5.2. Analisa Mengenai Gejala Glaukoma
Gejala merupakan kumpulan keluhan subyektif yang berhubungan dengan keadaan klinis pasien. Dalam penelitian ini mengambil istilah yang
seringkali dikeluhkan pasien dari kuesioner Glaucoma Symptom Scale GSS. Hasil keluhan penglihatan kabur adalah yang terbanyak membawa
pasien berkunjung ke dokter spesialis mata. Kuesioner GSS dapat berkorelasi baik dengan NEI-VFQ, Lee et al mengemukakan hubungan
korelasi baik Knutson et.al., 2005 Lee BL, Guetierrez P, Gordon M et.al., 1998
5.3. Analisa Kuesioner NEI-VFQ25
NEI-VFQ 25 hingga saat ini masih menjadi standar dalam mengevaluasi kualitas hidup individu dengan gangguan penglihatan,
terlebih lagi banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa NEI-VFQ cukup baik untuk menilai kualitas hidup pasien glaukoma. Kelebihan lain
tentang kuesioner ini adalah dapat dipakai dengan jumlah sampel yang relatif kecil di bandingkan dengan kuesioner lainnya.
Kelemahan kuesioner ini adalah pada skala kesehatan umum yang penilainnya sangat subyektif berdasarkan pendapatan pasien aktifitas
melihat jauh dan melihat dekat di evaluasi baik dalam kuesioener NEI- VFQ dengan pertanyaan seputar aktivitas sehari-hari, nilai rata-rata skor
yang dianggap cukup baik adalah berkisar antara 75 hingga skor 100 Spacth G. et.a, 2006
Pertanyaan mengenai perifer merupakan yang spesifik dipunyai oleh model kuesioner NEI-VFQ ini. Nilai skor yang dianggap cukup baik
untuk topik ini berkisar 75 hingga 100. Walaupun hanya terdiri dari 2 pertanyaan yaitu menanyakan kemampuan pasien untuk menyadari
adanya objek atau orang disamping pasien saat mereka sedang berjalan. Kehilangan lapang pandang perifer akan menurunkan kemampuan pasien
akan beresiko untuk berjalan menabrak-nabrak sesuatu. Jawaban dari penelitian ini tidak mengalami kesulitan Gillespie BW, Musch DC, Guire
KE., Freeman EE. et.al., 2008.
5.4. Analisa Skor Kualitas Hidup
Usia adalah faktor yang memberikan kemaknaan signifikan dalam hubungan terhadap skor kualitas hidup pada penelitian ini p0,005. Hal ini
dinyatakan oleh MCkean-Cowdin et al dan Nutheti et al.,Hyman et al menyatakan usia memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup
Gillespie BW, Musch DC, Guire KE 2003 Nurheti R, Shamanna BR, Nirmalan PK et.al., 2006 Viswanathan AC, McNaught Al., 1999
Jumlah pemakai obat dilihat hubunganya terhadap kualitas hidup, hasilnya terlihat kemaknaan yang cukup berarti secara statistik. Ada
perbedaan signifikan antara pemberian obat jenis pertama dengan obat jenis kedua p0,001.
Lamanya penyakit yang diderita oleh responden dalam penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang bermakna dengan skor kualitas
hidup secara statistik terdapat hubungan lama penyakit dengan skor kualitas hidup signifikan p0,005, semakin lama perjalanan penyakit maka
kualitas hidup akan menurun. Sherwood et al dengan model kuesioner ADVS dalam penelitiannya menyatakan jumlah terapi obat dan terapi
operatif dan lamanya penyakit yang diderita berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita glaukoma terutama yang berhubungan aktivitas di
malam hari Nurheti R, Shamanna BR, Nirmalan PK et.al., 2006 Viswanathan AC, McNaught Al., 1999. Cosmo Octavianus dalam
penelitiannya dengan model kuesioner NEI-VFQ mengatakan terdapat perbedaan signifikan skor kualitas hidup antara penderita glaukoma tahap
moderat dan tahap lanjutan. Octavianus Mangunsong
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN