempunyai kelemahan yaitu ketidak mampuannya

Misi dan strategi tersebut harus mengukur kinerja harta-harta tak tampak dapat diterjemahkan dalam tujuan dan

( intangible assets) dan harta-harta pengukuran lebih nyata. Keseimbangan

intelektual (sumber daya manusia) dan antara pengukuran hasil dari usaha masa

kinerja keuangan tidak mampu bercerita lalu dengan pengukuran yang mendorong

banyak mengenai masa lalu perusahaan kinerja dimasa yang akan datang. Untuk

serta tidak mampu sepenuhnya menuntun lebih jelasnya Kaplan dan Norton (2000:23),

perusahaan kearah yang lebih baik. menguraikan keempat perspektif dari

Balanced Scorecard diuraikan sebagai

b. Perspektif pelanggan

berikut: Pada perspektif pelanggan, manajer

a. Perspektif keuangan mengidentifikasikan segmen pelanggan dan segmen pasar di mana perusahaan akan

beroperasi, dan kemudian mengukur kinerja perspektif keuangan tetap mendapat

Dalam Balanced

Scorecard

perusahaan berdasarkan target dari segmen perhatian

tersebut. Pengukuran yang digunakan keuangan merupakan sesuatu yang sangat

adalah kepuasan konsumen, profitabilitas penting dari konsekuensi ekonomi yang

pelanggan, dan pangsa pasar pada target terjadi disebabkan oleh keputusan dan

segmen tersebut. Ada dua kelompok tindakan

pengukuran dalam perspektif pelanggan, Pengukuran

menunjukkan apakah

perencanaan,

implementasi dan pelaksanaan

1) Core measurement group strategi memberikan perbaikan yang

dari

Core measurement group mengukur mendasar. Hal ini juga dikarenakan

tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, penghitungan keuangan harus dilakukan

akuisisi, konsumen dari pasar yang setiap saat, baik kegiatannya secara tunai

ditargetkan, dan tingkat keuntungan yang maupun tidak.

Weston dan Copeland diperoleh dari target pasar yang dilayani. (1992:237), membagi tiga alat ukur

kinerja perusahaan dalam perspektif

2) Customer value proposition keuangan, yaitu: Return on Investment

Customer value proposition disebut juga x (ROI), sebagai alat ukur kinerja yang

kelompok penunjang karena terdiri dari mengukur

Menggambarkan berdasarkan hasil pengembalian yang

performance driver yang menyangkut dihasilkan dari investasi. Profit Margin On

pertanyaan apa yang harus disajikan Sales, menunjukkan besarnya kemampuan

perusahaan untuk mencapai tingkat perspektif dalam meraih laba bersih dari

kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi setiap penjualan. Growth Rate In Sales,

konsumen yang tinggi.

pelanggan adalah dengan

mengukur tingkat pertumbuhan penjualan

Kepuasan

tingkat di mana perasaan seseorang kenaikan

membandingkan

prosentase

setelah membandingkan kinerja (hasil) sebelumnya. Dan penulis menambahkan

yang mereka rasakan dibanding dengan yang mereka rasakan dibanding dengan

inovasi dalam dirasakan dengan harapan. Adapun

memasukkan

proses

perspektif proses bisnis internal yaitu harapan dari pelanggan dibentuk dari

perancangan produk dan pengembangan pengalaman, pemberian dimasa lalu,

produk. Dalam pendekatan tradisional, komentar teman, serta janji dan informasi

proses bisnis internal dimulai dengan pemasar dan saingannya.

penerimaan pesanan dari pelanggan untuk produk jasa dan kemudian menciptakan

Adapun kepuasan pelangan ini nilai bagi pelanggan, pengiriman dan adalah sesuai dengan apa yang diharapkan

pelayanan produk dan jasa. dan dijanjikan oleh perusahaan dalam transakasi bisnis dengan berlaku jujur.

d. Perspektif proses belajar dan berkembang

c. Perspektif proses bisnis internal

Dalam perspektif proses belajar dan Dalam perspektif proses bisnis

berkembang terdapat faktor-faktor yang internal,

Menurut Mirza mengidentifikasikan proses bisnis sebaik-

(1997:11) faktor-faktor tersebut adalah baiknya, karena proses internal tersebut

kemampuan pekerja, kemampuan sistem mempunyai nilai-nilai yang diinginkan

motivasi, adanya pelanggan. Perspektif proses bisnis internal

informasi,

adanya

pemberdayaan, dan perlu juga adanya merupakan keseluruhan proses dari

pensejajaran yang dibutuhkan organisasi identifikasi kebutuhan pelanggan sampai

untuk mencapai kinerja yang diinginkan. pemenuhan.

Suatu organisasi yang ideal dan memiliki Scorecard membagi pengukuran dalam

Pendekatan

Balanced

kompetitif tidak hanya prespektif proses bisnis internal menjadi

keunggulan

mempertahankan kinerja relatif yang ada, tiga macam (Secakusuma, 1997:8) yaitu:

tetapi memperbaiki secara terus-menerus yang

hanya

dapat dicapai apabila

1) Proses inovasi perusahaan melibatkan mereka langsung Unit bisnis mencari kebutuhan laten dari

terkait dalam proses bisnis internal. pelanggan dan menciptakan produk dan

jasa yang dibutuhkan pelanggan tersebut. Balanced Scorecard dibutuhkan perusahaan

sebagai

suatu sistem

2) Proses operasi pengukuran yang akan menghubungkan Proses untuk membuat dan menyampaikan

antara perbaikan dibidang operasional produk atau jasa yang dibuat perusahaan

dengan kinerja keuangan perusahaan. saat ini.

Sasaran dari sistem pengukuran adalah

3) Proses pelayanan purna jual untuk memotivasi semua lini pekerja untuk Merupakan jasa pelayanan pada pelanggan,

secara baik setelah penjualan produk atau jasa tersebut

mengimplementasikan

strategik unit bisnis yang ada. Balanced dilaksanakan.

Scorecard berusaha untuk mencapai mendasar dalam proses bisnis internal

kinerja bisnis yang baik dan melaksanakan antara pendekatan tradisional dengan

untuk pencapaian pendekatan Balanced Scorecard (Kaplan

tindakan-tindakan

tujuan organisasi.

dan Norton, 2000:27), dalam pengukuran kinerja pendekatan tradisional hanya

4.Teknik Analisis Data

berusaha melihat pada proses bisnis

4.1. Teknik Deskriptif

internal yang ada pada saat itu, sedangkan Balanced Scorecard akan melihat pula

Berdasarkan informasi dari laporan proses bisnis internal yang baru sama sekali

keuangan dan data lain yang dikumpulkan sehingga

khusus untuk keperluan penelitian ini memuaskan

disusun dalam bentuk tabel (tabulasi), lalu diperbandingkan, dan selanjutnya di disusun dalam bentuk tabel (tabulasi), lalu diperbandingkan, dan selanjutnya di

ditambah dengan volume usaha akhir, scorecard, yakni:

selanjutnya dibagi dua.

1. Perpektif Keuangan

2. Perspektif Pelanggan

a. Rasio LDR (Loan to Deposit

Ratio)

a. Customer retention

kredit/pinjaman yang diberikan oleh Merupakan salah satu indikator dalam koperasi dengan dana yang diterima

perspektif pelanggan yang mengukur dalam periode tertentu (Darsono, 2005)

besar perusahaan Total Pinjaman

seberapa

pelanggan lama LDR =

mempertahankan

(Srimindarti, 2004). Customer Retention Total Dana Yang Diterima

diperoleh dengan teknik berikut: Pinjaman yang diberikan meliputi pinjaman simpan pinjam dan pinjaman

Jumlah Anggota Lama sementara

anggota. Total dana yang diterima terdiri Jumlah Anggota Yang Keluar dari kas dan bank yang mengalami

penambahan selama periode tertentu

b. Number of New Customer

Seberapa

banyak koperasi berhasil

b. Return On Asset (ROA) menarik pelanggan-pelanggan/anggota- Perbandingan antara laba bersih yang

anggota baru. Diukur dengan jumlah diperoleh dalam satu periode dengan

anggota baru yang didapatkan setiap jumlah seluruh asset yang dimiliki oleh

tahun (Srimindarti, 2004). koperasi (Darsono, 2005)

c. Number of Complain

Sisa Hasil Usaha

ROA = Merupakan salah satu ukuran kinerja yang Total Asset

mengukur seberapa banyak anggota yang

c. Profit Margin On Sales melakukan komplain terhadap koperasi Rasio antara laba bersih yang

(Srimindarti, 2004).

diperoleh koperasi dalam satu periode dengan volume usaha dalam periode yang

Jumlah complain sama (Darsono, 2005)

NC =

Sisa Hasil Usaha Jumlah Urusan Anggota

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25